Nyale atau cacing laut, meski bagi sebagian masyarakat terlihat mengerikan, tapi banyak juga, terutama orang tua sangat menyukai dan dijadikan lauk makan. Bahkan tidak sedikit di antara masyarakat Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengkonsumsi Nyale masih mentah dicampur sambal mentah, usai menangkap di laut. Nyale paling enak dimasak menggunakan santan atau dibuat menjadi pepes kering dicampur sambal. Mengkonsumsi Nyale rasanya mirip rasa daging belut. Banyak orang tidak suka bahkan mungkin jijik melihat Nyale hanya dari tampilan saja, coba kalau sudah dicicipi, nyale sebenarnya sangat lezat dikonsumsi. Nyale biasanya dimasak menggunakan santan menggunakan wajan sampai benar-benar mendidih dan matang. Adapula yang mengolahnya menjadi pepes dengan daun pisang lalu dibakar. Sebagian mengolah Nyale menjadi emping atau dikeringkan untuk digunakan sebagai penyedap masakan. Ada yang mengolah menjadi sambal mentah dicampur daun kemangi dan jeruk purut yang diperas, tetap...
Pada masyarakat Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Perayaan Hari Besar Islam (PHBI) maulid Nabi atau perayaan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, tidak saja dirayakan dalam bentuk kegiatan acara pengajian di masjid tetapi juga dirayakan dengan menghidangkan masakan dan aneka jajanan lokal atau dalam bahasa Lombok disebut pesajiq. Kuliner khas tersebut disuguhkan dan dibawa pulang para tamu undangan sebagai oleh-oleh usai acara pengajian dilaksanakan. Salah satu masakan yang dibuat masyarakat adalah “nasi rasul” sebagai menu yang wajib ada diselipkan dalam setiap keresek plastik pesajiq yang diberikan kepada tamu undangan. Nasi rasul wajib ada sebagai bentuk kesyukuran dan rasa gembira dan suka cita umat Islam atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Menurut cerita orang tua tempo dulu, nasi rasul sendiri sudah ada sejak nenek moyang tempo dulu dan tetap dibuat hingga sekarang di setiap perayaan maulid. Nasi rasul sendiri termasuk jenis kuliner maulidan yang b...
Kain sarung bagi masyarakat Bima punya nilai tersendiri. Jenisnya pun berbeda antara yang dipakai untuk dipakai pada kegiatan resmi dengan keperluan harian. Masyarakat juga lebih suka tidur berselimut sarung dibanding memakai kain selimut pada umumnya. Bahan utama sarung di sana yaitu benang kapan yang ditenun sampai lembut. Motif sarung khas Bima dinamai tembe nggoli . Pada pria, berpakaian dengan sarung dinamakan katente . Cara memakainya seperti umumnya mengenakan sarung, yaitu menutupi separuh tubuh bawah dengan melilitkannya di bagian perut agar terikat kuat. Sumber: http://sidomi.com/157198/cara-memakai-sarung-ala-wanita-bima/
Upacara U’a Pua merupakan sebuah tradisi masyarakat Lombok yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Upacara U’a Pua dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang juga dirangkai dengan penampilan atraksi Seni Budaya masyarakat Suku Mbojo (Bima) yang berlangsung selama 7 hari.Prosesi U’a Pua diawali dengan Pawai dari Istana Bima yang diikuti oleh semua Laskar Kesultanan, Keluarga Istana, Group Kesenian Tradisional Bima dengan dua Penari Lenggo yang dilengkapi dengan Upacara Ua Pua. Selama proses pawai berlangsung Group Kesenian terus memainkan Genda Mbojo, Silu dan Genda Lenggo. Ketika memasuki Istana, Penunggang Kuda menari dengan suka ria (Jara Sara’u), Sere, Soka dan lain-lain sampai Ketua Rombongan bertemu dengan Sultan yang diiringi dengan Penari Lenggo. Pada sa’at itu diserahkan ”Sere Pua” dan Al-Qur’an kepada Sultan. Tujuan dari perayaan U’a Pua adalah Antara Lain : 1. &n...
Benhur (Delman) merupakan salah satu alat transportasi tradisional yang ada di Bima. Alat transportasi ini menggunakan kuda sebagai sumber tenaganya dengan dua roda di bagian belakang yang menggunakan roda mobil atau roda karet, rangka badannya terbuat dari kayu dan di beri atap tarpal yang telah dikencangkan. Hal itu untuk melindungi penumpang dari panas dan hujan. Dari segi bentuk, Benhur tidak begitu jauh berbeda dengan delman yang ada di Lombok (Cidomo) atau di Pulau Jawa pada umumnya. Hanya saja, Benhur lebih sederhana desainnya. Menurut beberapa literatur, Benhur sendiri berkembang sebagai alat tarnsportasi angkutan manusia sejak era 60 an hingga kini masih digunakan sebagian masyarakat Bima. Benhur digunakan sebagai trasnportasi ke pasar, sekolah, bahkan untuk pergi ke acara pernikahan dan pesta lainnya. Namun demikian, Benhur yang kala itu menjadi andalan transportasi warga kini nasibnya mulai tersingkir den...
Tombek atau tumbek merupakan jajanan khas Lombok yang memiliki rasa unik dan manis. Tombek memiliki bahan dasar tepung ketan, parutan kelapa, dan gula merah yang membuatnya memiliki perpaduan manis dari gula dan gurih dari parutan kelapa. Keunikan Jajanan Tradisional Khas Lombok ini adalah cara memakannya yaitu dengan membuka lipatan daun enau yang membungkusnya. Keunikan lainnya adalah tombek sering dibuat oleh masyarakat Lombok untuk acara peletakan batu nisan. Tombek juga memiliki aroma horor, tetapi sebenarnya tombek dalam acara peletakan batu nisan dimaksud atau bertujuan untuk memanjakan dan bentuk ungkapan terimakasih bagi perziarah yang datang ketika peletakan batu nisan tersebut karena tombek harus ada di acara tersebut. Sumber: https://febryan77.wordpress.com/2010/04/29/tombek/#more-243
Tari Nguri adalah salah satu tarian tradisional dari Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Tarian ini dibawakan oleh para penari wanita secara berkelompok. Tarian ini menggambarkan keterbukaan dan keramah-tamahan dari masyarakat Sumbawa yang dicurahkan dalam bentuk gerakan tari. Tari Nguri ini berawal dari tradisi nguri yang dilakukan oleh masyarakat Sumbawa pada zaman dahulu, dimana masyarakat memberikan semangat kepada sang raja yang sedang mengalami berbagai macam masalah atau bencana yang melalui berbagai persembahan yang diberikannya. Tradisi tersebut merupakan sebuah dukungan, penghormatan dan pengabdian masyarakat terhadap raja yang memimpin dan juga menciptakan kemakmuran untuk masyarakatnya sendiri. Terinspirasi dari tradisi masyarakat tersebut, salah satu seniman yang berasal dari Sumbawa bernama H. Mahmud Dea Batekal menciptakan sebuah tarian yang bernama Tari Nguri ini. Tarian ini dikemas dengan gerakan yang penuh makna serta gaya khas dari Sumbawa. Tari Nguri...
Sebuah tari garapan baru yang berpijak pada gerak dasar tradisi Sumbawa, Aristanewang berarti Arus Bergelora. Tari ini ditata oleh Bpk. Hasanuddin pada tahun 1986, berdasarkan gambaran kehidupan masyarakat pesisir oleh karena itu, Aris Tanewang melukiskan kerja keras para nelayan dalam mencari nafkah. Sumber: http://maulidafrdh.blogspot.com/2014/02/macam-macam-tari-khas-provinsi-ntb.html?m=1
Alkisah pada suatu desa yang bernama Bayan, tinggallah sebuah keluarga. Sang Ayah bernama Panji Bayan Ullah Petung Bayan, sedangkan anaknya bernama Panji Bayan Sangge. Suatu hari tatkala Panji Bayan Sangge masih kanak-kanak, entah karena apa, ia pergi meninggalkan desa kelahirannya untuk mengembara. Setelah melewati berbagai lembah dan bukit, akhirnya Panji Bayan Sangge tiba di suatu daerah yang bernama Batu Dendeng. Hutang memang harus di bayar, takdir juga harus di jalani. Singkat cerita, di Batu Dendeng, Panji Bayan Sangge dijadikan anak angkat oleh sepasang suami-istri yang tidak mempunyai anak, bernama Inaq Bangkol dan Amaq Bangkol. Ia dianggap dan diperlakukan seperti anak kandungnya sendiri. Ia tidak merasakan kejanggalan apapun juga. Inaq dan Amaq Bangkol dianggap sebagai orang tuanya sendiri. Mereka saling mengasihi, mencintai dan pada segi-segi tertentu saling menghormati. Hari berganti minggu, bulan demi bulan datang siling berganti, tahun demi tahun menyusul, akhirnya...