Ritual
Ritual
Budaya Sulawesi Selatan Maros
Sintagmatik dan Paradigmatik Kebudayaan di Desa Patanyamang/Camba
- 10 April 2015

 

  1. Tudang Sipulung Pertanian.

 

a.   Sintagmatik Tudang Sipulung Pertanian dimulai dari:    

-     Warga tani berdatangan pada tempat yang telah ditentukan dengan membawa       Kampalo, Apang, Baje dan Onde-onde” (kue-kue tradisional) sebagai simbol “         Tolak Baja’ agar hasil pertanian berhasil tanpa ganguan hama.

      -     Pemilihan “Pinati” (pemandu tani).

      -     Kesepakatan kapan turun sawah, varietas benih, menabur benih dan waktu tanam.

      -     Doa “ TolakBala” yang dipimpin oleh tokoh agama dan tokoh-tokoh adat.

            b.   Paradigmatik Tudang sipulung pertanian:

  • Warga tani berdatangan pada tempat yang telah ditentukan dengan membawa uang,baju,sepatu,tas,dan buku(alat sekolah)
  • Pemilihan “Pinati” (pemandu tani).
  • Kesepakatan kapan turun sawah, varietas benih, menabur benih dan waktu tanam.
  • Doa “ TolakBala” yang dipimpin oleh tokoh agama dan tokoh-tokoh adat.

 

c.   In Absentia Tudang Sipulung pertanian:

  • Pada akhir acara kan ada doa bersama, bisa juga dilanjutkan dengan makan bersama. Yaitu memakan kue-kue tradisional tersebut.

 

 

 

  1. Upacara Kelahiran Bayi

 

  1. Sintagmatik Upacara kelahiran bayi dimulai:

Dzikir bersama > barazanji > Pemotongan rambut bayi > Pemberian nama.

Paradigmatik Upacara Kelahiran Bayi:

Dzikir barsama > Barazanji > Pencucian kaki > Pemberian nama.

 

In Absentia Kelahiran Bayi:

Dzikir bersama > Barazanji > Pemotongan Rambut > Pemberian nama > Makan Hewan yang sudah di sembelih untuk sang bayi.

 

  1. Pesta Perkawinan

 

  1. Sintagmatik Proses Perkawinan dimulai:
  • A’manu’-manu’.

Keluarga pihak laki-laki berkunjung kerumah pihak perempuan untuk meminang gadisnya.

  • Appanai Pesa’-pesa’.

Pada hari yang telah ditentukan pihak keluarga “Bajuang Bunting Buru’nea” (calon pengantin laki-laki) berkunjung kembali kerumah ‘Bajuang Bunting Bainea” (calon pengantin perempuan) untuk membuat kesepakatan dalam hal pesta perkawinan.

  • Appanai’ Roko’.

Berselang beberapa hari setelah ada kesepakatan kedua belah pihak, kerabat keluarga dipimpin seorang “Tau Toata” (orang yang dituakan) berpakaian Baju Bodo, mengantar “Doi Ripanai” (uang belanja) kerumah pihak perempuan dan selanjutnya membicarakan waktu pelaksanaan pesta perkawinan.

  • A’lekka Paccing.

Pada waktu sore hari iringan dara-dara manis berpakaian Baju Bodo menuju “Saraja” mengambil “Paccing” dan Pemangku adat. Sebelum “Appaccing” terlebih dahulu dilaksanakan “Appakanretamma” pada mempelai laki-laki kemudian kepada mempelai perempuan. Sesudah “Appakanretamma” dilanjutkan “Barazanji/Assikkiri” dan “Appaccing” “Appaccing” hanya dilakukan pada warga masyarakat golongan tertentu saja.

  • A’jaga leko.

Pada malam hari sebelum dilaksanakan akad nikah, baik dirumah pengantin perempuan maupun pengantin laki-laki diadakan “A’jaka leko” disertai dengan acara “Kacaping” diiringi lantunan lagu-lagu bersyair dalam Bahasa Makassar dan Bugis.

  • Appa’nikka.

Pengantin laki-laki diantar kerumah pengantin perempuan untuk  di akad nikah.

  • Apparola.

Pengantin perempuan diantar kerumah pengantin laki-laki.

                                                                                

 

 

  1. Paradigmatik Proses Perkawinan::
  • Sipa’bicara

Bersilaturrahmi antara kedua keluarga tersebut.

  • Appanai Pesa’-pesa’.

Pada hari yang telah ditentukan pihak keluarga “Bajuang Bunting Buru’nea” (calon pengantin laki-laki) berkunjung kembali kerumah ‘Bajuang Bunting Bainea” (calon pengantin perempuan) untuk membuat kesepakatan dalam hal pesta perkawinan.

  • Appanai’ Roko’.

Berselang beberapa hari setelah ada kesepakatan kedua belah pihak, kerabat keluarga dipimpin seorang “Tau Toata” (orang yang dituakan) berpakaian Baju Bodo, mengantar “Doi Ripanai” (uang belanja) kerumah pihak perempuan dan selanjutnya membicarakan waktu pelaksanaan pesta perkawinan.

  • A’lekka Paccing.

Pada waktu sore hari iringan dara-dara manis berpakaian Baju Bodo menuju “Saraja” mengambil “Paccing” dan Pemangku adat. Sebelum “Appaccing” terlebih dahulu dilaksanakan “Appakanretamma” pada mempelai laki-laki kemudian kepada mempelai perempuan. Sesudah “Appakanretamma” dilanjutkan “Barazanji/Assikkiri” dan “Appaccing” “Appaccing” hanya dilakukan pada warga masyarakat golongan tertentu saja.

  • A’jaga leko.

Pada malam hari sebelum dilaksanakan akad nikah, baik dirumah pengantin perempuan maupun pengantin laki-laki diadakan “A’jaka leko” disertai dengan acara “Kacaping” diiringi lantunan lagu-lagu bersyair dalam Bahasa Makassar dan Bugis.

  • Appa’nikka.

Pengantin laki-laki diantar kerumah pengantin perempuan untuk  di akad nikah.

  • Apparola.

Pengantin perempuan diantar kerumah pengantin laki-laki.

  1. In Absentia Proses perkawinan:

Di tambahkan acara semua keluarga dari pihak laki-laki dan perempuan di kumpulkan dalam suatu ruang yang luas untuk saling berkenalan

 

(Faisal Hidayat)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline