 
            Gintingan adalah tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat Subang. Berupa mekanisme gotong royong yang dilakukan masyarakat Subang untuk menolong sesama dalam masyarakat itu. Gintingan berasal dari kata gantang . “ Gantang itu semacam baskom tempat untuk mengukur satuan beras,” ujar Kang Kur. Sehari-harinya mekanisme gintingan berlangsung ketika dalam masyarakat ada seseorang yang sedang mempunyai hajat/kebutuhan yang penting maka ada tolong-menolong untuk membantu seseorang dalam masyarakat tersebut. Agar hajatannya itu bisa berlangsung lancar. Inisiatif masyarakat dalam melakukan gintingan muncul dari masa kolonial. Gintingan muncul dari inisiatif masyarakat untuk membantu tetangganya ketika mereka mempunyai kebutuhan yang mendesak. Misalnya ketika seseorang membutuhkan dana 30 juta untuk menyelenggarakan hajatan, maka seseorang itu akan memberitahukan tokoh masyarakat/informal. Setelah itu tokoh masyarakat akan memberitahu kepada masyarakat seki...
 
            Kesenian " RUDAT" adalah salah satu kesenian khas desa Subang Kec. Subang Kab. Kuningan . Awal kisah tarian RUDAT ini diperkenalkan oleh penduduk subang yang menuntut ilmu agama Islam di pesantren Kuningan, sepulangnya mereka dari menuntut ilmu disana mereka juga memperkenalkan kesenian tari ini kepada warga Subang Dalam perkembangannya Kesenian Rudat ini sempat mendapat tempat di hati masyarakat Subang dan sekitarnya, apalagi pada sekitar era tahun 80-an, Rudat sempat menjadi Kesnian Favorit bagi warga masyarakat subang, bahkan pada saat itu semua kalangan sangat menyukai Rudat, dari mulai anak-anak, remaja Hingga orang Tua, hampir setiap ada peringatan hari besar keagamaan, di setiap Mushola-mushola yang berada di wilayah Desa Subang, mengadakan Kesenian Rudat. pada peringatan Isra Mi'raj misalnya, Kesenian Rudat ini selalu dilaksanakan, dan pada Isra Mi'raj di Desa Subang juga punya Ciri Khas, yaitu dengan disajikannya " WEDANG KONENG ", Papais, Buras , opak...
 
            Dalam tradisi masyarakat jawa ada sebuah tradisi dimana pada bulan safar masyarakat khususnya ibu rumah tangga membuat sebuah kue apem atau yang biasa dikenal dengan Kue Cimplo. Biasanya masyarakat membuat kue ini untuk dibagi-bagikan kepada tetangga atau masyarakat sekitar. Kue Cimplo atau kue apem ini disajikan dengan bumbu gula merah yang di campur dengan parutan kelapa sebagai air gulanya karena rasa cimplo yang tawar dan perlu campuran gula agar rasanya nikmat dan lezat. Kue apem yang satu ini jarang di jual di pasaran sehingga anda harus membuatnya sendiri di rumah. Di kabupaten Subang dan Indramayu kue ini dipercaya sebagai simbol tolak bala (penghindar musibah) dan keberuntungan. RM/Toko yang Menyediakan: Delipel Cake Shop Address: Jalan Kh Agus Salim & Gg. Jenaka, Cigadung, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat 41211 Phone: 0813-9406-4004
 
            Rengkong merupakan salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. Kesenian ini muncul sekitar 1964 di Kabupaten Cianjur. Orang yang pertama kali memperkenalkannya adalah H Sopjan. Sedangkan bentuk kesenian ini dikenal dari tata cara masyarakat Sunda zaman dahulu, ketika menanam padi sampai dengan menuainya. Pada saat itu, belum ada alat transportasi untuk mengangkut padi ke lumbung. Para petani menggunakan bambu sebagai alat pikul padi. Pikulan yang membawa berat beban kurang lebih 10 sampai 20 kilogram ini diikat dengan tali ijuk. Setiap berjalan, pikulan ini menghasilkan bunyi, yang dihasilkan dari pergesekan tali ijuk dengan pikulan. Dari sini kesenian rengkong bermula. Istilah rengkong sendiri diambil dari alat untuk memikul padi dari sawah ke lumbung. Peralatan untuk memainkan seni rengkong terbilang sederhana. Terdiri dari bambu gombong, tali ijuk, minyak tanah, dan satu impitan tangkai padi. Bambu gombong berfungsi sebagai pikulan. Tali iju...
 
            Hal ini sangat menarik dimana cerita sejarah ini terkait dengan perkembangan desa banceuy seperti cerita berdirinya desa Negla sebelum mendajadi banceuy, dulunya terdapat bencana yang menimpa desa negla berupa angin puting beliung, ada yang mengatakan angin tersebut merupakan kiriman dari penguasa alam, dan ada juga yang mengatakan sebuah bencana alam yang terkait dengan manusia dengan alam. Berawal dari bencana tersebut datang terdapat tujuh tokoh yang menurut masyarakat setempat merupakan sesepuh dan karuhun yang mendirikan desa negla kembali dan berganti nama dengan banceuy. Ketujuh tokoh ini merupakakan tokoh yang sangat berjasa tetapi tidak semua masyarakt banceuy mengetahui nama ketujuh tokoh tersebut, tetapi mereka menganggap ketujuh tokoh tersebut adalah asal leluhur merek
 
            Cerita mengenai seorang tokoh yang oleh masyarakat banceuy merupakan tokoh yang menjadi penjaga dan penyelamat desa banceuy. Aki letik atau raden syaikh jamaludin dan ada juga sebagian orang yang menyebut dengan Raden Ismail Saleh, merupakan tokoh yang mampu menyelamatkan desa banceuy dari ganguang seperti pencurian dan keributan, sosok aki letik menurut masyarakat bancey merupakan orang yang kuat, tegas dan pembela panji kebenaran. Menurut sumber yang kami dapatkan aki letih memiliki tubuh yang kecil dan bisa masuk kedalam lubang jarum, aki letik juga memiliki kemampuan untuk duduk dan berjemur diatas pohon pisang, aki letik bisa mengubah air ludahnya menjadi api sehingga orang tidak ada yang berani kampung banceuy, dan aki letik dianggap sebagai penjaga desa banceuy. Selain itu aki letik juga yang menggagas ataupun seorang pionir yang memulai sistem irigasi dan pertanian di desa banceuy. Sekarang makamnya terletak di arah barat desa banceuy, tepatnya diarah perkebunan masyarakt,...
 
            Di daerah banceuy terdapat tiga buah curug yaitu curug bentang, curug bedil dan cole angka atau yang disebut curug gangga. Terdapatnya cerita yang terkait dengan penamaan curug yang juga memiliki cerita dimana terkait dengan kehidupan masyarakat banceuy yaitu curug bentang. Asal mula penamaan curug bentang berawal dari kisah adanya tapak tilas yang dilakukan oleh bung karno yang bertujuan untuk mencari ilmu kenegaraan agar Indonesia menjadi satu Negara nusantara, sukarno melaukan tapak tilas di daerah wangun harja merupakan tempat padepokan tersebesar yang juga merupakan tempat prabu siliwangi (raja padjajaran) bertapa, bung karno mendapatkan titah setelah bersemedi di batu yang berbentu kapal yaitu berpata kembali di daerah negla tepatnya di curug bentang. Sedangkan nama curug bentang tersbut berasal dari bintang, dalam hal ini ketika bung karno bersemedi di curug bentang, ia mendapaknan titah di air terjun tersebut berupa tujuh cakra sunda dari bintang yang diturunkan oleh...
 
            Upacara Mengandung Tujuh Bulan/Tingkeban Upacara Tingkeban adalah upacara yang diselenggarakan pada saat seorang ibu mengandung 7 bulan. Hal itu dilaksanakan agar bayi yang di dalam kandungan dan ibu yang melahirkan akan selamat. Tingkeban berasal dari kata tingkeb artinya tutup, maksudnya si ibu yang sedang mengandung tujuh bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya sampai empat puluh hari sesudah persalinan, dan jangan bekerja terlalu berat karena bayi yang dikandung sudah besar, hal ini untuk menghindari dari sesuatu yang tidak diinginkan. Di dalam upacara ini biasa diadakan pengajian biasanya membaca ayat-ayat Al-Quran surat Yusuf, surat Lukman dan surat Maryam. Di samping itu dipersiapkan pula peralatan untuk upacara memandikan ibu hamil , dan yang utama adalah rujak kanistren yang terdiri dari 7 macam buah-buahan. Ibu yang sedang hamil tadi dimandikan oleh 7 orang keluarga dekat yang dipimpin seorang paraji secara bergantian dengan menggunakan 7 lembar kain batik yang dip...
Nadran sebenarnya merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran sendiri, menurut sebagian masyarakat, berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam : pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak , yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband). Nadran atau kada...