|
|
|
|
Memecah Matahari Tanggal 20 Nov 2018 oleh Admin Budaya . |
Di timur provinsi Papua ada sebuah kepulauan kecil yg sangat aneh. Pulau itu selalu diliputi kegelapan, cahaya matahari tidak sanggup menembus pulau itu. Matahari tidak melintas di atas kepala tetapi di seberang langit. Penduduk melihat matahari hanya sebentar, karena setelah itu tenggelam. Dengan demikian terang sangat pendek dan kegelapan seperti malam sangat panjang.
Disana tinggal seorang pemuda bernama Rangga. Rangga tidak sabar untuk menghadapi suasana gelap. Dia ingin mengubah suasana kegelapan yg selama ini menyelimuti desanya.Dalam hatinya sering muncul pertanyaan, Mengapa matahari bersinar sangat singkat? Rangga pun mengajak para pemuda di desa itu untuk melaksanakan niat memecah matahari.
”Teman-teman, kita harus berusaha untuk membuat pulau kita ini menjadi terang,” kata Rangga pada para pemuda di desanya.
”Ini sudah takdir Rangga, kita tidak bisa mengubahnya karena ini adalah keadaan alam yg mesti kita terima,” jawab para pemuda itu.
Tapi ada beberapa orang pemuda yg akhirnya mendekati Rangga dan bertanya, ”Jelaskanlah pada kami gagasanmu yg sesungguhnya, Rangga.”
”Aku ingin memecah matahari. Sekarang yg kita perlukan adalah mencari lembing ajaib untuk memcah matahari,” jawab Rangga dengan lantang. Mendengar jawaban Rangga yg lantang dan penuh keyakinan, maka beberapa pemuda itu pun mulai terpengaruh dan bersedia ikut bersama Rangga pergi mencari lembing ajaib.
Rangga dan beberapa pemuda tadi berusaha mendapatkan lembing ajaib dengan cara berpuasa dan bersemedi di dalam hutan. Hari demi hari mereka lalui, tapi para pemuda itu tidak tahan akan rasa lapar dan banyaknya godaan yg mereka temui ketika bertapa dan berpuasa. Akhirnya hanya tinggal Rangga sendiri saja yg terus melanjutkan pertapaannya.
Pada hari ketujuh bersemedi, tiba-tiba muncul di hadapan Rangga seorang peri yg cantik. Tangannya membawa sebuah lembing panjang sambil mendekati Rangga. ”Hai Rangga, apa yg kalian cari di dalam hutan ini?”. ”Aku sedang bersemedi untuk mendapatkan lembing ajaib untuk memecah matahari supaya pulau tempatku tinggal tidak lagi diliputi kegelapan,” jawab Rangga. ”Inilah lembing ajaib yg kamu cari. Terimalah ini. Jangan mundur selangkah pun bila maksudmu belum terlaksana. Bawalah lembing ajaib ini, namun ini baru langkah awal bagimu untuk mendapatkan lembing ajaib yg sesungguhnya karena lembing ajaib yg sesungguhnya di miliki oleh Si Pencuri Ulung,” ujar peri tersebut
”Pencuri Ulung?”, tanya Rangga kebingungan.
”Ya, Pencuri Ulung adalah makhluk jahat yg suka mencuri hasil sadapan Nira dari pohon kalian,” ujar peri itu lagi.
Pada waktu yg telah ditentukan, semua penduduk bersiap-siap untuk menangkap Si Pencuri Ulung. Ketika makhluk jahat yg mengerikan itu muncul, para penduduk itu lari ketakutan. Hanya Rangga sendiri yg dengan gagah berani menancapkan lembing ajaib di perut si Pencuri Ulung. Perlahan-lahan si Pencuri Ulung pun berubah menjadi lembing ajaib yg sesungguhnya. Para penduduk bergembira ria, mereka mengucapkan terima kasih kepada Rangga karena berhasil menghentikan pencuri Nira.
Setelah mendapatkan kedua lembing ajaib, akhirnya Rangga bersama dengan beberapa orang pemuda pergi naik perahu menuju langit sebelah timur tempat matahari terbit dengan satu tujuan yakni memecah matahari.
Dengan kedua lembing ajaib di tangannya Rangga berteriak menantang matahari untuk muncul. Matahari yg dinantikan itupun muncul perlahan. Setelah hampir separuh matahari itu muncul, Rangga dibantu oleh para pemuda mulai bersiap-siap untuk memecahkannya. Tangan Rangga sudah menggenggam kedua batang lembing ajaib. Ketika matahari sudah terbit secara utuh, Rangga segera melemparkan kedua lembing ajaib ke arah matahari dan tertancap persis di tengah bulatan matahari!
Tubuh matahari itu bergumpal. Gumpalan yg besar menjadi bulan dan gumpalan yg kecil menjadi bintang yg bertebaran di langit. Semua menjadi penerang di waktu malam hari. Tugas maha besar telah selesai. Matahari telah pecah menjadi berkeping-keping. Mulai saat itu pada malam hari tidak ada lagi gelap gulita di pulau tempat Rangga tinggal karena sudah disinari remang-remang dari bulan dan bintang yg bergelantungan di langit.
Referensi:
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |