Kuliner Indonesia memang kaya dari Sabang sampai Merauke, Sangihe sampai ke Timor. Kekayaan kuliner membuat jenis makanan sangat bervariasi. Akan tetapi ada kesamaan yang mencolok di banyak kuliner Indonesia, hampir semua menggunakan cabai!
Orang Manado terkenal suka mengonsumsi makanan yang pedas. Selain tidak melewatkan cabai dalam bumbu masak, masakan yang tidak menggunakan cabai juga dibuat bisa tetap ada rasa pedas. Caranya dengan membuat dabu-dabu (sambal) sebagai pendamping masakan yang dimasak tanpa cabai.
Dabu-dabu adalah jenis bahan penyedap panas dan pedas yang umumnya dapat ditemukan di restoran Manado. Bahan ini sering digunakan sebagai bahan penyedap untuk makanan laut, khususnya berbagai hidangan ikan bakar.
Sambal Dabu-dabu ini memiliki sensasi rasa yang mirip dengan Saus Salsa Meksiko. Sambal Dabu-dabu atau orang Manado menyebutnya dengan Dabu-dabu Lilang berbeda dari sambal yang sering dijumpai di daerah Jawa.
Sambal ini tidak diulek, terbuat dari tomat hijau yang segar, cabai rawit, garam, perasan air lemon cui dan bawang merah. Tapi buat yang kurang suka sama aroma bawang merah, sambal ini sangat beraroma bawang merah. Jadi kalau tidak suka tinggal dikurangi. Rasa yang paling menonjol dari dabu-dabu lilang adalah pedas dan segar!
sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6b/Dabu-dabu_manta.JPG
Bahan utama untuk membuat dabu-dabu ini sangat sederhana yaitu:
– Cabai rawit
– Bawang merah ukuran sedang
– Tomat ukuran sedang
– Garam secukupnya
– Sedikit minyak sawit atau kelapa.
Cara membuatnya juga sangat sederhana. Kita hanya perlu menghaluskan semua bahan kecuali minyak menggunakan lisung (batu untuk menumbuk) atau ulekan. Setelah semua bahan halus, tambahkan minyak yang dipanaskan beberapa detik di api atau minyak tanpa dipanaskan. Inilah resep dasar membuat dabu-dabu. Warga lokal mengonsumsi dabu-dabu ini dengan hampir semua jenis makanan. Mulai dari kangkung cah, ikan goreng/bakar, pisang goreng dan lain-lain.
Berbagai Jenis Dabu-dabu
1. Dabu-dabu Lilang.
Jenis dabu-dabu ini, menggunakan bumbu dasar dengan perbedaan, minyak diganti perasan air jeruk nipis. Perbedaan lain adalah bahan-bahanya tidak dihaluskan melainkan dipotong kecil-kecil mirip saus salsa. Dahulu kala bahannya dipotong menggunakan lilang(parang) sehingga dinamakan seperti itu. Dabu-dabu lilang sendiri sangat cocok dikonsumsi dengan ikan bakar seperti ikan tuna, ikan tude atau mujair
2. Dabu-dabu Roa.
Jenis ini biasa dibuat dalam versi basah dan kering. Bahannya hanya bahan dasar dabu-dabu ditambah dengan ikan Roa yang sudah dihaluskan. Roa adalah ikan khas di Sulawesi Utara yang memiliki moncong dengan panjang sampai 5cm. Cara membuatnya pun dengan menghaluskan semua bahan dabu-dabu dan ikan Roa. Untuk dabu-dabu roa kering, setelah dihaluskan, dabu-dabu lalu dimasak dengan minyak hingga kering. Cocok dimakan dengan tinutuan, pisang goreng dan pendamping nasi dan lauk lainnya.
3. Dabu-dabu Bakasang.
Dabu-dabu yang satu ini, dibuat dengan menambahkan resep dasar(tanpa tomat) dan bakasang. Bakasang adalah produk akhir fermentasi telur ikan cakalang dengan garam dengan aroma khas. Cara membuatnya sama seperti membuat resep dasar, kemudian ditambahkan bakasang dan daun kemangi. Cocok dimakan dengan tinutuan, atau sebagai pelengkap untuk hidangan laut seperti ikan, udang dan jenis makanan laut lainnya
4. Dabu-dabu Kuning.
Nah kali ini mungkin kita bisa menebak asal warna kuning pada dabu-dabu. Kunyit dipakai segagai bahan pembuatan tambahan. Resep dasar dabu-dabu(dengan komposisi tomat lebih sedikit atau tanpa tomat) dihaluskan dengan jahe, bawang putih, kemiri dan kunyit. Pengolahannya dengan menumis semua bumbu sampai keluar aroma khas dan siap dihidangkan.
5. Sous.
Kenapa tidak ada embel-embel dabu-dabunya? Sambal yang satu ini memang diolah sedkit berbeda dari “rekan-rekannya”. Bahan yang diperlukan adalah bahan dasar dabu-dabu yang bisa ditambah dengan irisan daun bawang. Cara membuatnya yaitu dengan memotong kecil tomat, mengiris tipis bawang merah dan daun bawang. Cabai dihaluskan dengan garam. Cara membuatnya dimulai dengan menggoreng bawang merah dan daun bawang. Sesudah layu, tambahkan cabai aduk hingga terasa setengah matang kemudian tambahkan irisan tomat. Dimasak hingga bumbu terlihat tidak menyatu dengan minyak. Siap diangkat dan disajikan untuk lauk, cocok dimakan dengan semua lauk yang digoreng. Misalnya ikan cakalang asap, ikan asin, ikan tuna, tahu, tempe. Menu ikan goreng sous adalah menu yang dimasak di hampir semua rumah tangga di Sulawesi Utara.
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja