Enthung merupakan kuliner musiman yang dikenal cukup luas di wilayah hutan jati mulai dari Blora, Bojonegoro, Saradan, Caruban, Ngawi, dan terutama Gunung Kidul. Ulat jati atau biasa disebut dengan enthung beserta kepompongnya atau ungkrung banyak diburu oleh masyarakat Gunung Kidul untuk diolah menjadi masakan. Biasanya enthung paling nikmat jika dibumbu bacem. Tekstur kenyal dari ungkrung berpadu dengan manis legitnya bumbu bacem. Untuk menemukan ulat jati dan ungkrung sangat mudah karena banyaknya hutan di kawasan Gunung Kidul. Sebelum dibacem, ulat jati dan ungkrung tersebut direbus dengan air mendidih. Sama dengan belalang, bagi yang takut alergi, bisa ditambahkan dengan arang saat direbus. Ulat jati ini bisa disuguhkan sebagai kudapan atau lauk dengan nasi yang hangat. Makanan ekstrem ini lebih nikmat jika dicampur nasi thiwul. Ulat jati yang diperolehnya, kemudian langsung dicuci. Dengan cekatan, dia langsung meracik bumbu bacem untuk memasak ulat jati yang diperole...
Gajih berasal dari bahasa Jawa yang artinya lemak. Lemak yang dipakai berasal dari daging sapi atau sandung lamur. Sate gajih biasa disebut koyor atau sate kere. Sate gajih identik dengan sekaten, makanan dari lemak daging sapi ini selalu hadir dalam acara tahunan menyambut maulid Nabi Muhammad SAW. Pagelaran sekaten menjadi momen yang sering dipakai penjual sate gajih menjajakan dagangannya. Dahulu, tidak hanya sekaten sebagai pelabuhan bagi pedagang sate gajih ini. Setiap ada wayang, ketoprak atau pasar malam tingkat desa dan kecamatan, pedagang sate gajih selalu hadir. Namun sayang pedagang semakin sedikit dengan sedikitnya wayang, ketoprak atau pasar malam yang diadakan. Pedagang lebih sering terlihat pada sekaten, hajatan besar yang sebenarnya hanya berlangsung setahun sekali. Sebelum dibakar, gajih terlebih dahulu diberi bumbu. Bumbu yang digunakan adalah bumbu dendeng yang terbuat dari bawang putih, ketumbar, merica, gula jawa, dan beberapa bumbu lainnya. Sate gajih...
Belalang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Cara mengolah belalang adalah dengan cara dibacem dan digoreng sebagaimana banyak dijumpai di Gunung Kidul sebagai teman dari nasi thiwul atau nasi merah. Ide dari pengolahan belalang muncul ketika beberapa warga Gunung Kidul kesal dengan adanya belalang sebagai hama. Daripada diburu tidak berguna akhirnya muncul ide untuk mengolahnya menjadi bahan makanan. Belalang bacem biasa dijadikan lauk-pauk sedangkan belalang goreng sebagai camilan. Belalang yang biasa diolah adalah belalang kayu yang berwarna kuning kehijauan atau belalang yang biasa menempel pada pohon kayu jati. Selain protein, serangga yang satu ini juga mengandung lemak, kalsium, dan zat besi. Cara memasak belalang tidak sulit, cukup dibuang bagian punggungnya (karena rasanya pahit), lalu belalang dibacem (direbus sampai airnya habis). Bumbu bacemnya cukup bawang putih, bawang merah, dan sedikit garam. Setelah dibacem, belalang digoreng dengan tamba...
Sejak lama, masyarakat Gunung Kidul memang terkenal akan pola kulinernya yang unik dan kreatif. Kehidupan yang cukup sulit di perbukitan karst membuat mereka harus pintar-pintar memanfaatkan sumber daya di sekitarnya. Lihat saja tiwul, gatot, atau belalang goreng yang merupakan makanan asli Gunungkidul, dikonsumsi sebagai pengganti sumber karbohidrat pada saat musim paceklik. Kekurangan asupan protein dari hewan ternak pun diatasi dengan gaya hidup entomophagy alias memakan serangga, termasuk belalang dan ulat jati. Ulat jati memang tidak sepopuler belalang goreng yang umum dijumpai di Gunung Kidul. Larva dari ngengat Hyblaea purea ini hanya muncul pada awal musim penghujan, ketika daun-daun jati yang meranggas mulai tumbuh kembali. Pada saat inilah masyarakat Gunung Kidul ramai-ramai datang ke kebun jati untuk mengumpulkan larva dan pupa ngengat ini. Musim ulat jati pun berakhir ketika para larva ini selesai bermetamorfosis menjadi ngengat, hanya sekitar beberapa minggu s...
Pruthul adalah nama lokal untuk kumbang sawah di Kabupaten Gunung Kidul. Pruthul termasuk hama yang meresahkan para petani sehingga banyak diburu. Oleh masyarakat Gunung Kidul, pruthul tak hanya diburu dan dibuang sia-sia tetapi diolah menjadi makanan lezat yakni digoreng untuk camilan atau dijadikan sebagai lauk-pauk. Pruthul yang sayapnya keras ini berpadu dengan gurihnya bumbu-bumbu dan digoreng kering. Akan tetapi untuk menikmati makanan ini tidak bisa setiap saat lantaran pruthul hanya muncul di awal musim penghujan. Panen kumbang sawah hanya terjadi setahun sekali. Pruthul mulai keluar dari sarangnya di awal musim hujan pada saat senja dan menempel di pepohonan dan daun padi atau tanaman lainnya. Oleh karena itu, warga mencari pruthul pada malam hari untuk diolah menjadi lauk yang gurih dan renyah. Meskipun tidak diragukan lagi kelezatannya, belum diketahui mengenai kandungan vitamin dan protein pada pruthul goreng tersebut. Sum...
Disebut bir jawa/bir mataram karena warnanya seperti birnya orang Eropa. Bir Jawa merupakan ekstrak dari rempah-rempah asli Indonesia. Pada saat dibuat menggunakan 10 macam bahan yang terdiri atas rempah-rempah. Kesepuluh macam rempah yang diekstrak adalah kulit kayu secang, serai, cengkih, kayu manis, jahe, pala, merica, mesoyi, cabai Jawa, dan kapulaga. Ditambah gula pasir dan perasan air jeruk nipis. Bir Jawa ini berwarna merah karena ekstrak serutan kayu secang yang menjadi salah satu komponennya. Saat dihidangkan kemudian ditambahkan air jeruk nipis yang bersifat asam. Ketika diteteskan air jeruk nipis, warna merah dari ekstrak secang akan berubah menjadi cokelat seperti bir Eropa. Cengkihnya berkhasiat menghilangkan bau napas tak sedap, sedangkan air jeruk nipis dianggap dapat mengobati tekanan darah tinggi dan melangsingkan tubuh. Buih-buih di atas bir Jawa mampu bertahan selama 5 jam. Bir Jawa berkhasiat menghangatkan tubuh, melancarkan peredaran darah, menghilangk...
Rondo royal artinya janda yang berperilaku seperti orang kaya, hartanya tidak terbatas. Ini adalah nama makanan yang terbuat dari tape ketela yang dicampur tepung terigu kemudian dibentuk bulatan dan diisi dengan sirup gula pasir warna merah atau hancuran gula kelapa kemudian diselimuti dengan adonan tepung terigu dan digoreng. Rondo royal manis dan legit beraroma tape. Cocok sekali untuk teman minum teh sore hari. Rondo royal termasuk dalam kelompok aneka makanan gorengan yang dijual di pinggir jalan dan menjadi camilan masyarakat kelas bawah bersama balok, tempe kemul, pisang goreng, gembus goreng, beserta tahu susur dan bakwan sayur. Dari dulu hingga sekarang keberadaan rondo royal dalam khasanah makanan rakyat tidak berubah. Di Jawa Barat makanan sejenis ini hanya bentuknya berbeda tapi juga terdiri atas tape dan gula, namun proses finalnya dibakar, nama makanannya adalah colenak. Satu kilogram tape, 250 gram terigu, sebagian dicairkan dengan air untuk...
Makanan kecil ini berasal dari satu jari pisang kepok yang matang pohon kemudian dijapit dengan bambu sebesar tusuk sate yang dibelah di salah satu ujungnya, pisang tersebut dijepit pada bambu kemudian diselimuti dengan daun pandan, sehingga ujung yang menjepit pisang menjadi tertutup. Kemudian pisang dilumuri dengan areh yaitu santan yang dipanaskan hingga menjadi kental kemudian diberi bumbu sedikit garam dan daun pandan. Setelah dilumuri areh, pisang kemudian dibakar di atas api. Dipanggang berkali-kali, sekurang-kurangnya 5 kali setelah dilumuri areh. Pisang panggang yang dilumuri areh, prawan kenes, adalah makanan kesukaan Sri Sultan HB VII. Resep: Bahan 10 buah pisang raja 100 ml santan kental 4 lembar daun pandan 40 gram gula merah tusuk sate panjang dari bambu garam secukupnya Cara membuat Panas...
Entah bagaimana riwayatnya mengapa makanan yang terbuat dari ketan yang ditanak kemudian dicetak di atas nampan dan diatur agar padat dan datar lalu di atasnya dituangi campuran tepung maizena berwarna cokelat gula karamel hingga terasa manis disebut joko brengos. Makanan ini merupakan akulturasi kuliner Jawa dan Belanda. Ketannya adalah Jawa, sedangkan lapisan di atas ketan yang berwarna cokelat bercita rasa karamel manis adalah bagian dari kuliner Belanda. Perpaduan antara ketan yang gurih dan jendalan maizena yang manis berwarna cokelat dengan cita rasa karamel adalah perpaduan yang harmonis. Makanan ini adalah kesukaan KGPAA Mangkubumi seorang pangeran yang terkenal kaya, sukses berwirausaha dan piawai mengelola berbagai usaha di Yogyakarta pada jamannya yaitu pada jaman awal abad ke-19. Joko Brengos yang disingkat kongos ini tidak terlalu populer di kalangan masyarakat di luar Keraton. Di kalangan para bangsawan makanan ini sering sekali menjadi suguhan dalam berbagai e...