Sumber: Mahakarya Kuliner - 5000 Resep Makanan & Minuman di Indonesia Suryatini N. Ganie 13 Mei 2013 Gramedia Pustaka Utama
Bahan-bahan ðŸÂ¡Bahan Mochi : 300 Gram Tepung Ketan 2 Sdm Gula Pasir 1/2 Sdt Garam 375 Ml Air Pewarna Makanan (Beberapa Warna) ðŸÂ¡Bahan Isian : 125 Gram Kacang Tanah 1 Sdm Gula Merah / Gula Semut Jika Ada 1/4 Sdt Garam (Sedikit Saja) 1 Sdm Gula Pasir / Gula Tepung ðŸÂ¡Baluran : 125 Gram Tepung Maizena Langkah...
Talas Tutul (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Pada zaman dahulu, wilayah Negeri Jambi terdiri dari lima buah desa dan belum memiliki seorang raja. Desa tersebut adalah Tujuh Koto, Sembilan Koto, Petajin, Muaro Sebo, dan Batin Duo Belas. Dari kelima desa tersebut, Desa Batin Duo Belaslah yang paling berpengaruh. Semakin hari penduduk kelima desa tersebut semakin ramai dan kebutuhan hidup mereka pun semakin berkembang. Melihat perkembangan itu, maka muncullah suatu pemikiran di antara mereka bahwa hidup harus lebih teratur, harus ada seorang raja yang mampu memimpin dan mempersatukan mereka. Untuk itu, para sesepuh dari setiap desa berkumpul di Desa Batin Duo Belas yang terletak di kaki Bukit Siguntang (sekarang Dusun Mukomuko) untuk bermusyawarah. ”Sebelum kita memilih seorang raja di antara kita, bagaimana kalau terlebih dahulu kita tentukan kriteria raja yang akan kita pilih. Menurut kalian, apa kriteria raja yang baik itu?” tanya sesepuh dari Desa Batin Duo Belas membuka pembicaraan dalam pertemuan te...
Di ujung Dusun Pinang Berlarik, bagian Dusun Suko Rami sekarang, tinggallah pada masa dahulu seorang wanita tua bersama seorang anak lelakinya. Tempat tinggalnya itu hanya sebuah pondok buruk. Suami wanita itu sudah lama meninggal dunia. Untunglah ia mempunyai seorang anak, yang dapat menghibur hatinya yang kosong. Ia tak mengerti apa sebabnya suaminya meninggal yang menjadi tali tempat bergantung. Kala itu, saat suaminya meninggal dunia, anaknya baru berumur setahun. Kini anak itu sudah besar, sudah berumur tiga tahun. Pada usia tiga tahun, anak lelakinya itu sangat banyak makannya. Karena mudah diperoleh, maka makanan yang sering dimakan kedua orang itu ialah gadung. Bila sudah bersua dengan makanan gadung si anak nampaknya sangat bernafsu makannya. Si ibu tidak marah sama sekali, ia senang melihat anaknya berhal yang demikian. Bahkan si ibu memberi anak itu nama Bujang Gadung. Entah anak itu setuju dengan nama pemberian ibunya itu, entah tidak itu tidak perduli. Yang penting...
Tersebutlah seorang raja yang senang memelihara kambing. Hewan peliharaan baginda itu cukup banyak. Diantara kambing peliharaan baginda ada seekor yang sudah tiga hari tak hendak makan dan tak hendak minum. Melihat ada diantara kambingnya yang berhal demikian pergilah baginda raja mendatanginya. Setelah sampai disana berkatalah baginda, "Engkau inginkan apa gerangan, kambingku. Apakah engkau hendak berniaga, atau hendak berjalan bertamasya. Atau sebenarnya engkau hendak berumah tangga?" Titah raja itu memang sangat lucu. Ini sudah biasa dilakukannya terhadap kambing-kambingnya. Kambing itu semuanya sangat manja kepada rajanya yang baik budi itu." "Hamba ingin mencoba-coba pergi berjalan, Tuanku!" terdengar jawaban kambing yang diajak bicara tadi. "Kalau engkau mencoba-coba pergi berjalan," titah raja pula. "Berapa banyak uang yang engkau kehendaki, boleh aku sediakan." Hamba "Hamba tidak meminta uang, Tuanku !" jawab kambing penuh hormat. Beri saja hamba ambacang agak se...
Pada zaman dahulu, di sebuah kampung, di dusun Mersam sekarang, tinggallah sepasang suami istri. Bintang Kemarau dan Puti Malang Musim. Suami istri ini sudah bertahun-tahun mendambakan keturunan, namun belum juga dikabulkan Tuhan. Mereka telah menemui dukun ke hulu dan ke hilir, Bernazar itu ini telah pula mereka lakukan namun hasilnya belum nampak. Suatu ketika Tuhan mengabulkan juga apa yang selama ini mereka dambakan. Puteri Malang Musim akhirnya hamil juga. Dan setelah cukup bulannya, maka ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Setelah anak yang dilahirkanya itu besar nampaklah beberapa keganjilan pada dirinya. Apabila ia duduk berjongkok lututnya mencecah sampai ke telinganya. Itulah sebabnya kenapa kemudian orang sekampungnya memanggilnya Bujang Panjang Lutut. Ketika Bujang Panjang Lutut sudah dewasa, dengan tak disangka-sangka, datang raja ke kampungnya lengkap dengan hulubalang, panglima-panglima perang, serta pengiring. Rupanya raja serta rombongannya itu sedang mela...
Daerah yang sekarang bernama Bukit Bulan, dahulunya merupakan hutan belantara yang belum didiami manusia. Tak jauh dari tempat ini ada sebuah negeri, Penegak namanya, diperintah oleh seorang raja. Baginda sudah lama melihat bahwa di daerah sebelah Barat negerinya di tengah hutan belantara raya, setiap antara pukul sembilan dan pukul sepuluh muncul sinar bulan dari bumi. Biasanya cahaya bulan memancar dari langit. Kenapa di daerah tersebut cahaya bulan dari tanah, dan siang hari pula? Keganjilan ini belum dapat dipecahkan. Baginda sendiri telah pernah kesana untuk menyelidiki hal itu, namun menemui kegagalan. Begitu pula telah beberapa kali ditugaskan orang lain untuk menyelidikinya, namun tak jua berhasil. Para utusan itu kembali dengan tangan hampa serta malapetaka yang sangat menyedihkan. Adakalanya yang berhasil kembali itu menderita deman, ada pula yang bisu ada yang lumpuh, bahkan ada yang tak sempat sampai kerumah sudah meninggal di tengah jalan. Semenjak itu baginda tak beran...
Di negeri Minangkabau di daerah Pagaruyung, tersebut seorang yang bernama Perpatih Nan Sebatang. Semua orang kenal dengan pemuda belia itu. Ia seorang yang telah memperlihatkan tanda-tanda arif serta bijaksana. Pandangannya luas, dan pikirannya jauh menjangkau ke depan. Sifat serta sikap yang demikian amat perlu dimiliki oleh siapa saja. Bila kelak Perpatih Nan Sebatang terpilih sebagai pemimpin, tak mengherankan lagi karena ia bagaikan kayu besar yang dapat dijadikan tonggak dan sendi negeri. Ia mempunyai seorang adik perempuan bernama Puteri Pinang Masak. Seorang anak dara yang manis dan jelita paras wajahnya. Sebagai seorang gadis yang baru menanjak besar, ia terkenal sebagai anak dara yang rajin dan cerdas. Antara Perpatih dan Pinang Masak tersembul suatu kehidupan persaudaraan yang amat seronok saling kasih mengasihi. Tak pernah antara mereka terjadi perselisihan. Hidup rukun damai sepanjang hari. sehilir semudik seiya, sekata, bagaikan senduk dengan kuali, bimbing membimbi...