|
|
|
|
Mate Pupur Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM18_16818029_Anggi . |
Sumatera Utara memiliki sebuah tradisi khusus yang dijalankan untuk seorang perempuan yang menjadi janda dalam kondisi belum atau tidak mempunyai anak. Tradisi tersebut dikenal dengan istilah “Mate Pupur” yang artinya “meninggal dunia tanpa ada keturunan”.
Dalam tradisi Batak, perempuan yang menjadi janda dan memiliki keturunan akan diberikan kain ulos ( kain tenun khas suku Batak ) yang disebut dengan “Ulos Tujung” di bagian kepala, yang menandakan bahwa perempuan tersebut dalam masa berkabung sampai waktu tertentu. Namun pada kejadian Mate Pupur, ulos tersebut tidak diberikan sebagai pertanda bahwa perempuan tersebut tidak terikat dengan keluarga dari suami yang sudah meninggal.
Pada dasarnya perempuan yang menikah harus tinggal di kampung suaminya, namun seusai dengan tradisi Mate Pupur perempuan tersebut harus segera dibawa pulang kembali ke kampung asalnya setelah selesai penguburan. Hal ini dilakukan karena beberapa alasan.
Pertama, perempuan tersebut harus segera kembali ke kampung nya sebelum diusir oleh keluarga dari pihak laki-laki. Bagi orang Batak pada jaman dahulu, tidak mempunyai keturunan dianggap sebagai aib karena artinya mereka tidak punya ahli waris atau tidak punya pewaris marga (nama keluarga).
Kedua, agar perempuan tersebut bisa menikah lagi karena sudah tidak terikat dengan keluarga suami yang sudah meninggal.
Ketiga adalah supaya tidak menganggu rumah tangga keluarga suami yang sudah meninggal. Hal ini dikarenakan pada jaman dahulu sebelum orang batak memiliki agama, banyak perempuan yang malah menikah dengan saudara laki-laki dari suaminya yang sudah meninggal, atau bahkan mertuanya. Kejadian ini disebut dengan “Manghabia”. Untuk menghindari hal ini, maka perempuan tersebut segera dibawa pulang kembali oleh keluarganya.
Namun tradisi ini semakin lama sudah semakin pudar semenjak orang orang batak sudah memiliki agama, walaupun beberapa yang adat-nya kuat masih ada yang menjalankan hal ini. Sekarang, hal ini dianggap sudah tidak sesuai atau bertentangan dengan kepercayaan mereka sekarang dan juga dikarenakan pola pikir orang-orang yang sudah semakin maju.
Narasumber: Charles D Gultom (Paman)
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |