Minahasa yang dahulu dikenal dengan Malesung adalah salah satu nama kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Di kabupaten ini hidup beragam jenis binatang langka dan khas Minahasa. Salah satu binatang khas Minahasa adalah BURUNG MOOPOO . Konon, Burung Moopoo ini merupakan jelmaan seorang anak laki-laki. Alkisah, di sebuah daerah di Minahasa, Sulawesi Utara, hiduplah seorang kakek bersama dengan cucu laki-lakinya yang bernama Nondo . Mereka tinggal di sebuah rumah kecil di tepi hutan lebat. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, sang Kakek pergi ke hutan mencari hasil hutan dan menjualnya ke pasar. Sementara Nondo hanya bisa membantu kakeknya memasak dan membersihkan rumah, karena kakinya pincang. Kedua orang tua Nondo meninggal dunia ketika ia masih kecil. Sejak itu, Nondo diasuh oleh kakeknya hingga dewasa. Setiap hari Nondo selalu bersedih hati. Ia ingin sekali membantu kakeknya mencari kayu bakar di hutan, namun a...
ABO MAMONGKUROIT adalah seorang lelaki miskin yang tinggal bersama istrinya di sebuah hutan di daerah Sulawesi Utara, Indonesia. Pada suatu hari, istrinya diculik oleh sesosok raksasa pemakan manusia. Alkisah, di sebuah hutan di daerah Sulawesi Utara, hiduplah sepasang suami-istri yang miskin. Sang Suami bernama Abo Mamongkuroit , sedangkan istrinya bernama Putri Monondeaga . Walaupun hidup miskin, sepasang suami-istri itu senantiasa hidup saling menyayangi. Ke mana pun pergi, mereka selalu bersama dan saling membantu. Setiap hari mereka mencari kayu bakar untuk dijual ke pasar yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Mereka juga memelihara beberapa ekor ayam yang akan dijual ke pasar untuk menambah penghasilan. Rupanya, hidup serba kekurangan membuat Abo Mamongkuroit berniat untuk pergi merantau. Pada suatu hari, Abo Mamongkuroit menyampaikan niatnya tersebut kepada istrinya. “Istriku! Setiap ha...
Minahasa walaupun adalah suku di Sulawesi Utara, namun ternyata memiliki beberapa kesamaan dalam hal budaya dengan Suku Dayak – mungkin karena kita memang adalah rumpun ras yang sama sehingga tidak heran jika kita melihat beberapa kesamaan tapi tentu juga ada perbedaan. Salah satu yang akan kita share adalah ritual Mengayau (potong kepala) dalam budaya Minahasa – ini adalah hasil sharing dengan Tonaas Rinto Taroreh dan Bang Roy Pudihang salah satu pembuat Santi khas Minahasa. Mungkin bagi sebagian orang Dayak sah hari ini, ritual ini dianggap sebagai sejarah yang memalukan dan penuh penistaan, tapi kita akan share ritual ini dalam tata cara Minahasa. Orang Minahasa pada jaman dahulu melakukan proses mengayau ini bertujuan untuk pemakaman tokoh masyarakat dimana kepala korban akan ditanamkan didepan Waruga (kubur batu Minahasa) atau ketika kemarau yang panjang atau sumber mata air menjadi kering maka supaya mengatasi kekeringan ini diperlukan korban kepala atau...
Minahasa memiliki motif batik yang spesial. Salah satu sumber motif batik yang lumayan populer dan sering disajikan dalam motif batik Minahasa adalah bentuk makam para leluhur warga Minahasa yang biasa menyebutnya dengan istilah waruga, yang dibuat dari batu yang terdiri dari; Bagian atas bentuknya segitiga menyerupai bubungan rumah. Bagian bawah bentuknya kubus, dimana pada bagian tengah terdapat ruang. Susunan motif batik Minahasa pada waruga bagian atas yang berbentuk segitiga tersebut terdapat Relief yang ditampilkan yaitu tonaas, dimana ragam hias ini di bagi menjadi dua bagian, yaitu; Tonaas ang kayobaan atau pria tangguh yang dapat menguasai makhluk hidup lain. Tuama loor atau leos sebagai representasi seorang laki-laki berwujud manusia kangkang. Pada bagian bawah waruga ditambahkan juga relief berbentuk bunga teratai dalam posisi yang berlawanan, satu menghadap keatas dan sisi lainnya menghadap kebawah secara selang-seling membentuk suatu garis yang relatif rapi. Motif b...
Kolintang adalah suatu alat musik yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Alat musik ini dibuat dari kayu lokal Minahasa yang ringan dan disusun menyamping. Untuk memainkan alat musik ini dibutuhkan 2 atau 3 stik yang di bagian ujungnya logam, kayu, ataupun plastik yang kemudian dibungkus dengan beludru, tali, atau benang. Kebutuhan stick atau mallet untuk memainkan alat musik ini tergantung dari nada yang akan dimainkan. Jika nada yang akan dimainkan adalah nada rendah, maka hanya dibutuhkan 2 mallet. Namun jika ingin memainkan nada tinggi, 3 mallet akan dibutuhkan. Cara memainkan kolintang adalah dengan mengetukkan mallet kepada kayu yang disusun secara menyamping. Cara memegang malletnya juga tidak sembarangan ketika ingin memainkan nada tinggi yang menggunakan 3 buah mallet. Caranya adalah dengan memegang 1 buah mallet dengan tangan kiri dan 2 buah mallet dengan tangan kanan yang diselipkan diantara ibu jari dengan telunjuk dan diantara jari tengah dan jari manis. Bias...
Asal-Usul gonjong Di Kota Bukittinggi, Sumatera Utara, memilliki banyak ciri khas, mulai dari Jam Gadang sampai kulinernya yang sangat lezat. Akan tetapi, yang menjadi simbol untuk orang Minangkabau di sana adalah atap rumahnya yaitu gonjong. Seperti kita mengetahui, semua bagian dari Rumah Gadang memilliki arti tertentu. Gonjong memilliki arti kerbau dari cerita 300 tahun lalu. Saat itu, orang- orang Jawa mencoba merebut daerah orang Minangkabau dan orang –orang Jawa menantang orang-orang Minangkabau untuk mengadu kerbau agar bisa merebut daerah orang Minangkabau. Orang- orang dari pihak Jawa memilih kerbau yang paling besar dan ganas dan ini membuat orang-orang Minangkabau binggung. Seorang datuk dari pihak orang Minangkabau menyarankan untuk memilih anak kerbau yang masih sangat muda dan akan dipisahkan dari induknya selama dua hari. Lebih dari itu, anak kerbau itu akan dipasangkan pisau pada tanduknya. Orang- orang Minangkabau awalnya ragu dengan ke...
Kuliner Indonesia memang kaya dari Sabang sampai Merauke, Sangihe sampai ke Timor. Kekayaan kuliner membuat jenis makanan sangat bervariasi. Akan tetapi ada kesamaan yang mencolok di banyak kuliner Indonesia, hampir semua menggunakan cabai! Orang Manado terkenal suka mengonsumsi makanan yang pedas. Selain tidak melewatkan cabai dalam bumbu masak, masakan yang tidak menggunakan cabai juga dibuat bisa tetap ada rasa pedas. Caranya dengan membuat dabu-dabu (sambal) sebagai pendamping masakan yang dimasak tanpa cabai. Dabu-dabu adalah jenis bahan penyedap panas dan pedas yang umumnya dapat ditemukan di restoran Manado. Bahan ini sering digunakan sebagai bahan penyedap untuk makanan laut, khususnya berbagai hidangan ikan bakar. Sambal Dabu-dabu ini memiliki sensasi rasa yang mirip dengan Saus Salsa Meksiko. Sambal Dabu-dabu atau orang Manado menyebutnya dengan Dabu-dabu Lilang berbeda dari sambal yang sering dijumpai di daerah Jawa. Sambal ini tidak di...
Oukumene Salib Kasih merupakan gereja yang berada di Sumetra Utara lebih tepatnya di Tarutung. Salib kasih merupakan gereja yang terkenal sebagai rumah doa bagi orang-orang Kristen. Biasanya orang-orang dari sebuah perkumpulan doa disebuah gereja datang ke sini untuk menyembah, memuji, dan berdoa bagi Allah. Salib kasih juga digunakan sebagai tempat untuk mengengang penginjil terkenal batak yakni, Nommansen. Nommansen merupakan orang keturunan Jerman yang ditugasi oleh zending Lutheran Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) sebagai peginji di tanah batak. Pada awal perjalannnya dalam menyebarkan kabar baik, Nommansen ditolak oleh orang batak karena takut akan Belanda yang ingin menyerang tanah Batak dan takut akan kehilangan adat istiadat mereka. Namun, setelah menyembuhkan salah satu istri raja yang ada disana, Nommansen mulai diterima oleh penududuk setempat. Karena kesabaran dan sikap lemah-lembut Nommansen, belau berhasil menarik hati orang-orang di tanah Batak da...
Masjid Al Falah Kyai Modjo adalah sebuah masjid yang terletak di kota Tondano, Sulawesi Utara. Walau nampak seperti tidak ada yang istimewa dari masjid ini, berdirinya masjid ini memiliki sejarah panjang yang kuat kaitannya dengan perang Jawa. Sejarah Saat perang Jawa berakhir tahun 1830, Diponegoro bersama rombongannya diasingkan ke Sulawesi. Salah satu dari pendamping Diponegoro adalah Kyai Modjo, juga seorang ulama tersohor di kalangan pejuang saat itu. Pada akhirnya, Diponegoro diasingkan ke Makassar, dan Kyai Modjo diasingkan ke Tondano, yang sekarang berada di provinsi Sulawesi Utara. Kyai Modjo dan rombongannya yang berasal dari Jawa tentu merasa asing pertama kali menginjakan kaki di bumi Minahasa. Namun, singkat cerita, dengan keuletan mereka, mereka berhasil bertahan hidup dipengasingan dan mendirikan sebuah masyarakat madani yang bahkan menarik perhatian penduduk lokal Minahasa. Salah satu bukti eksistensi pasukkan dari Jawa ini adalah berdir...