Dahulu kala, lahirlah seorang anak yang bernama Untung Suropati. Dia dilahirkan dari seorang ibu yang telah ditinggal mati oleh suaminya. Nama Untung Suropati merupakan nama pemberian neneknya. Nama itu memiliki maksud agar putranya selalu beruntung selama hidupnya. Sejak Untung Suropati berumur 15 tahun, ibunya meninggal dunia dan dia menjadi anak angkat Belanda. Meskipun begitu, Untung Suropati sangat membenci Belanda, tetapi dia tidak mengungkapkan secara langsung kepada orang tua angkatnya. Waktu terus berjalan. Untung mulai berani melawan Belanda beserta pasukannya. Atas keberanian tersebut, Untung Suropati harus masuk penjara di Batavia (yang sekarang menjadi Jakarta). Selama Untung Suropati berada dalam penjara, kebenciannya terhadap Belanda meluap-luap. Oleh sebab itu, Untung selalu berusaha menyadarkan rakyat Indonesia yang sama-sama berada di penjara untuk bersatu melawa...
Sebagian dari kita tentu tahu kisah berjenis Panji berjudul Damarwulan-Minakjinggo. Kisah yang dianggap legenda ini begitu popular di Jawa Timur karena mengungkapkan perseteruan antardua kerajaan, yang satu sebuah kerajaan besar bernama Majapahit, yang satu lagi kerajaan yang tak pernah tunduk terhadap hegemoni kerajaan besar itu, yakni Kerajaan Blambangan. Perseteruan ini melahirkan Perang Paregreg. Kerajaan Blambangan terletak di timur Kota Banyuwangi di Jawa Timur. Bila kita melihat peta, letak Blambangan berbatasan langsung dengan Selat Bali, dengan begitu kita yakin bahwa kerajaan ini merupakan kerajaan pesisir. Bila melihat namanya, Blambangan berasal dari kata bala yang artinya “rakyat” dan ombo yang artinya “besar” atau “banyak”. Dengan begtu, kita dapat pahami bahwa Blambangan adalah “kerajaan yang rakyatnya cukup banyak”. Tak ada berita yang pasti sejak kapan kerajaan ini berdiri. Dari kisah Damarwulan-Minakjinggo diketah...
Kalau menyusuri jalan utama pantai utara Pulau Madura, kita pasti akan melewati sebuah desa kecil yang terletak di Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang. Desa itu memiliki pantai yang sering dijadikan tempat berwisata oleh penduduk setempat. Tidak jauh dari pantai, malah bisa dibilang berdampingan dengan bibir pantai, terdapat hutan yang dihuni kawanan kera ekor panjang. Karena posisinya yang sangat dekat dengan pantai itulah maka sampai sekarang pengunjung pantai sering bisa menyaksikan adanya kera-kera yang keluar dari hutan dan bermain-main di tepi pantai. Selain terdapat hutan, di tepi pantai itu juga banyak ditumbuhi tanaman nipah. Dalam dialek setempat, ‘nipah’ disebut ‘ nepa ’. Karena banyaknya tumbuhan itu di sana, maka pantai itu dikenal dengan nama Pantai Nepa , meskipun ada juga yang menyebutnya sebagai Pantai Nipah. Desa yang kemudian muncul di sekitar pantai itu juga dikenal dengan nama Desa Nepa , pun hutan kecil yang dihuni kaw...
Nama Desa Sampang diambil dari sebuah nama pohon yang dinamakan pohon Sampangan. Seiring berjalanya waktu akhirnya berkembang menjadi nama Sebuah Desa yaitu Desa Sampang. Dahulu ada seorang pendatang (yang sampai Saat ini belum diketahui namanya) ke pemakaman Nyi Roro Menges (yang sekarang terkenal dengan Makam Telaga Bening/Terletak di sebelah Barat laut Desa Sampang masuk dalam wilayah Grumbul Tinggarjambu RW 01) Dalam persinggahannya beliau menanam sebuah pohon yang banyak dikenal oleh warga dengan nama pohon Sampangan. Nyi Roro Menges merupakan tokoh sentral pada masa itu, Cerita dari orang keorang tentang makam Nyi Roro Menges pun menyebar ke masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang datang ke makam Nyi Roro Menges untuk berziarah. Pohon Sampangan pun tumbuh menjadi besar dan rindang sehingga mengayomi lingkungan sekitar pemakaman Nyi Roro Menges. Sebagai pertanda alamat letak makam Nyi Roro menges kepada penziaroh dari luar daerah yang akan berziaroh yang asaat itu b...
Artikel blog The Jombang Taste kali ini membahas salah satu cerita rakyat Jawa Timur, yaitu Babad Tanah Surabaya. Cerita Babad Surabaya menceritakan sejarah dan asalusul daerah Surabaya pada masa lalu hingga memiliki nama seperti saat ini. Kisah sejarah kelahiran Kota Surabaya tidak bisa dilepaskan dari nama Jaka Jumput, Jaka Dolog dan Jaka Truna. Berikut ini cerita selengkapnya. Konon pada zaman dahulu Cakraningrat Bupati Sampang Madura mengutus Gajah Seta dan Gajah Menggala ke Surabaya. Utusan itu diikuti oleh Pangeran Situbondo beserta beberapa pengawalnya. Maksud utusan itu untuk menyampaikan surat lamaran terhadap putri Bupati Surabayayang bernama Putri Purbawati. Pangeran Cakraningrat melamar Purbawati untuk dijadikan istri Pangeran Situbondo. Karena Bupati Sampang dan Bupati Surabaya masih ada pertalian keluarga, lamaran itu diterima dengan senang hati. Akan tetapi, Purbawati mengajukan tiga syarat, yaitu: pertama, Pangeran Situbondo harus dapat menebang hutan Surabaya un...
Pada jaman dahulu terdengar cerita seorang ahli pejalan yang bernama Kadiman. Kadiman adalah orang sakti yang mempunyai ilmu yang tinggi. Beliau adalah perampok yang bengis yang tidak segan melukai korbannya. korban beliau adalah orang-orang kaya yang mempunyai harta berlimpah. tetapi beliau sangat licin seperti belut dia tidak mudah ditangkap. Namun Kadiman tetaplah sosok orang yang berwibawa dan disegani oleh orang banyak dengan latar belakang sebagai perampok. suatu hari kadiman duduk di pinggir jalanbersama teman-temannya, kemudian terdengar bunyi sandal yang menuju ke arah kadiman yang sedang duduk bersama teman-temannya itu, tidak lama berselang bunyi sandal itu semakin dekat dan terlihatlah seorang gadis cantik, alim yang tidak salah lagi gadis itu adalah anaknya seorang kiai terkenal di kampung itu. selang beberapa hari kardiaman masih terbayang-bayang dengan gadis itu dan kardiman terus mencari info tentang gadis itu dan setelah mengetahui informasi ten...
Andai Dewi Kilisuci bersedia menjadi ratu di Kahuripan, barangkali sejarah tidak mengenal kerajaan Jenggala. Tetapi karena sang dewi lebih tertarik pada kesunyian gua Selomangleng (Kediri) daripada pesta pora hedonistik istana, maka Ayahnya, Airlangga merasa perlu membagi kerajaan menjadi dua. Pembelahan kerajaan Kahuripan bukan saja merubah wajah Jawa secara geografis, tapi juga geopolitik dan ekonomi. Pusat pemerintahan yang sebelumnya ada di satu tempat kini menjadi dua. Hanya sayangnya pusat ekonomi tetap menjadi hak sebuah daerah belahan dari Kahuripan. Masing-masing dua daerah belahan Kahuripan ini mempunyai kekuatan dan kelemahan. Jenggala, belahansebelah utara ini kuat dalam ekonomi karena bandar dagang di Sungai Porong termasuk dalam wilayahnya. Sedangkan Dhaha (Kediri) yang bercorak agraris ini lebih kuat dalam bidang Yudhagama, olah keperajuritan, militer, bahkan mempunyai pasukan gajah....
Apa kabar sobat blogger Jombang pembaca setia blog The Jombang Taste? Salah satu kekayaan sejarah budaya Nusantara adalah cerita rakyat yang dituturkan dari mulut ke mulut secara turun-temurun. Beragam asal-usul desa Indonesia diceritakan dari kakeknenek kita saat kita masih kecil. Pada umumnya, cerita asal-usul desa tempat tinggal kita diceritakan sebagai pengantar tidur. Entah karena asyik menyimak cerita dengan khidmat atau karena faktor kelelahan setelah aktitas seharian, biasanya kita pun segera tertidur begitu cerita asal-usul desa itu disampaikan. Kali ini The Jombang Taste akan membahas sejarah dan asal-usul Desa Sidomulyo yang berada di Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo. Saya mendapatkan sumber cerita ini dari salah satu kerabat yang tinggal di Sidomulyo. Di waktu senggang, kami bercakap dengan santai tentang asal-usul Desa Sidomulyo. Ternyata sosok penting dibalik pembukaan hutan untuk wilayah Desa Sidomulyo bernama Kyai Kabul Singomenggolo. Kyai Kabul Singomenggolo...
Air Terjun Nglirip atau dikenal dengan nama Grajagan Nglirip oleh masyarakat sekitar memiliki ketinggian kira-kira 30 meter dan lebar 28 meter dengan air yang jernih mengalir begitu derasnya. Dibalik air terjun juga akan ditemui sebuah goa yang cukup besar yang konon sering dipakai semedi untuk mencari ilmu. Sumber mata air air terjun ini berasal dari beberapa sumber air di daerah Hutan Krawak yang berjarak sekitar 3 km dari lokasi dan menyatu di sebuah bangunan dam yang berada di atas air terjun. Legenda Nglirip berawal dari pertemuan salah satu Adipati Tuban di zaman sebelum kerajaan Majapahit. Kala itu sang adipati terpesona melihat kecantikan perawan desa anak dari tokoh sakti di desa tersebut. Perawan tersebut akhirnya dipinang dan dijadikan istri kesekian dari Adipati. Meski menjadi istri adipati hingga memiliki anak perawan, ia tak mau diboyong ke pendopo kadipaten. Sang anak tersebut, belakangan memiliki kekasih dari rakyat jelata. Tapi, hubungan asmara...