Batik Nusantara terus menginspirasi masyarakat untuk berkreasi dan menemukan ide-ide segar terkait motif batik. Termasuk Batik Pecelan Madiun yang terinspirasi dari keragaman sayuran dari Nasi Pecel, makanan khas Kota Madiun. Seorang warga Kota Madiun, Jawa Timur, mengembangkan sebuah motif untuk kain batik dengan tema nasi pecel yang menjadi makanan khas Madiun. Pengembang Motif Batik Pecelan tersebut adalah Sri Murniati, warga Jalan Halmahera, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Motif Pecelan terdiri dari motif daun pepaya, daun ketela (singkong), cabai, kembang turi, butiran nasi, dan lainnya yang merupakan paduan bahan dari makanan nasi pecel. Selain motif pecelan, hasil bumi dan kejayaan yang pernah ada di Kota Madiun juga menjadi inspirasi untuk membuat motif lain. Untuk membuat satu lembar batik tulis, dibutuhkan waktu hingga empat hari. Adapun, proses pembuatannya harus telaten, mulai dari tahap perebusan kain...
Siapa yang merasa memiliki “anak Sukerto?” Anak Sukerto dapat dikatakan anak yang memiliki keistimewaan. Tetapi keistimewaan itu dapat mendatangkan mara bahaya bagi anak yang bersangkutan. Namun semua itu sekedar merupakan kepercayaan masyarakat masa lalu secara turun-temurun. Sampai sekarang masih terdapat kepercayaan adanya “anak Sukerto”. Termasuk mereka yang tinggal di kota dan berkehidupan disuasana modern. “Anak Sukerto” yaitu anak (orang) yang karena kelahirannya atau kedudukannya dalam lingkungan keluarga maupun kejadian dalam hidupnya menjadikan termasuk salah satu yang diperbolehkan menjadi mangsa Batara Kala. “Sukerto” dari kata “suker” artinyo kotor. “Anak Sukerto” berarti anak yang mempunyai halangan dalam hidupnya. Mengapa Batara Kala senang memangsa atau makan manusia? Kono singkat kisahnya, di Kahyangan kedatangan Prabu Damarjati melamar Dewi Uma isteri Batara Guru. Lamaran ditolak da...
Menurut cerita rakyat yang hidup di kalangan masyarakat Desa Pamancingan, nama desa ini diambil dari tempat di mana Begawan Selapawening dan Syekh Maulana Maghribi melakukan pertandingan memancing. Begawan Selapawening adalah salah seorang dari sekian banyak putera-puteri raja Majapahit, Prabu Brawijaya terakhir. Nama Begawan Selapawening itu mungkin bukan nama sebenarnya, melainkan hanya nama samaran untuk menutup kenyataan bahwa ia sebenarnya adalah putera raja Majapahit. Adapun sebab-musabab kepergian Begawan Selapawening dari Kerajaan Majapahit (wilayah Jawa Timur) sampai ke pesisir selatan (wilayah Yogyakarta), menurut cerita ada hubungannya dengan mulai meluasnya pengaruh ajaran agama Islam di wilayah Jawa. Karena pengaruh meluasnya ajaran agama Islam, bahkan sampai ke pusat kerajaan Majapahit, maka yang tidak rela melepaskan agama yang telah mereka anut menjadi terdesak, lalu menyingkir atau melarikan diri ke daerah yang dianggap lebih aman dan bebas. Begawan Selapawe...
Sejarah asal usul Dusun Guwo tak bisa dilepaskan dari sembilan goa yang ada di tempat tersebut. Nama Guwo sendiri memang berarti goa, yaitu lubang besar di dalam tanah yang berisi udara dan bisa ditempati manusia. Namun keunikan sembilan goa di Dusun Guwo adalah adanya lorong yang menghubungkan sembilan mulut goa. Goa-goa tersebut konon katanya dibangun oleh Maling Cluring, pemuda sakti yang menculik Putri Bajang. Putri Bajang adalah anak kesayangan Raja Bajang. Kecantikan wajah Putri Bajang terkenal seantero negeri. Tak ayal lagi Maling Cluring sangat ingin meminang Putri Bajang. Sayangnya, Raja Bajang menolak pinangan Maling Cluring. Raja tidak mau memiliki menantu seorang pencuri atau maling. Maling Cluring tak kehabisan akal. Pesona Putri Bajang sudah menjadikannya cinta buta. Apapun akan dilakukan untuk mendapatkan cintanya. Dia lantas memutuskan menculik Putri Bajang. Singkat cerita, berbekal kesaktian yang dimilikinya, pada suatu malam Maling Cluring berhasil menculik...
Tradisi Malam Selikuran merupakan salah satu wajah Islam Nusantara yang mewarisi semangat akulturasi Islam-Jawa versi Wali Songo dalam berdakwah. Selepas salat tarawih, ratusan prajurit Kasunan Surakarta berbaris membawa pedang, tombak, dan panah di depan Kori Kamandungan memimpin Kirab Malam Selikuran. Mereka berjalan menuju Masjid Agung Kauman, diikuti para punggawa keraton dan abdi dalem yang memikul 1.000 nasi tumpeng dan membawa 1.000 lampu ting (lentera). Sebagian abdi dalem berbaris sambil menabuh gamelan, sementara lainnya menyanyikan tembang Macapat Dandhangula , yang diambil dari Serat Wulangreh karya Sunan Pakubuwono IV yang bertutur tentang Al-Qur’an sebagai sumber ajaran sejati serta rahasia malam seribu bulan. Tidak seperti tahun sebelumnya, kirab tumpeng sewu dan lampu ting tidak berakhir di Masjid Agung, melainkan berlanjut menuju Kebonraja Taman Sriwedari yang berjarak sekitar tiga kilometer. Tahun ini, kirab dikembalikan mengikuti kebiasaan Sun...
Untuk mendidik rakyat Pamekasan agar mencintai lingkungan hidup, Pangeran Ronggosukowati senang memelihara ikan hias. Oleh karena itu, pada waktu kota Pamekasan di bawah kekuasaan Pangeran Ronggosukowati, ia memerintahkan pembuatan Kolam Si Kool di belakang Keraton Mandiraras. Ikan-ikan hias yang amat disenangi orang terdapat disana. Di tepi kolam Si Kool ditanami bunga beraneka warna dan pepohonan pelindung yang amat rindang. Dalam waktu senggangnya, Pangeran Ronggosukowati dan Ratu Inten, isterinya, sering bercengkerama di sana. Tak seorang pun yang berani mendekati kolam itu, apa lagi mengambil ikan kesayangan Sang Pangeran dari Pamekasan ini. Untuk menjaga kebersihan kolam, Pangeran Ronggosukowati memiliki petugas khusus. Tak sembarang orang yang diizinkan berada di kolam itu. Sehingga Kolam Si Ko’ol kelihatan berwibawa dan cukup angker. Kunjungan Pangeran Lemah Duwur Dari Bangkalan Diceritakan bahwa Pangeran Lemah Duwur dari Keraton Anyar di wilayah Arosbaya,...
Senjata ampuh yang dimiliki oleh Pangeran Ronggosukowati. Ketika baru saja naik tahta menggantikan ayahnya, setiap malam selama 7 hari ia kedatangan seorang jejaka atau pemuda hingga berjumlah 7 orang. Ketujuh jejaka itu tidak mau menyebutkan namanya dan dari mana asal mereka. Dengan begitu, mengertilah Pangeran Ronggosukowati bahwa 7 pemuda tersebut bukanlah manusia biasa, melainkan sebangsa makhluk halus. Kedatangan mereka itu hanyalah untuk menyerahkan bagian-bagian dari sebilah keris. Setelah itu mereka lenyap entah kemana. Oleh karena itu, Pangeran Ronggosukowati memanggil seorang empu (pembuat keris) yang terkenal di Pamekasan untuk menyatukan bagian-bagian keris tersebut. Setelah selesai, maka terwujudlah sebilah keris yang berpamor Tunggal Kukus. Konon keris ini memiliki kesaktian untuk mengusir musuh. Keris tersebut diberi nama Joko Piturun oleh Pangeran Ronggosukowati. Kesaktian Keris Joko Piturun Menghadapi Pasukan Bali Keampuhan Keris Joko Piturun terbukt...
Pada artikel sebelumnya telah diceritakan perkawinan yang setingkat dan serasi serta kehidupan rukun sentosa antara Nyi Banu dan Ki Ario Pramono. Pasangan serasi tersebut dikaruniai seorang putra yang bernama Pangeran Banurogo. Ia merupakan putra mahkota Keraton Pamekasan dan naik tahta dengan gelar Pangeran Nugroho setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Pada waktu ia memerintah, agama Islam mulai masuk dan menyebar ke seluruh pelosok Madura. Akan tetapi Pangeran Nugroho dan sebagian rakyatnya tetap memeluk agama Budha. Sedangkan sebagian rakyat Keraton Pamekasan dan kelima putra telah memeluk agama Islam. Lima orang putra Pangeran Nugroho adalah Pangeran Ronggosukowati, Pangeran Nurogo, isteri Pangeran Lumajang, Adipati Madegan, dan Nyi Taluki. Meskipun Pangeran Nugroho sering dibujuk oleh putra-putrinya supaya memeluk agama Islam, ia selalu menolak sambil tersenyum. Pangeran Nugroho mengatakan bahwa kelak jika dia sudah meninggal dan jenazahnya sudah dimasukkan ke dal...
Museum Sunan Giri terletak di Jl. Pahlawan No. 24 Kelurahan Tlogo Bendung, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, atau tepat berada di depan Taman Makam Pahlawan Kabupaten Gresik. Meski terletak di lokasi yang strategis, namun bagi orang luar Gresik akan kesulitan untuk menemukan museum ini. Hal ini dikarenakan bangunan museum yang berukuran kecil dan berada di sudut pelataran parkir kawasan wisata religi Maulana Malik Ibrahim. Museum ini dinamakan Museum Sunan Giri, tidak lain adalah untuk mengenang seorang tokoh ulama kharismatik modernis untuk ukuran saat ini, yang mampu membawa Gresik sebagai kerajaan Islam, kota bandar dagang, pusat budaya pesisir dan pusat pendidikan Islam melalui pesantren. Sunan Giri mengandung pengertian yang tersembunyi. Sunan berasal dari kata “Susuhunan” artinya yang dijunjung tinggi, atau “Suhun” artinya dijunjung di atas kepala. Sedangkan Giri merupakan tempat dimana beliau me...