Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sulawesi Selatan Makassar
Legenda Daeng Sinaroja, Jaka Cinde dan Dewi Ratna Sari
- 22 November 2018

Pada jaman dahulu kala di kota Makasar terdapat sebuah kerajaan yang besar. Rajanya sangat masyhur dan gagah perkasa, bergelar Daeng Sinaroja. Sedang patihnya bernama Daeng Magang. Bala tentaranya sangat banyak dan pemberani.

Pada suatu malam, sang raja bermimpi yang sangat berkesan. Dalam mimpinya beliau bertemu dengan seorang putri yang sangat cantik rupawan. Putri itu mengaku bernama Dewi Ratna Sari, putri dari Tawang Alun adipati Kabonan. Daeng Sinaroja menginginkan agar mimpinya itu menjadi kenyataan. Maka disebarlah bala tentaranya ke seluruh penjuru Nusantara di bawah pimpinan patih Daeng Magang.

Setelah beberapa minggu berlayar, sampailah mereka di Pulau Madura. Di sana mereka mendapat kabar bahwa yang dimimpikan rajanya itu ada. Kadipaten Kabonan itu terletak di ujung Pangkah. Dengan diantar oleh Pangeran dari Madura meryeberangi selat Madura, akhirnya sampailah di pesisir Ujung Pangkah. Mereka beristirahat di pantai untuk membuat pesanggrahan. Daeng Magang berniat akan meminang putri Tawang Alun yaitu Dewi Ratna Sari. Tiba-tiba Daeng Magang melihat tiga orang putri sedang bersenda gurau di tepi pantai. Dia mendekati putri tersebut. Karena tidak mengerti bahasanya maka ketiga putri itu ditangkap Ialu dibawa ke sanggarnya.

Dengan perantaraan Pangeran dari Madura bisalah diadakan tanya jawab. Ternyata seorang dari ketiga putri itu adalah Dewi Ratna Sari. Dia tidak mau dibawa ke Makasar sebab dia sudah bersuami dan mempunyai seorang anak laki-laki. Daeng Magang memaksanya. Dewi Ratna Sari dibawa ke kapal layar kemudian berlayar. Sedang kedua orang putri lainnya dilepaskan pulang. Sampai di Madura, Pangeran Madura turun dan mengirimkan seorang putri sebagai teman Dewi Ratna Sari. Sampai di Makasar sang Dewi dipersembahkan kepada Daeng Sinaroja raja Makasar. Sang putri tetap menolak permintaan Daeng Sinaroja. Karena marahnya raja itu, Dewi Ratna Sari dimasukkan ke dalam penjara.

 Syahdan keadaan di Kabonan menjadi kacau dengan hilangnya Dewi Ratna Sari itu. Suaminya belum tahu sebab sudah lama mengembara. Sedang Jaka Cinde anak sang Dewi berusaha mencarinya sampai di Madura. Di sana ia mendapat teman akrab yang bersedia ikut mencari ibunya sampai ketemu. Mereka berdua berlayar ke timur menuju Makasar.

Kedua satria itu sangat pandai dan berani mengarungi samudera luas. Sampai di Makasar mereka membuka permainan sulap dan silat. Penduduk Makasar sangat kagum melihat ketangkasan kedua satria itu. Berita itu sampai pula ke istana raja Makasar. Daeng Sinaroja ingin melihat bagaimana permainan sulap dan silat yang dimainkan kedua pemuda dari pantai seberang. Jaka Cinde dan sahabatnya dipanggil ke istana untuk bermain sulap. Pada suatu pagi diadakanlah permainan sulap dan silat oleh dua satria dari pantai seberang. Segala perlengkapannya dilayani oleh putri dari Madura yang sudah agak lama di situ. Dengan diam-diam putri dari Madura itu bisa mengerti tujuan utama dari kedua pemuda itu. Dia bersedia membantunya. Tidak lama kemudian Jaka Cinde mulai dengan permainan sulapnya. Para penonton beserta rajanya sangat senang.

Permainan dilanjutkan. Tiba-tiba Jaka Cinde mengeluarkan sebuah selendang Cinde. Dengan seketika sang raja tertidur nyenyak, sedang para penonton menjadi panik yang akhirnya berkelahi satu sama lain. Kesempatan itu dipakai oleh Jaka Cinde untuk melepaskan ibunya dari penjara. Kemudian kedua satria dan dua orang putri pergi ke pantai. Mereka terus berlayar pulang. Belum jauh dari pantai itu terjadilah badai yang ganas. Tetapi kapal Jaka Cinde selamat bahkan lebih cepat sampai di pantai Ujung Pangkah.

Jaka Cinde membimbing ibunya dan sahabatnya membimbing putri dari Madura teman Dewi Ratna Sari. Baru saja sampai di tepi jalan tiba-tiba Jaka Cinde diserang oleh seorang tua yang gagah perkasa. Mereka sangat marah dan terjadilah perkelahian yang hebat. Hampir sehari penuh perkelahian itu berlangsung. Jaka Cinde agak payah dan kalah.

Akhirnya dia mengeluarkan senjata pusakanya yang berupa Selendang Cinde. Seketika itu juga lawannya tercengang dan berkata, “Hai anak muda, siapakah sebenarnya engkau?”

 “Aku adalah putra satu-satunya dari ibu Dewi Ratna Sari,” jawab Jaka Cinde.

 “Oh anakku. Ketahuilah bahwa ayahmu. Namaku Raden Simbar.” Dewi Ratna Sari mendengar nama Raden Simbar, matanya membelalak dan datang bersimpuh sambil berkata, “Oh kakanda, lawanmu itu adalah anakmu sendiri.Hentikanlah perkelahian ini.”

Mereka berkumpul lalu Dewi Ratna menceritakan tentang dirinya, Jaka Cinde juga bercerita perjuangannya mencari ibu dan ayahnya, sedang Raden Simbar juga demikian. Mereka pulang dengan penuh bahagia.

Mereka menghadap kepada Sang Adipati Tawang Alun. Alangkah bahagianya Tawang Alun setelah keluarganya berkumpul. Selang beberapa hari kemudian di pantai Ujung Pangkah mendaratlah Daeng Sinaroja bersama bala tentaranya akan menggempur Kabonan tempat Adipati Tawang Alun berkuasa. Maka terjadilah pertempuran sengit di pantai Ujung Pangkah. Daeng Sinaroja beserta tentaranya dapat dikalahkan oleh Kabonan.

Kini Jaka Cinde menggantikan kakaknya menjadi raja, sebab ayahnya yaitu Raden Simbar meneruskan berkelana mencari Guru Utama. Di Ujung Pangkah hingga kini masih terdapat petilasan berupa sendang yang airnya jernih kadang-kadang berubah menjadi warna merah seperti darah. Konon sendang itu adalah tempat mencuci keris yang berlumuran darah setelah perang melawan tentera dari Makasar.

Pesan moral yang bisa kita ambil dari kisah legenda Jaka Cinde dari Madura adalah jangan berhenti berbakti kepada orang tua apapun keadaan kita. Kesulitan hidup bukanlah alasan untuk mengabaikan darma bakti kepada orang tua. Amanat cerita rakyat Makassar ini mengajarkan agar kita tidak menuruti hawa nafsu dan keinginan pribadi karena bisa membahayakan keselamatan bersama. 

sumber : http://agussiswoyo.com/cerita-rakyat/legenda-daeng-sinaroja-jaka-cinde-dan-dewi-ratna-sari-dari-makassar/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya