Di daerah pedalaman Nabire, tepatnya daerah Makewapa, hiduplah satu kelurga yang miskin. Keluarga itu termiskin di daerah itu. Mereka tidak memunyai makanan dan harta benda. Keluarga itu bernama Kibiuwo. Keluarga Kibiuwo terdiri atas lima orang, yaitu Ibu Kibiuwo, nama pertama Neneidaba, anak kedua Noku, dan anak ketiga Yegaku. Anak yang pertama dan kedua laki-laki dan yang ketiga adalah anak perempuan. Nama ayahnya tidak pernah disebut-sebut sampai sekarag (masih dirahasiakan). Mereka tidak ada nota/nuta (ubi jalar), nomo (talas), digiyonapa/ugubo (sayur hitam), mege dan dedege (mata uang adat suku Mee), ekina (ternak babi), dan tidak ada harta benda lainnya. Pada saat itu, makanan yang ada hanyalah nota/nuta (ubi jalar) jenis kadaka dan digiyonapo/ugubo (sayur hitam). Pada saat itu, musim kelaparan dan krisis ekonomi berkepanjangan. Tanaman nota/nuta (ubi jalar), nomo (talas), dade/boho (sayur gedi), eto (tebu) dan lainnya terbatas. Kelurga Kibiuwo duduk dalam rumah dan be...
Di timur provinsi Papua ada sebuah kepulauan kecil yg sangat aneh. Pulau itu selalu diliputi kegelapan, cahaya matahari tidak sanggup menembus pulau itu. Matahari tidak melintas di atas kepala tetapi di seberang langit. Penduduk melihat matahari hanya sebentar, karena setelah itu tenggelam. Dengan demikian terang sangat pendek dan kegelapan seperti malam sangat panjang. Disana tinggal seorang pemuda bernama Rangga. Rangga tidak sabar untuk menghadapi suasana gelap. Dia ingin mengubah suasana kegelapan yg selama ini menyelimuti desanya.Dalam hatinya sering muncul pertanyaan, Mengapa matahari bersinar sangat singkat? Rangga pun mengajak para pemuda di desa itu untuk melaksanakan niat memecah matahari. ”Teman-teman, kita harus berusaha untuk membuat pulau kita ini menjadi terang,” kata Rangga pada para pemuda di desanya. ”Ini sudah takdir Rangga, kita tidak bisa mengubahnya karena ini adalah keadaan alam yg mesti kita terima,” jawab para pemuda itu....
Pendapat yang sangat menarik dari Ki Umar Jogja yang menjelaskan latar belakang sejarah lahirnya ilmu Kulhu Sungsang. Agar semakin jelas dan migunani sebagai kawruh, kita tampilkan saja komentar beliau di artikel utama blog. Kepada Ki Umar Jogja, mohon maaf saya telah dahului Anda dengan tanpa ijin langsung menempel di artikel utama di sini. Kita mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kerelaannya memaparkan kepada kita semua. Jadi semakin jelaslah sekarang, blog ini memang bukan milik pribadi tapi milik semua pembaca yang ikut nguri-uri budaya mistik nusantara yang kaya ini. Matur nuwun. (wongalus) Ajian Kulhu Sungsang merupakan warisan dari Wali Allah yang ketika itu mengalahkan panglima jin dipulau Jawa. Yang keilmuannya diambil dari Ayat 1 Surat Al-Ikhlas, kemudian dilanjutkan dengan doa dalam bahasa Jawa. Jadi Ajian Kulhu Sungsang bisa dikategorikan sebagai hizb, hanya saja formatnya dalam bahasa Jawa. Alkisah riwayat ilmu Kulhu Sungsang ini lahir ketika jaman wali...
smansaipa4.blogspot.com/2013/04/lagu-dan-alat-musik-tradisi-nusantara.html Gamelan Bali, Cengceng
https://qlapa.com/blog/info-lengkap-alat-musik-bali Menurut beberapa sumber sejarah, Gamelan Bali sudah ada sejak zaman dahulu di nusantara. Hal tersebut bisa dilihat dari Prasasti Bebetin, di mana prasasti ini menyebutkan bahwa gamelan sudah ada sejak tahun 896 masehi. Sekitar masa pemerintahan Raja Ugrasena di Bali. Namun pada masa itu gamelannya sedikit lebih sederhana daripada sekarang. Alat musik Gamelan dikelompokan menjadi tiga: Gamelan tua (misal gambang, saron, selonding kayu, gong besi, gong luwang, selonding besi, angklung kelentang dan gender wayang). Gamelan madya (contohnya pengambuhan, semarpagulingan, pelegongan, bebarongan, joged pingitan, gong gangsa jongkok, babonangan, dan ringdik gandrung). Gamelan baru (seperti pengarjaan, gong kebyar, pejangeran, angklung bilah 7, joged bung-bung, dan gong suling).
Tujuan dari tradisi ini adalah untuk mengantarkan roh leluhur sanak saudara yang meninggal menuju ke alam baka. Caranya dengan memindahkan sisa jasad dari liang kubur menuju tempat yang disebut dengan Sandung. Upacara ini sendiri biasanya dilakukan oleh Suku Dayak khususnya penganut agam Kaharingan. Sumber: http://travel.tribunnews.com/2017/01/24/tradisi-indonesia-10-adat-istiadat-unik-khas-nusantara-ini-hampir-punah-berani-ikut-lestarikan?page=3
Pada jaman dahulu kala di kota Makasar terdapat sebuah kerajaan yang besar. Rajanya sangat masyhur dan gagah perkasa, bergelar Daeng Sinaroja. Sedang patihnya bernama Daeng Magang. Bala tentaranya sangat banyak dan pemberani. Pada suatu malam, sang raja bermimpi yang sangat berkesan. Dalam mimpinya beliau bertemu dengan seorang putri yang sangat cantik rupawan. Putri itu mengaku bernama Dewi Ratna Sari, putri dari Tawang Alun adipati Kabonan. Daeng Sinaroja menginginkan agar mimpinya itu menjadi kenyataan. Maka disebarlah bala tentaranya ke seluruh penjuru Nusantara di bawah pimpinan patih Daeng Magang. Setelah beberapa minggu berlayar, sampailah mereka di Pulau Madura. Di sana mereka mendapat kabar bahwa yang dimimpikan rajanya itu ada. Kadipaten Kabonan itu terletak di ujung Pangkah. Dengan diantar oleh Pangeran dari Madura meryeberangi selat Madura, akhirnya sampailah di pesisir Ujung Pangkah. Mereka beristirahat di pantai untuk membuat pesanggrahan. Daeng Magang berniat...
Sejarah asal usul Dusun Guwo tak bisa dilepaskan dari sembilan goa yang ada di tempat tersebut. Nama Guwo sendiri memang berarti goa, yaitu lubang besar di dalam tanah yang berisi udara dan bisa ditempati manusia. Namun keunikan sembilan goa di Dusun Guwo adalah adanya lorong yang menghubungkan sembilan mulut goa. Goa-goa tersebut konon katanya dibangun oleh Maling Cluring, pemuda sakti yang menculik Putri Bajang. Putri Bajang adalah anak kesayangan Raja Bajang. Kecantikan wajah Putri Bajang terkenal seantero negeri. Tak ayal lagi Maling Cluring sangat ingin meminang Putri Bajang. Sayangnya, Raja Bajang menolak pinangan Maling Cluring. Raja tidak mau memiliki menantu seorang pencuri atau maling. Maling Cluring tak kehabisan akal. Pesona Putri Bajang sudah menjadikannya cinta buta. Apapun akan dilakukan untuk mendapatkan cintanya. Dia lantas memutuskan menculik Putri Bajang. Singkat cerita, berbekal kesaktian yang dimilikinya, pada suatu malam Maling Cluring berhasil menculik...
Tradisi Malam Selikuran merupakan salah satu wajah Islam Nusantara yang mewarisi semangat akulturasi Islam-Jawa versi Wali Songo dalam berdakwah. Selepas salat tarawih, ratusan prajurit Kasunan Surakarta berbaris membawa pedang, tombak, dan panah di depan Kori Kamandungan memimpin Kirab Malam Selikuran. Mereka berjalan menuju Masjid Agung Kauman, diikuti para punggawa keraton dan abdi dalem yang memikul 1.000 nasi tumpeng dan membawa 1.000 lampu ting (lentera). Sebagian abdi dalem berbaris sambil menabuh gamelan, sementara lainnya menyanyikan tembang Macapat Dandhangula , yang diambil dari Serat Wulangreh karya Sunan Pakubuwono IV yang bertutur tentang Al-Qur’an sebagai sumber ajaran sejati serta rahasia malam seribu bulan. Tidak seperti tahun sebelumnya, kirab tumpeng sewu dan lampu ting tidak berakhir di Masjid Agung, melainkan berlanjut menuju Kebonraja Taman Sriwedari yang berjarak sekitar tiga kilometer. Tahun ini, kirab dikembalikan mengikuti kebiasaan Sun...