Di Desa Patanyamang terdapat dua suku yaitu suku Bugis dan suku Makassar (dentong), karena terdapat dua suku maka permainan ini penamaannya ada dua yaitu appadati atau mappadati. Appadati adalah memainkan padati, sedangkan padati itu adalah alat permainannya. Permainan padati termasuk permainan rekreatif yaitu dilakukan untuk mengisi waktu senggang saja. Kebanyakan anak yang memainkan permainan ini adalah anak laki-laki. Padati sendiri terbuat dari bahan dasar bambu dan kayu yang dibuat menyerupai sepeda. Permainan ini menitikberatkan pada kemampuan anak untuk berlari dan mendorong padati secepat mungkin. Anak-anak akan merasa lebih senang jika semakin jauh dia mendorong padati meninggalkan teman-temannya ketika berlari. Permainan ini tidak mempunyai tahap-tahap tertentu saat dimainkan. Bermain padati tergantung dari keinginan yang ingin bermain, apakah ingin berlomba dengan teman-teman ataukah hanya untuk bermain sendiri saja. Padati biasanya diberi kaleng-kaleng yang diikat karet, se...
Sama halnya dengan berbagai suku lainnya nusantara, Suku Bugis Makassar juga mempunyai pandangan sendiri terhadap nilai-nilai estetis dan filosofis yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal tersebut salah satunya tercermin dari cara masyarakat Bugis Makassar dalam membangun rumah. Rumah masyarakat Bugis menyerupai anatomi tubuh manusia dan menempati area persegi, yang mereka percayai sebagai alam semesta (sulapak appak). Anatomi rumah tradisional Suku Bugis Makassar terinspirasi tiga bagian tubuh manusia yang terdiri dari bagian bawah (siring atau kolong), dunia bagian tengah ( KALE balla atau badan rumah), dan dunia bagian atas (pammakkang atau loteng). Siring atau kolong dianalogikan sebagai tempat kotor dan hina karena berada di bagian paling bawah rumah. Pada umumnya, bagian ini difungsikan oleh masyarakat tradisional untuk menyimpan ternak dan alat-alat bertani atau melaut. Tapi pada masa dulu, bagian ini oleh para bangsawan difungsikan seb...
Tana Towa Kajang Ammatoa – Bulukumba Tana Toa adalah nama perkampungan di Kajang yang dipercayai sebagai awal mula timbulnya sebuah negeri. Desa Tana Toa merupakan salah satu desa di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukkumba, yang merupakan tempat tinggal orang-orang kajang yang masih bersifat tradisional, mereka pantang larut dalam perkembangan teknologi, listrik, kendaraan, jalan aspal, dan semua yang berbau modern tak boleh masuk ke dalam kawasan itu. Dalam kawasan Tana Toa tak ada warga yang hidup melarat, mereka menempati rumah panggung dengan mengambil bahan dari alam yang ada diluar kawasan itu. Seperti kayu, bambu, dan daun rumbia yang dijadikan atap rumah. Pekerjaan yang mereka tekuni rata-rata bekerja sebagai petani, dan peternak dan hasil dari pekerjaan mereka itu untuk menghidupi kehidupan mereka sehari-hari. Memasuki kawasan adat Tana Toa, anda akan berjalan diatas bebatuan yang tidak tersusun secara rap...
SIRI’ itu bersifat abstrak, SIRI’ tidak dapat dilihat tapi hanya bisa dirasakan. Konsep SIRI’ itu adalah pertahanan harga diri. Ada empat tiang SIRI’: Asseggekkeng, Awaraningeng, Agettengeng, Amaccangeng. “macca na malempu,awaraningeng na magetteng”. Itu artinya “seseorang yang pintar dan jujur serta dia berani dan teguh pada pendirian”. Orang Bugis Makassar rela mati karena mempertahankan SIRI’,sebab dia berpendapat bahwa mati karena mempertahankan SIRI’ itu adalah kematian yang manis dan bersantan. Pada tahun 1980an, ada seorang haji yang sangat terkenal dan di segani oleh masyarakat sekitarnya.dengan berani membunuh istrinya karena berselingkuh. Menurut iya, istrinya itu sudah tidak punya harga diri lagi. Dia itu sudah menjadi tau-tau,atau bisa juga disebut dengan binatang yang bermuka manusia. Haji ini tidak melarikan diri,dia tidak takut dipenjara karena ia merasa...
Tudang Sipulung Pertanian. a. Sintagmatik Tudang Sipulung Pertanian dimulai dari: - Warga tani berdatangan pada tempat yang telah ditentukan dengan membawa Kampalo, Apang, Baje dan Onde-onde ” (kue-kue tradisional) sebagai simbol “ Tolak Baja’ agar hasil pertanian berhasil tanpa ganguan hama. - Pemilihan “ Pinati ” (pemandu tani). - Kesepakatan kapan turun sawah, varietas benih, menabur benih dan waktu tanam. - Doa “ TolakBala” yang dipimpin oleh tokoh agama dan tokoh-tokoh adat. b. Paradigmatik Tudang sipulung pertanian:...
Perahu layar tradisional masyarakat Bugis-Makassar. Menurut cerita di dalam naskah Lontara La Galigo, mengatakan kapal Pinisi pertama sudah ada sejak abad ke-14 yang dibuat oleh putra mahkota Kerajaan Luwu, Sawerigading, untuk digunakan berlayar menuju Tiongkok. Kapal tersebut dibuat dari bahan yang diambil dari pohon welengreng (pohon dewata) yang kokoh dan tidak mudah rapuh. Sebelum menebang pohon tersebut, terlebih dahulu dilaksanakan ritual khusus agar penunggunya bersedia pindah ke pohon lainnya. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Selatan.
Badik adalah salah satu senjata tradisional lampung yang sangat dikenal masyarakat baik di kalangan masyarakat kota maupun desa. Senjata ini berbentuk seperti pisau biasa, namum gagangnya membengkok seperti gagang golok, sedang mata pisaunya membengkok di bagian ujung. Penyebutan badik terhadap senjata ini mengingatkan kita pada senjata tradisional dari Bugis, tidak jelas asal usulnya apakah senjata Badik lampung merupakan senjata "kiriman" dari Bugis, atau sebaliknya, sampai saat ini belum dapat dipastikan. yang jelas jika kita amati berdasarkan bentuknya memang terdapat kemiripan antara badik lampung dengan badik bugis. Badik Lampung biasanya juga dilengkapi dengan sarung terbuat dari kayu. Yang menarik ternyata sampai saat ini masih dibuat oleh orang Lampung. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari si pembuatnya sendiri bahwa badik yang diproduksinya itu merupakan badik asli lampung dan pengatahuan yang diperolehnya adalah merupakan warisan dari leluhurnya.
Upacara Kematian (Ammateang) dalam Adat Bugis Makassar merupakan upacara yang dilaksanakan masyarakat Bugis Makasar saat ada seseorang dalam suatu kampung meninggal, maka keluarga, kerabat dekat maupun kerabat jauh, juga masyarakat sekitar lingkungan rumah orang yang meninggal itu berbondong - bondong menjenguknya. Pelayat yang hadir biasanya membawa sidekka (Sumbangan kepada keluarga yang ditinggalkan) berupa barang atau kebutuhan untuk mengurus mayat. Mayat belum mulai diurus seperti dimandikan sebelum semua anggota terdekatnya hadir. Nanti keluarga terdekatnya hadir semua, barulah mayat dimandikan, yang umumnya dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memang biasa memandikan mayat atau oleh anggota kelurganya sendiri. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika memandikan mayat, yaitu pajenekang ( menyiramkan air ke tubuh mayat diiringi pembacaan do’a dan tahlil), pasuina ( menggosok bagian-bagian tubuh mayat), Pabbisina (membersihkan anus dan kemalu...
Di Tanah Toraja ada sebuah ritual atau kebiasaan dalam prosesi pemakaman. Cukup unik. Dan, mungkin menyeramkan. Mayat yang telah disemayamkan bertahun-tahun di sebuah tebing tinggi dan kuburan batu, tiba-tiba jasadnya bangkit. Mayat itu kemudian berjalan mencari rumahnya. Setiba di rumah, dia akan tidur lagi. Cerita mayat berjalan ini sudah dikenal masyarakat Toraja sejak jaman leluhur. Hingga kini ritual tersebut masih ada dan bisa dilihat dengan mata telanjang. Kabut tipis menyelimuti pegunungan Balla, Kecamatan Baruppu, Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Pertengahan Agustus silam, merupakan hari yang mendebarkan. Selain kampung Baruppu diterjang kabut hebat ditambah dinginnya angin pagi, hari itu juga menjadi kesibukan warga Baruppu. Di tengah balai-balai rumah, mereka menggelar sebuah ritual. Mereka menyebutnya: Ma’nene. Sebuah ritual untuk mengenang leluhur, saudara dan handai taulan yang sudah...