Ie Bu Peudah (baca: i-bu-pedah), makanan takjil Ramadhan jenis bubur rempah nasi pedas dari beras khas Aceh yang dimasak dalam sebuah kuali besar yang dibuat permanen di atas tungku yang dicor semen. Usai mencuci beras dan mencampurinya dengan bumbu, lalu dituangkan dalam kuali. Lalu mengaduknya terus-menerus, sambil menjaga nyala api. Menu yang hanya di masak di bulan Ramadhan itu unik, karena diolah dari 44 macam jenis tanaman dan dedaunan hutan. Misalnya, lada,kunyit, lengkuas, bawang putih, kelapa parut, daun cengkeh dan biji cengkeh, daun sitahe, daun seumalu bate, daun sukun, daun pandan dan aneka lainnya. Tongkat pengaduknya adalah batang rebung kala,yang punya dapat meninggalkan aroma tersendiri di dalam makanan. Penggunaan aneka rempah membuat rasa takjil itu pedas, oleh karenanya disebut Ie Buu Peudah. Rasa dan tradisi itu diyakini masyarakat Daerah Istimewa Aceh dapat membuat badan segar sepanjang hari di bulan suci Ramadhan. Selain itu, Ie Bu Peudah juga dinilai baik unt...
Untuk melengkapi menu istimewa ini, rebus pucuk labu siam secukupnya. Kemudian siapkan sambal dari terong belanda ditambah dua buah cabe rawit. Giling sambal ini sampai halus. Sambal terong belanda itu rasanya asam-asam pedas (nano-nano) yang nantinya dicolek dengan sayur pucuk labu siam rebus. Inilah menu kuliner khas masyarakat Gayo yang bergizi, praktis, cepat, sederhana, dan murah meriah. Hal yang paling istimewa, menu kuliner ini tidak menggunakan minyak goreng dan santan sehingga dapat diyakini cukup sehat dan bebas kolesterol. Jangan terkejut, kalau kompasianer dijamu makan di Tanoh Gayo Aceh Tengah, biasanya menu yang disajikan adalah mujahir masam jing yang enak. Menu kuliner mujahir masam jing ini sangat cocok untuk mereka yang sibuk, terutama para eksekutif muda yang baru berumah tangga. http://dayat0406.blogspot.co.id/
DEPIK belacan, makanan atau lauk khas Gayo yang dikenal sebagai warisan nenek moyang Urang Gayo berdiam di tepi danau Lut Tawar, Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Satu dari sekian banyak kreatifitas yang diwariskan pendahulu dengan mengolah ikan endemik penghuni danau Lut Tawar, Depik ( Rasbora Tawarensis ) sehingga lebih tahan lama sebagai lauk makanan pokok, nasi. Depik ditangkap dengan berbagai cara seperti dengan doran atau jaring insang ( gillnet ), cangkul jaring angkat ( lift net ) atau yang ditangkap di Didisen yang dibangun dengan sejumlah peralatan seperti Segapa (sejenis bubu) yang dipasang aliran air yang masuk ke danau. Dulu, populasi ikan Depik di danau kebanggaan masyarakat Gayo kabupaten Aceh Tengah sangat melimpah, terlebih saat musim Depik yang biasanya ditandai dengan cuaca yang sangat buruk, angin kencang, gelombang danau lebih tinggi dari biasanya dan juga terjadi hujan, tentu suhu udara sangat dingin. Ikan Depik yang bar...
"Besok pagi kita akan minum kopi di Meulaboh atau aku akan mati syahid." Itulah kalimat yang diucapkan oleh Teuku Umar, pahlawan nasional asli Aceh sebelum memimpin penyerangan terhadap Belanda. Sayang, sebelum sempat menyerang, suami Cut Nyak Dien ini sudah lebih dahulu dibunuh Belanda. Kata-kata Teuku Umar ini menjadi bukti bahwa masyarakat Aceh sudah sejak lama mengenal kopi. Selain karena kualitas kopinya yang sudah mendunia, Aceh juga memiliki Kupi Khop, suatu cara minum kopi yang unik. Lazimnya, minum kopi dilakukan dengan menyeruput dari bibir cangkir atau gelas. Namun di Aceh Barat, tepatnya di Meulaboh kopi disajikan dengan gelas terbalik di atas sebuah piring kecil. Asal-usul Kupi Khop Cara penyajian kopi semacam ini dikenal dengan sebutan Kupi Khop alias Kopi Tertelungkup. Konon, gelas kopi yang dibalik terinspirasi dari topi Teuku Umar. Kupi Khop banyak dijumpai di pesisir Aceh Barat, identik sebagai minuman di kalangan pelaut. Kopi sengaja disajikan terbal...
Tumeh engkot seumilang atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Tumis Ikan Sembilang. Menurut salah satu warga asli kota Langsa, masakan ini sudah eksis sejak berpuluh tahun yang lalu dan menjadikannya salah satu tujuan utama bagi para wisatawan yang mengunjungi kota Langsa. Tak lengkap rasanya mengunjungi Kota Langsa tanpa mencicipi Tumis Ikan Sembilang ini. Bumbu-bumbu yang digunakan pada masakan ini antara lain: cabe, jintan manis, kemiri, ketumbar, jahe, kunyit, bawang putih, bawang merah, kelapa ginseng, santan, daun jeruk purut dan bumbu pelengkap lainnya. Cara pembuatannya, pertama-tama semua bumbu digiling, kemudian serai, cengkeh, daun kari dan kapulaga di tumis. Lalu campurkan bumbu yang sudah digiling tadi dan masak hingga matang, setelah itu baru dimasukkan ikan sembilang yang sudah dipotong-potong sesuai selera. Selanjutnay dimasak hingga ikan menjadi matang dan siap untuk dihidangkan. http://helloacehku.com/gurihnya-sembilang-dari-aceh-timur/
Sate Matang adalah salah satu makanan tradisional jenis sate yang berasal dari daerah Aceh . Sate satu ini memang sekilas hampir mirip dengan sate di Indonesia pada umumnya, namun dalam segi penyajian dan rasanya sangat berbeda dan sangat khas. Sate Matang ini merupakan salah satu makanan tradisional yang cukup terkenal di Aceh. Selain menjadi makanan favorit warga sekitar, makanan ini juga sering menjadi menu yang banyak dicari oleh para wisatawan yang datang ke sana. Asal Usul Sate Matang Bagi orang yang belum tahu Sate Matang ini, pasti dikaitkan dengan kata “ matang ” yang berarti “ sudah masak ”. Namun sebenarnya nama Sate Matang ini diambil dari nama suatu tempat di Aceh, yaitu Kota Matang Geuleumpang Dua, Kabupaten Bireuen . Konon di tempat inilah Sate Matang pertama kali diperkenalkan oleh penjualnya. Sate Matang kemudian mulai populer dan dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 90an. Hingga kini Sate Matang m...
Bahan : 1 kepala ikan kakap putih > dibelah dua 1 butir kelapa > dibuat 1 ltr santan encer Bumbu : 10 siung bawang merah 5 siung bawang putih 5 cabai merah 1 kelingking jahe 1 kelingking kunyit Semua bumbu di atas diulek/ dihaluskan. 1 jempol lengkuas > dimemarkan 2 sdm sari jeruk nipis 3 batang serai > dimemarkan 2 cabai merah besar > dibelah dua memanjang, buang bijinya 2 cabai hijau besar > dibelah dua memanjang ,buang bijinya 2 butir asam kandis 6 lembar daun jeruk nipis 1 genggam daun temurui ( salam koja, daun kari ) Cara Memasak : Bersihkan kepala ikan, lumuri dengan sari jeruk nipis dan lumuri dengan garam. Tumis bumbu halus dengan sedikit minyak sayur, masukan serai, daun jeruk, dan lengkuas. Teruskan menumis sampai harum. Masukan santan, didihkan sambil diaduk sesekali. Masukan cabai merah dan cabai hijau....
BAHAN- BAHAN: Tirom atau Tiram yang telah dicuci bersih Bawang merah 4 siung Bawang putih 2 siung Cabai merah dan hijau (tergantung selera) Lada setengah sendok teh Ketumbar satu sendok teh Daun salam koja atau daun kari Daun pandan Jahe seiris Lengkuas seiris Ie Limeng (air yang keluar dari proses pembuatan asam sunti yang dimasak – biasanya dimasukkan ke dalam botol dan bisa tahan bertahun-tahun) Minyak untuk menumis 3 sendok makan Garam secukupnya Gula secukupnya Penyedap rasa (sesuai kebutuhan) CARA MEMBUAT: Iris cabai, bawang merah, bawang putih Panaskan minyak di api yang sedang, tumis daun salam koja dan daun pandan kemudian masukkan irisan cabe, bawang merah, bawang putih, jahe dan lengkuas Masukkan tirom yang sudah dicuci, aduk Masukkan lada dan ketumbar, aduk Masukkan Ie limeng dua sendok makan Biarkan tirom mendidih...
Sambal asam udeung atau yang populer dengan nama Sambal Ganja adalah masakan khas Aceh yang terbuat dari udang rebus yang dirajang kecil lalu dihaluskan bersama dengan cabai, asam sunti dan rempah-rempah. Hasilnya sambal yang memiliki kombinasi rasa asam dan pedas khas cita rasa masakan yang berasal Aceh. Alamat dan Kontak Penjual: Atjeh Rayeuk Jln. Ciranjang No. 38 Kebayoran Baru - Jakarta Selatan Tlp. 0878 8484 8892