Butshake Butshake terbuat dari bambu dan buah kenari. Buthsake adalah alat musik dari bahan buah kenari, berasal dari Muyu Kabupaten Merauke. Alat musik tersebut berfungsi pada pesta tari-tarian adat di masyarakat Papua. https://www.silontong.com/2017/05/04/alat-musik-tradisional-papua/
Amyen Terbuat dari kayu, Amyen merupakan alat musik tiup yang digunakan untuk mengiringi tari-tarian di Papua. Fungsi lain dari alat musik ini adalah untuk memanggil dan memberi tanda bahaya pada saat berperang melawan musuh. Tidak sekedar kayu, alat musik tersebut dibuat harus memakai bahan kayu putih, dan dipakai masyarakat Suku Web, Kabupaten Keerom, Papua. https://www.silontong.com/2017/05/04/alat-musik-tradisional-papua/
Perahu Lesung masyarakat Asmat memiliki panjang sekitar 2,5–5 meter. Perahu ini dapat memuat penumpang berjumlah 5-6 orang. Perahu Lesung dibuat 5 tahun sekali dan saat peresmian perahu harus ada ritual yang dilakukan. Masyarakat Asmat bermukin di daerah dataran rendah yang berawa dan berlumpur. Di daerah sepanjang pantai tertutup hutan rimba tropis yang di dominasi pohon mangrove dan hutan sagu. Kondisi daerah masyarakat Asmat yang berawa menuntut masyarakat Asmat mempunyai perahu sebagai alat transportasi. Salah satu alat tersebut adalah perahu yang bagi masyarakat asmat disebut perahu Lesung. Fungsi lain dari keberadaan perahu Lesung adalah dalam ritual masyarakat Asmat pembuatan perahu lesung adalah salah satu cara untuk menyembah dan menyenangkan leluhur nenek moyang. Ritual itu adalah Upacara perahu Lesung yang ada pada masyarakat Asmat. Hal lainnya upacara perahu Lesung adalah bagian dari menyambut pemimpin masyarakat Asmat yang pulang perang....
Zaman dahulu kala, di tepian Sungai Tami di Irian Jaya, ada sepasang suami istri yang menantikan kehadiran seorang anak. Sang suami bernama Towjatuwa, ia sangat gelisah karena istrinya yang sedang hamil tua mengalami kesulitan ketika mau melahirkan. Hanya ada satu cara untuk membantu istrinya melahirkan, yaitu dengan mengoperasinya. Menggunakan batu tajam dari Sungai Tami. Ketika ia sedang sibuk mencari batu tajam, tiba-tiba muncul seekor buaya besar di depannya. Towjatuwa kaget bukan kepalang. Ia sangat ketakutan dan hampir pingsan. Buaya itu semakin mendekati Towjatuwa dengan tubuh yang terlihat aneh tidak seperti buaya lainnya. Di punggung buaya itu tumbuh bulu – bulu burung kaswari. Hal ini membuat buaya itu tampak menyeramkan ketika bergerak. Ketika jarak buaya semakin dekat, Towjatuwa mulai bersiap-siap melarikan diri. Tiba -tiba sang buaya menyapa Towjatuwa dengan ramah. “Jangan takut ! Maafkan aku jika aku mengagetkanmu. Namaku Wituwe. Siapa namam...
Pada adat pernikahan Suku Biak Numfor di Papua terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui, diantaranya : MASKAWIN (ARAREM) Pada tahap ketiga peminangan, nilai nominal serta sejumlah piring antik (Benbepon ) dan sejumlah piring besar dan piring makan disepakati jumlahnya, besarnya maskawin pada masyarakat biak disesuaikan dengan beberapa kriteria yaitu: Jumlah besar atau kecilnya keluarga perempuan sebagai pihak yang akan menerima maskawin dan pada laki-laki. Status sosial yang disandang keluarga perempuan ( Kepala keret / keluarga berada atau status terhormat lainnya dalam marga). Kecantikan / kepribadian / gadis murni (Perawan). Bila maskawin telah disiapkan oleh keluarga laki-laki maka, sebelum diserahkan kepada pihak perempuan, pihak perempuan diberi kesempatan untuk datang meninjau lebih dahulu dan bila sudah memenuhi syarat maskawin yang disepakati kedua belah pihak sudah benar, maka selanjutnya ditetapkan waktu upacara penyerah...
TARI SUANGGI - PAPUA Tari Suanggi merupakan tarian yang mengisahkan seorang suami yang ditinggal mati istrinya yang menjadi korban angi-angi (jejadian). Tarian ini juga melambangkan kepahlawanan, dan kegagahan rakyat Papua Sumber : https://haurgeulis.com/tarian-daerah/#Tari Mpaa lenggogo 8211 Nusa Tenggara Barat_NTB
Festival Lembah Baliem awalnya merupakan acara perang antarsuku Dani, Lani, dan Suku Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Sebuah festival yang menjadi ajang adu kekuatan antarsuku dan telah berlangsung turun temurun namun tentunya aman untuk Anda nikmati. Festival Lembah Baliem berlangsung selama tiga hari dan diselenggarakan setiap bulan Agustus bertepatan dengan bulan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Awalnya pertama kali digelar tahun 1989. Yang istimewa bahwa festival ini dimulai dengan skenario pemicu perang seperti penculikan warga, pembunuhan anak suku, atau penyerbuan ladang yang baru dibuka. Adanya pemicu ini menyebabkan suku lainnya harus membalas dendam sehingga penyerbuan pun dilakukan. Atraksi ini tidak menjadikan balas dendam atau permusuhan sebagai tema tetapi justru bermakna positif yaitu Yogotak Hubuluk Motog Hanoro yang berarti Harapan Akan Hari Esok yang Harus Lebih Baik dari Hari Ini. Suku-suku di suku Papua meski mengalami modernisasi tet...
1. Tari Musyoh Tari Musyoh merupakan salah satu tarian sakral asal Papua, dan tarian ini diadakan jika ada sanak saudara ataupun warga yang mengalami kecelakaan maut dan diperkirakan arwahnya tidak tenang. Jika kita lihat dari unsur gerakannya, tarian ini mencerminkan masyarakat Papua yang lincah dan energik. Dan biasanya penarinya terdiri dari sekelompok penari pria. Menurut budayanya, tarian ini dapat bermanfaat untuk mengusir arwah yang gentayangan. Kostum yang digunakan adalah pakaian adat Papua yang terdiri dari Koteka, Rok rumbai, dan peralatan perang seperti tameng dan tombak. Sedangkan alat musik yang digunakan adalah tifa. 2. Tari Sajojo Tari Sajojo dibuat untuk mencerminkan budaya warga Papua yang senang bergaul. Tarian ini dapat ditarikan dengan jumlah penari yang sangat banyak, tidak terpatok dengan jenis kelamin dan dapat ditarikan oleh anak muda ataupun tua. Konon, tarian ini sudah ada semenjak tahun...
Wamai Wamai merupakan tempat yang digunakan sebagai kandang ternak peliharaan. Hewan yang biasa dijadikan ternak oleh suku wilayah papua misalnya ayam, babi, anjing dan lain-lainnya. Bentuk wamai biasanya persegi tapi ada pula bentuk lain, sangat fleksibel tergantung dari besar dan banyaknya jenis hewan yang dimiliki oleh masing-masing keluarga. Seperti rumah adat di papua, Wamai juga dibuat dengan tiang-tiang penyangga dibuat dari kayu yang berukuran kecil dan atapnya dari jerami. Masyarakat papua memang sudah terbiasa dengan bahan-bahan dari alam. Ini menandakan bahwa alam harus kita jaga, karena alam sangat bermanfaat untuk kita Di Papua, Wamai sendiri diletakan berjauhan dengan rumah warga dan saling berdekatan dengan Wamai lainnya. Hal ini dipercayai oleh masyarakat papua karena dengan seperti itu mereka percaya rumahnya akan terjaga dan hewan ternaknya akan dijaka dengan roh-roh yang ada disitu. Jadi gimana? Tertarik kah anda kesana? Ni...