2.833 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Cicak dan Payudara
Ornamen Ornamen
Sumatera Utara

Ketika kita berkunjung ke rumah adat Suku Batak (Rumah Bolon ), kita pasti akan menemukan suatu ornamen yang lumayan unik, yaitu seekor cicak yang menghadap 4 payudara. Ornamen ini biasanya dapat kita lihat tepat di depan pintu masuk rumah adat Suku Batak tersebut. Lalu, apa yang menjadi makna dibuatnya ornamen tersebut? Cicak atau yang disebut boraspati ini merupakan simbol kebijaksanaan dan kekayaan bagi penerus generasi Batak. Seperti yang kita tahu, ci­cak meru­pakan bi­natang yang se­lalu ada di segala medan. Sesuai dengan itu, maka orang Batak di­hara­p­kan dapat hidup di segala medan, dapat beradaptasi dengan cepat dengan lingkungannya yang baru dimanapun orang Batak itu berada, bahkan dalam kondisi sesulit apapun. Seperti yang kita ketahui, banyak masyarakat Suku Batak yang merantau dari kampung kelahirannya ke tanah ‘orang’. Maka masyarakat Suku Batak diharapkan dapat beradaptasi dengan cepat dan berjuang dimanapun masyarakat t...

avatar
Oskm_19918066_michael
Gambar Entri
Tradisi Bersirih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sumatera Utara

Tradisi bersirih atau makan pinang adalah warisan budaya yang terdiri dari pinang, sirih, gambir, tembakau, kapur, cengkih.   Awalnya kebiasaan ini dilakukan sebagai penyedap mulut, yang lambat laun menjadi kebasaan masyarakat. Tradisi ini disamakan seperti merokok, meminum kopi, teh, sebagai kenikmatan nan sehat. Bersirih ini mempunyai manfaat yang baik bagi gigi karna dapat menguatkan gigi, menyembuhkan luka di mulut, menghilangkan bau mulut, menghentikan pendarahan gusi, serta sebagai obat kumur.   Sirih sangat terkenal dikalangan kebudayaan masyarakat melayu. Selain dimakan oleh banyak orang kebanyakan, sirih juga dikenal sebagai simbol budaya yang tidak dapat dipisahkan dari adat istiadat melayu. Sirih digunakan sebagai menyambut tamu, penyambutan tami tersebut divisualisasian dalam bentuk tarian. Dari pemetikan daun sirih, sampai penyajian ditampilkan dengan tarian yang akhirnya menjadi tarian tradisional Aceh yang dinamakan Tari Ranub Lampuan. &n...

avatar
OSKM18_19718128_tamimma tamimmah disma lestari
Gambar Entri
Prasasti Lobu Tua
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sumatera Utara

Prasasti Lobu Tua Prasasti Lobu Tua , atau  Prasasti Barus , merupakan salah satu prasasti di Indonesia dalam bahasa Tamil, yang ditemukan pada tahun 1873. Prasasti ini berangka tahun Saka 1010 atau 1088 Masehi. Prasasti ini dipublikasikan dalam laporan yang berjudul " Madras Epigraphy Report " tahun 1891-1892 oleh E. Hultzsch, ahli epigrafi Inggris di India. Prasasti ini menyebutkan tentang adanya suatu serikat dagang bangsa Tamil di daerah Barus. Serikat dagang tersebut disebutkan bernama “Yang Ke Lima Ratus dari Seribu Arah” ( Disai-Ayirattu- Ainnurruvar ). Menurut Prof. Y. Subbarayalu dari Universitas Thanjavur, serikat dagang ini yang bernama lain  Ayyavole , juga meninggalkan prasasti berbahasa Tamil pula di Aceh. Di Barus, mereka membeli berbagai komoditas dari penduduk setempat, dan kepada para anggotanya menarik cukai berupa emas yang didasarkan pada harga kasturi, dengan objek...

avatar
OSKM18_16718255_Jeremiah Tjandra
Gambar Entri
MANGONGKAL HOLI
Ritual Ritual
Sumatera Utara

MANGONGKAL HOLI adalah suatu tradisi yang dilakukan oleh orang batak khusunya suku batak toba (sumatera utara), biasanya mangongkal holi itu memindahkan tulang – tulang leluhur (opung) dari tanah perantauan ke tanah kelahiran. Di tanah kelahiran itu sudah di bangun berupa tugu, lalu tulang – tulang tersebut dimasukkan ke dalam tugu yang di dalam tunggu tersebutlah semua keturunannya dimasukan. Mangongkal holi sudah pernah dilaksanakan dalam keluarga ayah saya yaitu keturunan OPUNG PARULIAN SIDABUKE. Ayah saya adalah cucu pertama laki – laki dalam keluarganya dan ayah saya lah yang menjadi pembawa nama dari orang tua dan kakeknya. Ayah saya bernama PARULIAN maka orang tuanya disebut bapak Parulian dan kakeknya opung Parulian. Tahun 1955 kakek dan nenek ayah saya meninggal di Jakarta di Pondok Rangon, tahun itu pula mereka sepakat memindahkan tulang – tulangnya ke tanah kelahirannya di silabayu disana sudah dibangun berupa tugu untuk keturunan...

avatar
OSKM18_16618367_Mitha Aprilla
Gambar Entri
Daun Pirdot
Pengobatan dan Kesehatan Pengobatan dan Kesehatan
Sumatera Utara

Daun Pirdot Pirdot ( Saurauia bracteosa  DC.), dikenal juga dengan nama pirdot (Bahasa Batak) merupakan jenis tanaman pionir yang dapat diandalkan dalam merehabilitasi kawasan yang terdegradasi terutama yang terdapat di dataran tinggi. Tanaman ini jarang ditemukan, namun pohon ini banyak ditemukan di daerah Girsan Sipangan Bolon, daerah di pinggiran Danau Toba. Pohon yang berwarna coklat dan mudah patah ini berukuran kecil-sedang, dengan tinggi 3 sampai 15 m. Selain sebagai tanaman pionir, pirdot memiliki banyak manfaat terutama sebagai tanaman obat.   Tanaman ini memiliki daun berbentuk lonjong-jorong, panjang 18 – 36 cm, lebar 8 – 18 cm, bergerigi, meruncing di ujung, dan bulat di bagian dasar. Permukaan bawah daun seperti beludru kelabu atau berbulu cokelat, bersisik pada permukaan atas daun remaja, licin pada daun dewasa. Daunnya dilaporkan mempunyai kemampuan dalam mengobati penyakit kanker, diabetes, dan menurunkan kolesterol, karena pada daun...

avatar
Oskm_16718483_rosemary
Gambar Entri
Mate Pupur
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Sumatera Utara memiliki sebuah tradisi khusus yang dijalankan untuk seorang perempuan yang menjadi janda dalam kondisi belum atau tidak mempunyai anak. Tradisi tersebut dikenal dengan istilah “ Mate Pupur ” yang artinya “meninggal dunia tanpa ada keturunan”.   Dalam tradisi Batak, perempuan yang menjadi janda dan memiliki keturunan akan diberikan kain ulos ( kain tenun khas suku Batak ) yang disebut dengan “Ulos Tujung” di bagian kepala, yang menandakan bahwa perempuan tersebut dalam masa berkabung sampai waktu tertentu. Namun pada kejadian Mate Pupur , ulos tersebut tidak diberikan sebagai pertanda bahwa perempuan tersebut tidak terikat dengan keluarga dari suami yang sudah meninggal.     Pada dasarnya perempuan yang menikah harus tinggal di kampung suaminya, namun seusai dengan tradisi Mate Pupur perempuan tersebut harus segera dibawa pulang kembali ke kampung asalnya setelah selesai penguburan. Hal ini dilakuka...

avatar
OSKM18_16818029_Anggi
Gambar Entri
Rumah Delapan Keluarga
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Utara

Rumah delapan keluarga atau Siwaluh Jabu merupakan Rumah Adat Karo yang sangat terkenal. Rumah ini dinamakan dengan sebutan Siwaluh Jabu yang memiliki arti dihuni oleh delapan keluarga. Rumah ini merupakan rumah zaman dahulu yang masih ada sampai saat ini di Desa Juhar, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Tradisi rumah tersebut pada zamannya, merupakan satu kekeluargaan yang sangat akrab dimana di rumah tersebut juga tersedia dapur masing-masing untuk satu keluarga yang terdiri dari delapan tungku. Setelah mereka selesai makan masing-masing keluarga, maka sering terjadi dialog membicarakan tentang adat istiadat. Entah membuat pesta peradatan atau berdiskusi tentang bertani di rumah tersebut. Mereka selalu bergotong royong baik disaat memanen maupun disaat menanam. Demikian suasana keakraban di rumah tradisi adat karo. Jika kita lihat dari segi bangunannya, di dalam rumah Siwaluh Jabu memiliki ciri khas yang unik. Keunikan rumah Siwaluh Jabu dapat dilihat dari hiasan kepala kerbau di...

avatar
OSKM_19918139_Sifa
Gambar Entri
Pernikahan Suku Karo
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Cara Pernikahan Menurut Sudut Pandang Suku Karo

avatar
Ratugracia01
Gambar Entri
Manulangi Natua-Tua
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Menghormati orang tua adalah salah satu kewajiban anak yang sangat penting. Dalam kehidupan suku Batak, terdapat sebuah tradisi di mana anak-anak dari orang tua (yang sudah tua dan telah memiliki cucu) berkumpul untuk menyuapi orang tua tersebut. Dalam bahasa Batak, tradisi ini disebut  Manulangi Natua-Tua  atau dalam bahasa Indonesia 'menyuapi orang tua'. Anak-anaknya yang telah berkeluarga menyuapi orang tuanya dengan makanan-makanan yang lezat.  Selain untuk menghormati orang tua sebagai bentuk pengabdian, Manulangi Natua-Tua juga bertujuan untuk memohon doa restu kepada orang tua, misalnya memohon kelancaran proses kelahiran, dan bahkan memohon doa bagi anaknya yang belum dikaruniai keturunan. Upacara ini juga biasa dilakukan ketika orang tua tersebut sedang memasuki masa kritis sebagai bentuk pengabdian dan rasa terima kasih seorang anak kepada orang tuanya. Upacara ini dapat juga dimaksudkan agar penyakit dan bencana menjauh dari orang tua. Umumnya a...

avatar
OSKM18_16118087_Rolina ITB_2018