|
|
|
|
![]() |
Cerita Dongeng Buaya Ajaib dari Irian Jaya Tanggal 05 Jan 2019 oleh Roro . |
Zaman dahulu kala, di tepian Sungai Tami di Irian Jaya, ada sepasang suami istri yang menantikan kehadiran seorang anak. Sang suami bernama Towjatuwa, ia sangat gelisah karena istrinya yang sedang hamil tua mengalami kesulitan ketika mau melahirkan.
Hanya ada satu cara untuk membantu istrinya melahirkan, yaitu dengan mengoperasinya. Menggunakan batu tajam dari Sungai Tami. Ketika ia sedang sibuk mencari batu tajam, tiba-tiba muncul seekor buaya besar di depannya. Towjatuwa kaget bukan kepalang. Ia sangat ketakutan dan hampir pingsan.
Buaya itu semakin mendekati Towjatuwa dengan tubuh yang terlihat aneh tidak seperti buaya lainnya. Di punggung buaya itu tumbuh bulu – bulu burung kaswari. Hal ini membuat buaya itu tampak menyeramkan ketika bergerak.
Ketika jarak buaya semakin dekat, Towjatuwa mulai bersiap-siap melarikan diri. Tiba -tiba sang buaya menyapa Towjatuwa dengan ramah.
“Jangan takut ! Maafkan aku jika aku mengagetkanmu. Namaku Wituwe. Siapa namamu dan apa yang kamu cari di sungai ini ?” tanya buaya.
“Oh, a….ku…aku.. namaku Towjatuwa. Aku di sini sedang mencari batu tajam untuk membantu istriku melahirkan, jawab Towjatuwa ketakutan.
Rasa takut Towjatuwa semakin lama semakin hilang karena buaya tersebut tidak seseram penampilannya. Pembicaraan mereka semakin akrab dan santai. ” Kamu tidak usah khawatir Towjatuwa. Aku akan menolong istrimu melahirkan,” kata buaya ajaib itu.
Towjatuwa merasa senang mendengar hal itu. Ia kembali ke rumah dan menceritakan pertemuannya dengan buaya ajaib kepada istrinya. Esok harinya perut istri Towjatuwa mulai terasa sakit. Towjatuwa mulai panik, ia menunggu-nunggu kedatangan si buaya ajaib. Tapi lama ditunggu tak kunjung datang tiba. Namun di saat-saat terakhir, ketika istrinya sudah tak kuat menahan rasa sakit, Buaya ajaib itu datang ke rumahnya.
Wituwe si Buaya ajaib menepati janjinya. Ia menolong persalinan istri Towjatuwa. Akhirnya istri Towjatuwa bisa melahirkan anaknya dengan selamat. Tak lama kemudian terdengar tangis bayi laki-laki memecahkan keheningan malam. Towjatuwa merasa lega dan bahagia. Bayinya lahir dengan sehat dan selamat, anak itu diberi nama Narrowra.
Towjatuwa sangat berterima kasih kepada si Buaya ajaib. Si Buaya ajaib hanya berpesan, ” Towjatuwa, kau dan keturunanmu jangan ada yang membunuh atau memakan daging buaya. Jika kau langgar pantangan ini kau dan keturunanmu akan mati !”.
” Ya aku akan ingat pesanmu ini hai Buaya ajaib…!” kata Towjatuwa.
Towjatuwa dan anak keturunannya memnuhi janjinya. Mereka bukan hanya melestarikan buaya di sungai Tami, hewan-hewan di sekitar sungai juga tidak mereka ganggu demi menghormati buaya ajaib.
Sumber : http://blog.unnes.ac.id/achikfina/2016/10/27/cerita-rakyat-irian-jaya-dongeng-buaya-ajaib/
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |