Pahar merupakan alat yang dipakai oleh masyarakat melayu dan masyarakat adat pesisir sai batin pada khususnya, untuk meletakkan hidangan atau makanan. Pahar berbentuk seperti nampan bulat berkaki dan biasanya terbuat dari kuningan dan sejennisnya, didalam tradisi NGANTAK PAHAR yang masih ada hingga sekarang ini biasanya dilakukan ketika ada hari-hari besar islam dan masyarakat berbondon-bondong menuju masjid untuk berdo'a bersama. Pahar juga menjadi alat yang skral dan membawanya pun harus di atas kepala ketika prosesi arak-arakan adat. Biasanya acara ngantak pahar ini dilakukan masyarakat pesisir barat pada hari tertentu diantaranya; Hari pertama bulan ramadhan Hari 26-menjelang malam ke 27 bulan ramadhan Hari terakhir bulan ramadhan Hari idul fitri pada pagi hari 1syawal Dan hari hari tertentuk biasanya setiap daerah berbeda. sumber : http://pakdheetnik.blogspot.com/2010/12/pahar-ag...
Di Lampung Utara tepatnya di daerah Kinali saat ini, pada jaman jaman dulu ada satu kerajaan kecil yang maju. Kerajaan itu dibawah dampak kerajaan besar Sriwijaya di Palembang saat ini. Menurut buku-buku histori serta Cerita Rakyat di daerah Kinali, pada jaman itu kondisi orang-orang begitu aman sebab telah ada ketentuan hukum yang berlaku secara detail untuk orang-orang yang berpedoman keyakinan dinamisme. Untuk keamanan semua kerajaan, diputuskan hukum yang melarang orang berbuat jahat, membunuh, mengambil, serta menganggu orang lain. Apabila ada anggota orang-orang berbuat jahat, akan dipakai hukuman pemotongan leher di satu batu, sekalian sebagai persembahan pada dewa yang kuasai bumi. Batu tempat pengawal kerajaan memotong leher orang yang bersalah itu diberi nama Batu Kepampang. Sampai saat ini batu itu masihlah ada di daerah Kinali. Telah beberapa orang yang dibunuh diatas Batu Kepampang. Walau demikian, mulai sejak jaman kolonial hukuman pemotongan leher...
Ada seekor tawon. Si tawon namanya. Ia tinggal bersama tawon-tawon lainnya di sebuah sarang yang terletak di tengah hutan. Mereka saling bekerja sama untuk mencari makan dan menjaga sarang dari serangan hewan-hewan lainnya. Pada suatu pagi Si tawon mencari makan. Ia terbang mencari kebun bunga. Ia mendengar kabar, di pinggir hutan terdapat kebun bunga. Si tawon terbang bersemangat, meski ia belum mengetahui letak kebun bunga itu. Sambil terbang ia tersenyum. Wajahnya berseri-seri. Terbayang nikmatnya nektar yang akan disantapnya hari itu, jika ia menemukan kebun bunga yang dicarinya. Ketika melewati pohon beringin besar, Si tawon melihat seekor kumbang macan. Si kumbang macan sedang duduk terdiam di atas dahan. Si tawon segera menghampiri. Katanya, “Salam wahai kumbang macan yang perkasa.” Kumbang macan sedikit terkejut mendengar sapaan yang tiba-tiba itu. Ia menganggukkan kepala seraya menjawab, “Salam, wahai tawon.” “M...
Dua pangeran yang sangat mencintai ayahanda mereka. Keduanya tengah menuntut ilmu sebagai bekal untuk kehidupan mereka selanjutnya, termasuk melanjutkan takhta ayahandanya. Setelah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup, kedua pangeran itu pun kembali ke kerajaan. Ketika itu Pangeran Sulung telah mempunyai keterampilan memanah. Ia sangat mahir memanah, bidikan anak panahnya hampir tidak pernah meleset dari sasaran yang ditujunya. Pangeran Bungsu piawai melukis. Lukisan buatan tangannya sangat indah, mirip dengan sesuatu yang menjadi objek lukisannya. Ketika dua pangeran itu tiba di istana kerajaannya, mereka sangat berduka. Ayahanda mereka ternyata telah wafat. Pemerintahan kerajaan untuk sementara dijalankan oleh Menteri Kerajaan. Sebelum wafat, Sang Raja telah berwasiat agar seluruh harta kekayaannya dibagi menjadi dua untuk kedua anaknya. Satu benda sangat berharga peninggalan Sang Raja, yakni cincin ajaib, akan diberikan kepada salah satu dari d...
Bahan-bahan 1/4 Jengkol Muda 10 Buah cabe ijo besar 5 Buah Cabe rawit 1 siung Bawang Putih 2 Siung Bawang Merah 1 Buah Tomat secukupnya Minyak Garam dan saos tiram. Bisa di ganti terasi atau petis Langkah Cuci bersih jengkol lalu iris tipis Panaskan minyak lalu goreng jengkol sampai kecoklatan...
Bahan-bahan 5-6 porsi 1 kg ikan patin / ikan sungai lainnya/ udang 300 gr tempoyak (asam durian) 100 gr cabai (sesuai selera) 6 siung bawang merah 1 siung bawang putih 1 ruas daun bawang 600 cc air matang Secukupnya gula dan garam Langkah 15-20 menit Bersihkan ikan patin, lumuri dengan jeruk nipis Giling semua bumbu cabai, bawang merah dan bawang putih...
Bahan-bahan 15 cabai rawit 10 rampai (seperti tomat cerry) 1.5 cm terasi panggang Secukupnya garam Secukupnya gula Langkah Cuci cabai dan rampai Ulek kasar cabai, garam, terasi Setelah itu baru tambahkan rampai, gula, dan terasi lalu ulek kembali ...
Bahan-bahan 15 cabai rawit 10 rampai (seperti tomat cerry) 1.5 cm terasi panggang Secukupnya garam Secukupnya gula Langkah 1. Cuci cabai dan rampai 2. Ulek kasar cabai, garam, terasi 3. Setelah itu baru tambahkan rampai, gula, dan terasi lalu ulek kembali 4. Bisa disajikan langsung ditempat ulekan atau di wadah sambal Sumber: https://cookpad.com/id/resep/6238610-sambal-terasi-khas-kotaagung-lampung
Zaman dahulu, ada suatu desa di Lampung yang dipimpin oleh seorang kepala desa bernama Arya. Ia menjadi kepala desa menggantikan ayahnya yang sudah meninggal. Suatu hari, kekeringan panjang melanda desa tersebut. Air sangat sulit didapat, sehingga harganya mahal. Di desa lain, ada seorang kepala desa yang memiliki seorang gadis cantik. Gadis itu bernama Linti. Arya sudah tahu mengenai kecantikan Linti. Ia pun berniat untuk meminangnya. Ia mengutarakan keinginannya kepada sang Ibu. Dengan senang hati, sang Ibu melamar Linti. Lamaran Arya disambut baik oleh keluarga Linti. Tak lama, mereka menyelenggarakan pesta pernikahan. Saat pesta berlangsung, muncul seorang kakek tua dan berkata, "Kekeringan di desamu akan hilang jika kepala desa berkorban dan setia." Setelahnya, kakek itu menghilang. Arya terngiang-ngiang dengan kata-kata itu. Malamnya, Arya bermimpi didatangi oleh kakek tua yang tadi datang di pesta pernikahannya. Kakek itu berkata, "Jika ingin desamu kem...