Hallo Sobat Budaya, Apa kalian tahu makanan khas dari Padang yaitu "Kerupuk Kulit Balado". Jadi Sobat Budaya, kerupuk kulit balado ini dapat kita jadikan sebagai menu makanan tambahan, tapi tenang tidak hanya itu kerupuk kulit balado bisa juga kita jadi kan sebagai cemilan lohh. Mari simak bahan dan cara untuk membuatnya. BAHAN: Kerupuk Kulit 1/4 kg Minyak Goreng secukupnya Jeruk Nipis 1 butir BAHAN UNTUK DIHALUSKAN: Cabai Merah 1/4 kg Bawang Merah 3 siung Bawang Putih 1 siung Garam secukupnya Gula Pasir secukupnya CARA MEMBUATNYA: Siapkan kerupuk kulit yang sudah dimasak. Siapkan bumbu yang akan dihaluskan. Haluskan Cab...
Selamat Malam Sobat Budaya, Buat kalian yang tinggal di daerah bukittinggi pasti tau sama hidangan ini, hidangan ini banyak dijual pada saat bulan ramadhan. Sekarang kalian juga dapat mensajikannya sendiri loh. Mari simak bahan dan cara pembuatannya. BAHAN: Buah Pepaya 1 buah Santan 1 liter Gula secukupnya Daun Pandan 3 lembar Es batu secukupnya Cara membuat: Siapkan bahan. Kupas buah pepaya dan potong-potong kecil seperti dadu Masak air santan Masukan gula pasir secukupnya Masukan 3 lembar daun pandan Aduk hingga matang Pindahkan campuran tersebut ke dalam wadah Masukan pepaya kedalam wadah capuran santan masukan es batu agar nikmat Santan buah pepaya siap disajikan...
Bahan: Kubis 1/2 buah Air secukupnya Bumbu yang dihaluskan: cabai merah 2 ons Bawah Putih 2 siung Bawang Merah 5 siung Jeruk Nipis 1 butir Garam secukupnya Cara Membuat: Siapkan Bahan. Iris halus-halus kubis. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan hingga setengah matang. Masukan irisan kubis kedalam bumbu. Haduk hingga merata. Peraskan jurus nitip kedalamnya. Haduk kembali hingga merata. Masukan kurang lebih satu liter air kedalamnya. Haduk hingga matang sampai air tinggal sedikit. Sayur kubis siap disajikan.
Bahan: Ayam 1 ekor Telur ayam 2 butir Daun salam 2 lembar sereh 1 batang Minyak goreng 1/4 liter Bumbu yang dihaluskan: Jahe secukunya Kunyit 1 buah Langkuas secukupnya Garam secukupnya Cara membuat: Potong 1 ekor ayam hingga menjadi 12 bagian. Rebus potongan ayam. Masukan daun salam dan sereh ke dalamnya. Masukan bumbu yang sudah dihaluskan ke dalamnya. Masak hingga bumbu mengering. Pindahkan ke dalam wadah. Kocok 2 butir telur. Masukan ayam yang telah direbus ke dalam kocokan telur tersebut. Panaskan minyak goreng. Setela...
S uatu hari, pasukan kerajaan Majapahit hendak menyerang kerajaan Pagaruyung, di Sumatera Barat. Tujuan mereka hendak memperluas daerah kekuasaan. Kabar itu terdengar oleh Raja Pagaruyung. Beliau segera mengumpulkan para pegawai istana untuk meminta pendapat. “Tuan-tuan sekalian, sebagaimana kita ketahui, prajurit Majapahit sudah sampai di Kiliran Jawo. Mereka sudah mendirikan tenda sebagai pusat pertahanan mereka di sana. Sebagai raja Pagaruyung, aku tidak ingin ada pertumpahan darah di kerajaanku. Apa yang harus kita lakukan?” tanya raja setelah semua pegawai istana berkumpul. Ruangan rapat yang dipenuhi beberapa orang laki-laki itu menjadi hening. Mereka semua terlihat berpikir keras. “Kita lawan saja menggunakan pasukan gajah dan kuda, yang mulia,” saran salah satu panglima. “Peperangan adalah kata terakhir yang harus kita lakukan. Apa kalian punya rencana lain selain peperangan? Aku ingin perdamaian. Tapi rasanya mungkin mereka tid...
BAHAN: Ayam 1 ekor Santan 1/5 liter Minyak Goreng 3 sendok makan Cengkeh secukupnya (kurang lebih 5 butir) Bumbu yang Dihaluskan: Cabai merah keriting 2 ons Bawang merah 6 siung Bawang putih 2 siung Langkuas 1 potong Jahe 1 potong Kunyit 1 potong...
Sanggul berasal dari daerah Sumatera Barat, tepatnya Kabupaten Tanah Datar Kanagarian Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Batu Sangkar, yang diberi nama Lipek Pandan. Sanggul ini dipakai oleh keturunan bangsawan maupun rakyat biasa sewaktu menjadi pengantin (Anak daro) dan juga sewaktu berkunjung pertama ke rumah mertua untuk mengantarkan nasi. Untuk keperluan lain sanggul ini tidak boleh dipakai, Sanggul Lipek Pandan ini masih dipakai untuk keperluan pengantin sampai akhir tahun1930, sesudah itu adalah masa transisi karena diwaktu itu orang-orang sudah mengenal sunting untuk penganten yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman. Semenjak tahun 1930 di Kabupaten Tanah Datar, orang juga sudah mulai memaki sunting ini untuk keperluan penganten. Untuk sanggul ini dibutuhkan rambut yang panjang, dimana waktu itu gadis-gadis Sumatera Barat pada umumnya mempunyai rambut yang panjang sampai kelutut malahan sampai menyapu lantai. Kalau tidak berambut panjang makaakan di...
Dayuang dayuang - 2x Dayuang sampan didayuang - 2x Didayuang anak Palinggam, Palinggam, anak Palinggam Didayuang anak Palinggam, Palinggam, anak Palinggam Elok-elok manyubarang Jan sampai titian patah Elok-elok di rantau urang Jan sampai babuek salah Ramo lah ramo sikumbang lah janti (sayang) Katik lah endah pulanglah bakudo Patah tumbuah hilang baganti, lagu lamo takana juo Patah tumbuah hilang baganti, lagu lamo takana juo Elok-elok manyubarang Jan sampai titian patah Elok-elok di rantau urang Jan sampai babuek salah Dayuang dayuang - 2x Dayuang sampan didayuang - 2x Didayuang anak Palinggam, Palinggam, anak Palinggam Didayuang anak Palinggam, Palinggam, anak Palinggam Elok-elok manyubarang Jan sampai titian patah Elok-elok di rantau urang Jan sampai babuek salah Pulau Pandan jauahlah ditangah (sayang) Dibaliak pulau si Angso lah Duo Hancua badan dikanduang tanah, budi baiak takana ju...
Seusai akad nikah yang dilanjutkan dengan acara basandiang atau bersanding di kediaman mempelai wanita, bukan berarti rangkaian tradisi perayaan pengantin Minangkabau telah selesai. Ada sebuah acara lagi yang dikategorikan sebagai perhelatan besar dalam tata cara adat istiadat perkawinan di Minangkabau yakni Manjalang . Acara ini mungkin bisa disamakan dengan Ngunduh Mantu yang berlaku menurut adat Jawa. Pelaksanaan acara beserta siapa saja tamu yang akan diundang seluruhnya dilakukan oleh pihak keluarga mempelai pria. Pada beberapa nagari di Sumatera Barat, tradisi ini istilahnya berbeda-beda. Ada yang menyebut dengan Menjalang Mintuo , Mahanta Nasi , Manyaok Kandang atau Mahanta Nasi Katunduakan , Mahanta Bubue , dan lain-lain. Namun maksud tujuannya sama, yaitu kewajiban untuk melaksanakan tradisi adat setelah akad nikah dari pihak keluarga mempelai wanita kepada keluarga mempelai pria. Dalam tradisi Minang...