Diambil dari buku (Cerita Rakyat Daerah DKI Jakarta) terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1982. Pada masa dahulu ketika Kompeni Belanda masih berkuasa di Indonesia, di daerah kemayoran tinggallah seorang pemuda bernama Murtado. Ayahnya adalah bekas seorang lurah di daerah tersebut. Karena sudah tua, kedudukannya digantikan oleh orang lain. Murtado mempunyai sifat-sifat yang baik, tidak sombong, baik kepada anak kecil, hormat kepada orang tua dan senantiasa bersedia menolong orang-orang yang mendapat kesusahan. Di samping itu dia tekun menuntut ilmu agama, mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan lainnya seperti ilmu bela diri dan sebagainya. Oleh karena sifat-sifatnya yang terpuji itu, maka Murtado disenangi oleh penduduk di kampung tersebut. Ketika itu, keadaan masyarakat di daerah Kemayoran tidak tenteram. Penduduk selalu diliputi rasa ketakutan, akibat gangguan dari jagoan-jagoan Kemayoran yang berwatak jahat ataupun gangguan dari jagoan daerah lainn...
Untung Suropati adalah seorang pejuang yang gagah berani dalam menentang Kompeni Belanda di Indonesia. Kisah perjuangan Untung Suropati yang legendaris itu banyak ditulis dalam bentuk sastra, seperti antra sejarah, roman, novel, dan bahkan dalam bentuk cerita rakyat. Bagaimana kisah perjuangan Untung Suropati dalam menentang Kompeni Belanda di Indonesia? Ikuti kisahnya dalam cerita Untung Suropati berikut ini! * * * Pada zaman dahulu, ada seorang anak lelaki berusia tujuh tahun yang tidak diketahui nama aslinya. Anak itu seorang budak belian berasal dari Bali yang ditemukan oleh Kapten van Beber (perwira VOC) ketika bertugas di Makassar, Sulawesi Selatan). Sang Kapten kemudian menjual budak itu kepada Perwira Mur yang berada di Batavia (kini Jakarta) karena kekurangan uang. Sejak anak itu menjadi budaknya, karir dan kekayaan Perwira Mur meningkat pesat. la menganggap budak itu telah membawa keberuntungan dalam hidupnya, sehingga diberinya nama si Untung. Perwira Mur adal...
Untung Suropati adalah seorang pejuang yang gagah berani dalam melawan Kompeni Belanda di Indonesia. Kisah perjuangan Untung Suropati yang legendaris itu banyak ditulis dalam bentuk sastra, seperti antra sejarah, roman, novel, dan bahkan dalam bentuk cerita rakyat. Bagaimana kisah perjuangan Untung Suropati dalam melawan Kompeni Belanda di Indonesia? Ikuti kisahnya dalam cerita Untung Suropati berikut ini! *** Pada zaman dahulu, ada seorang anak lelaki berusia tujuh tahun yang tidak diketahui nama aslinya. Anak itu seorang budak belian berasal dari Bali yang ditemukan oleh Kapten van Beber (perwira VOC) ketika bertugas di Makassar, Sulawesi Selatan). Sang Kapten kemudian menjual budak itu kepada Perwira Mur yang berada di Batavia (kini Jakarta) karena kekurangan uang. Sejak anak itu menjadi budaknya, karir dan kekayaan Perwira Mur meningkat pesat. la menganggap budak itu telah membawa keberuntungan dalam hidupnya, sehingga diberinya nama si Untung. Perwira Mur adalah seo...
Alkisah, sekitar abad ke-19 Masehi, kawasan pelabuhan Batavia Lama atau kini dikenal dengan pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pusat keramaian di daerah Jakarta Utara. Setiap hari kapal-kapal pedagang dari dalam maupun luar daerah silih berganti berlabuh di pelabuhan tersebut untuk melakukan bongkar muat berbagai jenis barang dagangan seperti hasil bumi, barang pecah belah, kain sutra, dan sebagainya. Barang-barang dagangan tersebut kemudian disimpan di dalam gudang-gudang yang ada di kawasan pelabuhan Tanjung Priok. Pada masa itu, pusat-pusat keramaian di Jakara Utara dikuasai oleh jagoan-jagoan silat. Pelabuhan Tanjung Priok sebagai salah satu pusat keramaian di daerah itu kebetulan dikuasai oleh seorang jagoan bernama Angkri dan dua orang pembantunya yaitu Bai dan Madun. Ke mana pun pergi, Angkri selalu mengenakan pakaian hitam-hitam, ikat kepala, gelang akar bahar di kedua lengannya, dan beberapa cincin batu akik yang besar bertengger di jari-jari tangannya. Selain itu,...
Asinan adalah kudapan yang dibuat dari sayur-sayuran dan buah-buahan mentah. Citarasa yang menonjol dari sajian ini adalah asam-pedas. Lalu, kenapa disebut asinan? Penamaan asinan sebenarnya adalah karena proses pengacaran dengan garam dan cuka. Kesegaran asinan membuatnya cocok untuk dikelompokkan sebagai hidangan pembuka (appetizer). Sekalipun ada berbagai jenis asinan, varian yang terutama adalah asinan betawi dan asinan bogor. Secara umum, asinan betawi memakai sayur-sayuran dan sausnya memakai kacang tanah tumbuk, sedangkan asinan bogor memakai buah-buahan lokal dan sausnya tidak memakai kacang tumbuk, melainkan saus cabai, bawang putih, dan cuka. Sayur-sayuran yang dipergunakan dalam asinan biasanya adalah sawi asin, kubis, tauge, serutan wortel, selada ditambah irisan tahu kuning. Seringkali ditambahkan juga irisan bengkuang dan ubi merah untuk memberi tekstur crunchy. Asinan versi Peranakan Tionghoa memakai daun tek kim (a...
Budaya betawi mengenal cara yang bertingkat-tingkat untuk sampai pada tahap berumah tangga. Tahap-tahap itu pada saat ini memang jarang atau tidak lagi dilakukan, karena berbagai halangan. Tahap-tahap tersebut adalah: a. Ngedelegin , mencari calon menantu perempuan yang di lakukan oleh Mak Comblang. b. Ngelamar , pernyataan meminta pihak lelaki kepada pigak perempuan. c. Bawa Tende Putus , pernyataan atau kesepakatan kapan pernikahan akan dilaksanakan. d. Ngerudat , rombongan keluarga pengantin laki-laki menuju rumah pengantin perempuan, seraya membawa serah-serahan seperti roti budaya, pesalin, sie, dan lain-lain e. Akad Nikah , ikrar yang di ucapkan oleh pengantin laki-laki di hadapsn wali pengantin perempuan. f. Kebesaran , upacara kedua mempelai duduk di puade untuk menerima ucapan selamat dari keluarga dan undangan g. Negor , upaya suami merayu istrinya untuk memulai hidup baru sebagai sebuah kelu...
Halo kawula muda budaya-ers! Tahukah kamu mengenai golok? Dan apakah sebenarnya itu golok? Hmm...mungkin kawula muda hanya mengetahui bentuk golok dari internet maka mungkin kamu bisa menanyakan kepada orangtua ataupun kakek-nenekmu untuk memperlihatkan apa itu golok,mungkin saja mereka masih menyimpan benda tersebut. Golok merupakan salah satu senjata tradisional masyarakat Betawi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik untuk mencari makanan di hutan ataupun melindungi diri dari musuh. Dahulu setiap lelaki betawi selalu membawa golok kemanapun ia pergi, hal ini bertujuan sebagai alat pelindung dari para musuh atau serangan hewan buas. Namun saat ini kaum lelaki betawi sudah tidak pernah membawa golok ketika mereka pergi karena dianggap kurang praktis.
Budaya betawi mengenal cara yang bertingkat-tingkat untuk sampai pada tahap berumah tangga. Tahap-tahap itu pada saat ini memang jarang atau tidak lagi dilakukan, karena berbagai halangan. Tahap-tahap tersebut adalah: a. Ngedelegin , mencari calon menantu perempuan yang di lakukan oleh Mak Comblang. b. Ngelamar , pernyataan meminta pihak lelaki kepada pigak perempuan. c. Bawa Tende Putus , pernyataan atau kesepakatan kapan pernikahan akan dilaksanakan. d. Ngerudat , rombongan keluarga pengantin laki-laki menuju rumah pengantin perempuan, seraya membawa serah-serahan seperti roti budaya, pesalin, sie, dan lain-lain. e. Akad Nikah , ikrar yang di ucapkan oleh pengantin laki-laki di hadapsn wali pengantin perempuan. f. Kebesaran , upacara kedua mempelai duduk di...
Secara keseluruhan rumah-rumah di Betawi berstruktur rangka kayu, beralas tanah yang diberi lantai tegel atau semen (rumah Depok). Berdasarkan bentuk dan struktur atapnya, rumah tradisional Betawi secara garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu potongan gudang, potongan joglo (limasan) dan potongan bapang atau kebaya. Masing-masing potongan atau bentuk itu berkaitan erat dengan pembagian denahnya. Secara umum rumah Betawi memiliki serambi bagian depan yang terbuka. Serambi bagian depan ini ada yang menyebutnya sebagai 'langkan'. Di serambi, jika tidak berkolong, terdapat bale, semacam balai-balai yang kakinya dipancangkan di tanah. Di bagian kanan dan kiri serambi terdapat jendela tanpa daun dan kadang-kadang di bagian atas jendela melengkung menyerupai kubah masjid. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk membangun rumah adalah kayu sawo, kayu kecapi, bambu, ijuk, rumbia, genteng, kapur, pasir, semen, ter, plitur, dan batu untuk pondasi tiang. Dan sebagai pengisi sebagian bes...