Kue khas Lampung ini paling mudah ditemui menjelang Bulan Ramadan. Kuliner asli asal lampung ini berbahan dasar sqantan dan beras ketan. Umumnya makanan khas Lampung satu ini disajikan pada perayaan-perayaan adat dan juga sebagai menu berbuka puasa di bulan Ramadan. Sumber : https://www.google.com/amp/s/www.tokopedia.com/blog/travel-makanan-khas-lampung/amp/
FESTIVAL DAMAR KURUNG Masyarakat Gresik punya cara tersendiri dalam memperkenalkan budayanya. Salah satunya adalah sebuah penyambutan akan datangnya lailatul Qodar, dengan melakukan pagelaran festival ‘Damar Kurung’. Dimana festival ini diadakan setiap tahunnya pada pertengahan bulan suci Ramadan. Deretan lentera pun dipajang bergelantungan menghiasi sepanjang anak tangga menuju bukit Giri Kedaton. Bila dilihat lebih dekat, lentera berbentuk kubus tersebut terdapat berbagai lukisan dan ornamen yang menceritakan tentang sejarah dan kehidupan sehari-hari Kota Gresik. Adanya festival ini dilakukan setiap tahunnya bukan tanpa sebab. Berdasarkan penelitian dari Jacob Sumardjo, Primadi Tabrani dan Ika Ismurdyahwati, ketiganya adalah dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung (ITB), damar kurung ternyata masih berkaitan erat dengan tradisi peninggalan kerajaan Hindu-Budha. Masih menurut penelitian mereka, damar kurung merupakan salah satu me...
FESTIVAL TAHUNAN PASAR BANDENG Kabupaten Gresik setiap tahunnya memiliki tradisi khas yang selalu dilestarikan oleh penduduk Gresik. Yaitu tradisi yang tidak sekedar hanya melestarikan tradisi tetapi juga berdampak pada kemajuan perekonomian kabupaten gresik, tradisi itu yaitu Tradisi Pasar Bandeng yang selalu ramai diadakan di kota Gresik. Tradisi ini merupakan tradisi yang dilakukan untuk menyambut hari raya idul fitri dan dilakukan pada dua malam terakhir sebelum malam takbiran atau pada malam ke 29 atau di gresik sebagai malam “songolikur” dengan tujuan untuk menyambut malam takbiran atau untuk memeriahkan hari kemenangan agama islam (hari raya idul fitri). Pasar bandeng Gresik ini merupakan tradisi turun temurun dan merupakan warisan yang dipelopori oleh Walisongo yang sampai sekarang masih dilakukan dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Tradisi pasar bandeng kota Gresik ini pertama kalinya dilakukan oleh Sunan Giri yang bertujuan untuk mengg...
Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, Keraton Kasepuhan menggelar tradisi dugdag. Tradisi ini bukan hanya biasa dilaksanakan akhir Syaban saja, tetapi akan terus berlangsung tiap hari sepanjang bulan Ramadhan hingga memasuki bulan Syawal nanti. Dugdag adalah menabuh beduk bertalu-talu menjelang petang. Disaksikan warga sekitar di area Langgar Agung Keraton Kasepuhan Cirebon. Setelah salat asar, Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat memulai tradisi dugdag. Dugdag ditabuh merupakan tanda-tanda sudah masuk bulan suci Ramadan. Di tengah berkembangnya alat komunikasi, beduk masih menjadi salah satu alat tradisional yang bermanfaat untuk warga sekitar. Tradisi dugdag sendiri mempunyai arti berbeda dari memukul bedug biasa. Bunyinya yang bertalu-talu dan dimainkan lebih lama dari memukul bedug biasa dengan waktu hingga mencapai 1 sampai 3 jam. Tradisi ini sering dipakai para wali untuk menandakan waktu masuk shalat, begitupun dugdag ini dilaksana...
Seluruh umat islam di dunia selalu melakukan persiapan ketika hendak menyambut buln suci Ramadan. Persiapan tersebut terlalu identic dengan proses penyucian diri, jiwa, serta kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan amalan ibadah. Di Indonesia sendiri, terdapat ragam kegiatan yang bias dilakukan masyarakat dalam rangka menyambut datangnya Ramadan. Di Yogyakarta dan Jawa Tengah, misalnya, msyarakat kerap berduyun-duyun membasuh atau memandikan diri mereka di sumur atau sumber-sumber mata air. Kegiatan tersebut dikenal dengan istilah tradisi padusan. Padusan berasala dari kata dasar adus yang berarti mandi. Dalam pengertian budaya, padusan merupakan tradisi masyarakat untuk membersihkan diri atau mandi besar dengan maksud mensucikan raga dan jiwa dalam rangka menyambut datangnya hari ataupun bulan istiewa, seperti bulan Ramdhan, Hari Idul Fitri, dan Hari Idhul Adha. Dalam rangkaian penyambutan Bulan Suci Ramdhan, ummat Islam di Nusantara memiliki beraneka ragam cara...
Lampu colok merupakan sebuah tradisi masyarakat Bengkalis turun temurun. Lampu colok ini biasanya dipasang serentak tiap-tiap 27 Ramadan atau sering disebut malam 7 likur jelang hari raya Idul Fitri. Lampu colok memiliki arti tersendiri bagi warga Bengkalis. Dahulunya, lampu colok merupakan sarana penerang jalan bagi warga yang ingin membayar Fitrah tiap malam 27 Ramadan ke rumah masyarakat atau Pak Lebai. Kala itu, infrastruktur di Bengkalis tidak sepesat saat ini. Jalan-jalan masih berbentuk lorong diselimuti semak kiri kanan. Lampu coloklah penerang jalan, penghindar bahaya terhadap warga membayar zakat fitrah. Lampu Colok, ketika itu tidak berbentuk atau terbuat dari kaleng bekas. Colok terbuat dari bambu atau buluh, namanya waktu itu disebut dengan obor. Kemajuan Tradisi Colok saat ini sudah sangat luar biasa. Apalagi, Pemerintah Kabupaten Bengkalis setiap tahunnya menggelar Festival Colok agar pelestarian lampu tetap terjaga. Lampu col...
Bulan Ramadhan yang dianggap sebagai bulan suci nan penuh berkah ini disambut dengan suka cita oleh seluruh umat Muslim. Beberapa daerah memiliki caranya tersendiri untuk menyambut Bulan Ramadhan. Masyarakat Bogor menyambut Bulan Ramadhan dengan tradisi Cucurak. Tradisi Cucurak adalah acara yang dilakukan oleh masyarakat Bogor untuk menyambut Bulan Ramadhan dengan cara berkumpul dan makan bersama-sama dengan kerabat atau sanak saudara. Tradisi ini telah dilakukan turun menurun oleh masyarakat Bogor. Cucurak berasal dari kata bahasa Sunda yaitu curak-curak yang berarti senang-senang atau bersenang-senang. Pada awalnya tradisi ini tidak hanya dilaksanakan saat menjelang bulan Ramadan, tetapi untuk hal-hal yang sifatnya sebuah kemenangan seperti saat naik kelas, kelulusan, atau naik jabatan. Namun, beberapa tahun belakangan tradisi ini lebih sering dilakukan saat menjelang Ramadan. Makanan yang menjadi khas dalam mengadakan cucurak ini ialah nasi liwet. Nasi liwet yang dihida...
Ada yang unik dan mungkin hanya di temukan di kabupaten Pangandaran saja yang belum tentu ditemukan di daerah lain. Makanan dengan berbahan dasar santan dan tepung beras menjadi jajanan unik, "Calangaren" namanya. Minuman ini banyak ditemukan pada saat bulan Ramadan tetapi sangat jarang sekali ditemukan di bulan-bulan biasa. Berburu takjil untuk berbuka puasa pada saat ngabuburit di bulan Ramadan merupakan hal yang menyenangkan, sekaligus menjadi sebuah sensasi tersendiri. Calangaren merupakan salah satu berbagai jenis takjil yang paling banyak orang Pangandaran dicari dan bisa memuaskan pandangan mata dan perut. Calangaren sendiri terbuat dari tepung beras yang dibentuk gumpalan-gumpalan kasar dengan ukuran kecil yang dicampur dengan air santan kelapa dan tambahan gula merah atau gula aren. Dengan rasa manis yang khas, mungkin ini salah satu alasan Calangaren disukai orang Pangandaran disaat menjelang buka puasa. Meskipun terlihat sederhana, Calangaren mampu menyihir p...
Holat adalah makanan khas dari Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara (dulunya bagian dari Kabupaten Tapanuli Selatan), Provinsi Sumatera Utara[1]. Penyebaran makanan ini cukup luas merambah ke daerah-daerah di sekitarnya, diantaranya Padangsidimpuan, Labuhan Batu, Mandailing Natal, dan Medan. Konon Holat merupakan makanan yang dibuat secara khusus bagi para raja di Tapanuli Selatan. Yang menjadi bahan utama dalam masakan ini adalah ikan mas yang sudah dibakar terlebih dahulu. Adapun ciri khas dari masakan ini adalah kulit batang balakka yang dijadikan bumbu utama dipadu dengan tambahan tepung beras yang disangrai terlebih dahulu dan juga pakkat. Seputar Batang Balakka dan Pakkat. Batang Balakka atau dalam Bahasa Indonesia adalah Kayu Balakka merupakan kayu dari tumbuhan yang hanya tumbuh di daerah Tapanuli Selatan. Tumbuhan yang bernama latin Phyllantus embica L ini banyak dijadikan sebagai obat. Pakkat merupakan pucuk rotan muda yang telah dibakar. Pakkat biasanya dis...