 
            Sega lengko ( nasi lengko dalam Bahsa Indonesia) adalah makanan khas masyarakat pantai utara (Cirebon, Indramayu, Brebes, tegal dan sekitarnya). Makanan khas yang sederhana ini sarat akan protrein dan serat serta rendah kalori karena bahan-bahan yang digunakan adalah 100% non-hewani. Bahan-bahannya antara lain: nasi putih (panas-panas lebih baik), tempe goreng, Tahu goreng, Mentimun (mentah segar, dicacah), tauge (direbus), daun kucai (dipotong kecil-kecil), bawang goreng, bumbu kacang (seperti bumbu rujak, pedas atau tidak, tergantung selera), dan kecap manis. Dan, umumnya kecap manis yang dipergunakan adalah kecap manis encer, bukan yang kental. Disiramkan ke atas semua bahan. Tempe dan tahu goreng dipotong-potong kecil dan diletakkan di atas sepiring nasi. Mentimun dicacah, lalu ditaburi pula di atasnya, juga toge rebus, serta disiram bumbu kacang di atasnya, dan potongan daun kucai, lalu diberi kecap secukupnya sampai kecoklatan, dan di taburi bawang goreng. Dan sekeping ker...
 
                     
            Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula dan desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-lempengan tembaga yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari. Kumpulan lempengan Prasasti Mula Malurung ditemukan pada dua waktu yang berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga lempeng di lapak penjual barang loak, tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya. Keseluruhan lempeng prasasti saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
 
                     
            Prasasti Gondosuli merupakan salah satu obyek wisata sejarah, bahkan bisa disebut paling bersejarah di Kabupaten Temanggung. Dari tempat inilah wisatawan bisa memperoleh gambaran mengenai kehidupan social budaya masyarakat Temanggung tempo dulu. Prasasti ini terletak di Desa Gondosili Kecamatan Buu. Jaraknya hanya sekitar 13 km arah barat etm. Diulis pada tahun 832, sesuai dengan candrasengkala yang ada, Prasasti Gondosuli menjadi saksi bisu kejayaan Dinasti Sanjaya, terutama di masa pemerintahan Rakai Patahan (Rakaryan Patapan Pu Palar) sebagai raja di Mataram Hindu (Mataram Kuno). Nama Rakai Patapan juga dapat dijumpai dalam Prasasti Karang Tengah yaitu ditulis pada tahun 824. Secara keseluruhan luas lokasi situs ini sekitar 4.992 m2. Untuk menjaga keutuhannya disekeliling prasasti diberikan bangunan beratap seng dan diberi pagar keliling dari bersi. Hai ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan lebih memberi perlindungan kepada benda yang sangat bersejarah tersebut.
 
                     
            Batagor atau bakso tahu goreng merupakan makanan khas Indonesia yang berasal dari Bandung, namun sekarang kita juga bisa dengan mudah menemukan Batagor di sekitar kita. Biasanya Batagor dijajakan dengan Siomay yang juga merupakan makanan khas dari Bandung. Rasa dari Batagor yang khas dan siraman saus cuka memang sangat enak dimakan saat siang/sore sambil menunggu waktu makan besar. Bahan batagor Bandung: 5 buah tahu putih ukuran 8x8 100 gr udang kupas, cincang halus 50 gr daging ayam, cincang halus 1 btr telur, kocok lepas 3 sdm tepung kanji 1/2 sdt merica bubuk 1 sdt garam 1 sdt minyak wijen 2 batang daun bawang, iris halus Minyak goreng secukupnya untuk menggoreng Bahan lapisan batagor Bandung (aduk rata): 1 btr telur, kocok lepas 50 gr terigu 100 ml air Bahan sambal cuka batagor Bandung: 100 ml air matang 1 sdt cuka masak Bumbu halus batagor Bandung: 2 sdm kacang tanah goreng 2 buah cabai merah goreng 2...
 
                    Merupakan pagelaran seni yang di adakan di pelataran candi penataran, sebagai bentuk pengenalan dan pelestarian budaya tradisional di blitar. biasanya di ikuti oleh para pelak seni lokal. dan kadang beberapa tamu dari luar negeri acara ini dilaksanakan tepat setiap bulan purnama setiap bulannya. ini web lengkapnya www.purnamaserulingpenataran.com
 
                     
            Merupakan gelar bagi Penguasa propinsi utama kerajaan Majapahit. Wilayah Kerajaan Majapahit tersusun secara konsentrik, terdiri atas Bumi Majapahit sebagai wilayah ibukota kerajaan, Propinsi Utama yang merupakan kawasan penyangga ibukota kerajaan meliputi bagian timur dan bagian tengah Jawa, Daerah Mancanegara yang meliputi kepulauan Nusantara dan daerah Mitreka Satata yang merupakan wilayah di luar kerajaan yang menjalin hubungan diplomatik yang setara. Propinsi Utama majapahit pada masa pemerintahan hayam wuruk teridri atas 11 wilayah yakni Kahuripan (atau Janggala, sekarang Surabaya),Daha (bekas ibukota dari Kediri), Tumapel (bekas ibukota dari Singhasari),Wengker (sekarang Ponorogo),Matahun (sekarang Bojonegoro),Wirabhumi (Blambangan), Paguhan,Kabalan,Pawanuan,Lasem (kota pesisir di Jawa Tengah),Pajang (sekarang Surakarta) dan Mataram (sekarang Yogyakarta). Daerah-daerah ini diperintah oleh uparaja yang disebut Paduka Bhattara yang bergelar Bhre atau "Bhatara i". Gelar ini adalah g...
 
                     
            Pejabat pemerintahan Majapahit yang bertanggung jawab sebagai wakil Raja di daerah Mancanagera. Daerah Mancanegara adalah wilayah kekuasaan Majapahit di luar 11 propinsi yang menjadi penyangga utama pusat pemerintahan. Daerah Manca negara Majapahit dapat di kelompokan dalam 5 wilayah utama yakni semenanjung Malaya dan Sumatera, Tanjung Nagara dan Tumasik, Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Wilayah Sulawesi serta Wilayah Maluku sampai Papua. Berbeda dengan daerah Propinsi utama Majapahit, Wilayah Mancanegara tetap mempunyai kedaulatan sementara penguasaan Majapahit cenderung bersifat pengakuan kekuasaan semata. Konsekuensinya, tidak terjadi perubahan apapun dalam tatanan pemerintahan kerajaan bawahan di wilayah ini selain adanya wakil Raja yang menjadi perpanjangan tangan pemerintahan pusat dalam soal upeti dan keamanan. Untuk menjaga keutuhan wilayah, melindungi daerah mancanegara dan menghukum pembangkangan, Majapahit memperkuat armada lautnya.
 
                     
            Merupakan salah seorang dari lima pejabat eksekutif yang menjadi pembantu utama raja majapahit dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari. Kelima Pejabat eksekutif ini dikenal dengan nama Panca ri Wilwatikta. Pimpinan lembaga ini adalah Mahapatih Kerajaan di bantu empat pejabat yang menangani urusan dalam negeri (Rakriyan Demung), urusan adminitrasi kerajaan dan pengawasan pemerintahan (Rakriyan Kanuruhan), Urusan ekonomi,logistik dan persenjataan (Rakriyan Rangga) dan urusan keamanan (rakriyan Tumenggung).
 
                     
            Merupakan salah seorang dari lima pejabat eksekutif yang menjadi pembantu utama raja majapahit dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari. Kelima Pejabat eksekutif ini dikenal dengan nama Panca ri Wilwatikta. Pimpinan lembaga ini adalah Mahapatih Kerajaan di bantu empat pejabat yang menangani urusan dalam negeri (Rakriyan Demung), urusan adminitrasi kerajaan dan pengawasan pemerintahan (Rakriyan Kanuruhan), Urusan ekonomi,logistik dan persenjataan (Rakriyan Rangga) dan urusan keamanan (rakriyan Tumenggung).
