|
|
|
|
Belacan Depik Gayo Tanggal 08 Dec 2017 oleh Erni Sondang. |
DEPIK belacan, makanan atau lauk khas Gayo yang dikenal sebagai warisan nenek moyang Urang Gayo berdiam di tepi danau Lut Tawar, Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Satu dari sekian banyak kreatifitas yang diwariskan pendahulu dengan mengolah ikan endemik penghuni danau Lut Tawar, Depik (Rasbora Tawarensis) sehingga lebih tahan lama sebagai lauk makanan pokok, nasi.
Depik ditangkap dengan berbagai cara seperti dengan doran atau jaring insang (gillnet), cangkul jaring angkat (lift net) atau yang ditangkap di Didisen yang dibangun dengan sejumlah peralatan seperti Segapa (sejenis bubu) yang dipasang aliran air yang masuk ke danau.
Dulu, populasi ikan Depik di danau kebanggaan masyarakat Gayo kabupaten Aceh Tengah sangat melimpah, terlebih saat musim Depik yang biasanya ditandai dengan cuaca yang sangat buruk, angin kencang, gelombang danau lebih tinggi dari biasanya dan juga terjadi hujan, tentu suhu udara sangat dingin.
Ikan Depik yang baru ditangkap diolah menjadi lauk dengan berbagai cara yang khas seperti Pengat dan Dedah yang langsung siap saji yang disantap dengan nasi. Ada juga dengan di goreng dan dipanggang.
Namun jika hasil tangkapan sangat berlimpah tentu membutuhkan proses agar lebih tahan lama dan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jual ikan Depik biasa di Pekasam (proses peragian), dikeringkan dan ada juga yang diolah menjadi “belacan”.
Membuat Depik Belacan
Mengolah ikan Depik menjadi belacan, dijelaskan Nurhajaty (58), ibu rumah tangga warga Kemili Takengon yang mengaku saat ayahnya masih hidup sempat mempunyai Didisen dan ibunya kerap membuat belacan.
Pertama ikan Depik dikeringkan di bawah terik matahari (resepnya untuk 1 kaleng atau setara dengan 10 bambu ikan Depik). Lalu ditumbuk dengan lesung berbahan kayu, tapi jangan sampai jadi serbuk halus.
Disiapkan bumbu berupa Lengkuas sebanyak 5 kilogram, Kunyit seperempat kilogram dan garam seperempat kilogram atau secukupnya. bumbu ini dihaluskan dengan ditumbuk, juga jangan terlalu halus. Kemudian direbus hingga airnya mendidih.
Bumbu kemudian dikeluarkan dan dimasukkan wadah tertentu lalu diaduk dengan ikan Depik yang sudah ditumbuk, Aduk hingga merata bercampur antara Depik tumbuk dengan bumbunya.
Hasil adukan ini dimasukkan ke dalam Lenge yang merupakan wadah dari bambu bulat dan segera ditutup rapat. Pastikan adukan sudah dingin saat dimasukkan ke dalam Lenge. Setelah satu minggu di peram, Belacan Depik sudah bisa dinikmati dengan nasi dipanggang terlebih dahulu.
Belacan ini juga kerap dijadikan sambal oleh ibu rumah tangga di Gayo dengan bumbu sambal biasa, cabe, tomat, bawang dan lain-lain.
Aroma yang mengundang selera akan segera menyeruak saat belacan mulai tersentuh panas panggangan atau menyentuh minyak goreng panas.
ika belacan Depik ini dipasarkan, biasanya dikemas lagi dengan daun pisang namun saat ini ada juga dikemas dengan bahan moderen terbuat dari plastik.
Depik Belacan bisa didapatkan di pasar tradisional di Takengon, biasa dihargai Rp.10.000,- per ons dan yang dikemas dengan daun pisang ukurannya sebesar jempol kaki di bandrol Rp.1.000,- atau Rp.2.000,- per bungkus.
Depik belacan yang warna fisiknya berwarna hijau tua ini termasuk sebagai makan terfavorit bagi masyarakat Gayo dan selalu dirindukan oleh Urang Gayo diperantauan.
http://lintasgayo.co/2014/04/10/depik-belacan
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |