Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat DKI Jakarta DKI Jakarta
Untong Suropati
- 20 Juni 2012 - direvisi ke 2 oleh agus deden pada 20 Juni 2012
Untung Suropati adalah seorang pejuang yang gagah berani dalam melawan Kompeni Belanda di Indonesia. Kisah perjuangan Untung Suropati yang legendaris itu banyak ditulis dalam bentuk sastra, seperti antra sejarah, roman, novel, dan bahkan dalam bentuk cerita rakyat. Bagaimana kisah perjuangan Untung Suropati dalam melawan Kompeni Belanda di Indonesia? Ikuti kisahnya dalam cerita Untung Suropati berikut ini!

***

Pada zaman dahulu, ada seorang anak lelaki berusia tujuh tahun yang tidak diketahui nama aslinya. Anak itu seorang budak belian berasal dari Bali yang ditemukan oleh Kapten van Beber (perwira VOC) ketika bertugas di Makassar, Sulawesi Selatan). Sang Kapten kemudian menjual budak itu kepada Perwira Mur yang berada di Batavia (kini Jakarta) karena kekurangan uang. Sejak anak itu menjadi budaknya, karir dan kekayaan Perwira Mur meningkat pesat. la menganggap budak itu telah membawa keberuntungan dalam hidupnya, sehingga diberinya nama si Untung.

Perwira Mur adalah seorang duda dan memiliki seorang putri yang seusia dengan Untung. Nama putri itu adalah Suzanne. Perwira Mur membeli Untung agar putrinya yang sudah piatu itu memiliki teman bermain dan bersenda gurau setiap hari. Untung adalah anak yang pandai bergaul, sehingga dalam waktu singkat ia sangat akrab dengan Suzanne. Sejak itu, mereka selalu bersama, baik dalam suka maupun duka. Kedekatan itu rupanya menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka sampai akhirnya terjalin hubungan asmara tanpa sepengetahuan ayah Suzanne.

Ketika berusia dua puluh tahun, Untung menikahi Suzanne secara diam-diam. Namun, hubungan cinta terlarang mereka tidak bertahan lama karena terlanjur diketahui oleh ayah Suzanne. Hal itulah membuat Perwira Mur menjadi murka. Suzanne pun dibuang ke sebuah pulau di dekat Betawi, sedangkan Untung dicebloskan ke dalam penjara. Sejak itulah, kebencian Untung terhadap Kompeni Belanda semakin menjadi-jadi. Di dalam penjara, ia berusaha menarik hati para tawanan lainnya.

Suatu ketika, Untung memiliki ide untuk melarikan diri dari penjara. Ide itu kemudian ia sampaikan kepada tawanan lainnya.

(.. Ya, saudara-saudara sebangsa dan setanah airku! Kompeni Belanda tidak bisa lagi dibiarkan terus menjajah kita. Kita harus keluar dari penjara ini dan segera mengusir mereka dari tanah air tercinta ini!, ...) Ajak Untung.

Para tawanan lainnya hanya terperangah mendengar ide Untung. Mereka menanggap bahwa ide itu hanyalah impian belaka.

(.. Hai, anak muda! Bagaimana mungkin kita bisa melarikan diri penjara ini? Bukankah penjara ini dijaga ketat oleh serdadu Belanda yang memiliki senjati api? ..) Sahut seorang tawanan lainnya.

(.. Tenang saudara-saudaraku,.) Ujar Untung, (.. aku akan melengkapi kalian dengan senjati api. Aku memiliki uang tabungan yang dapat kita gunakan membeli senjata api ..)

Mendengar penjelasan itu, para tawanan lainnya pun setuju. Dengan berbagai cara, mereka berhasil mendapatkan senjata api. Akhirnya, terjadilah pemberontakan dari dalam penjara. Dengan dilengkapi senjata api, Untung bersama tawanan lainnya mengamuk dan berhasil mendobrak pintu penjara. Sipir (penjaga penjara) yang tidak mampu memadamkan amukan mereka segera meminta bantuan dengan mendatangkan serdadu perang Belanda. Karena jumlah mereka sangat banyak, akhirnya Untung dan teman-temannya terdesak dan melarikan diri ke dalam hutan. Di dalam hutan, ia menghimpun kekuatan untuk mengganggu Kompeni Belanda.

Untung bersama timnya membuat onar ketika malam hari dari satu tempat ke tempat lain sampai akhirnya tiba di Keraton Banten. Untung segera menghadap Sultan Banten, Sultan Ageng.

Tirtayasa, dan menceritakan sepak terjangnya dalam melawan Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa kemudian menasehati agar Untung pergi menghadap Sultan Cirebon.

(.. Pergilah ke Cirebon dan mintalah perlindungan kepada Sultan Cirebon! ..) Ujar Sultan Banten.

Akhirnya, Untung dan pasukannya berangkat ke Cirebon. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Raden Suropati, anak angkat Sultan Cirebon.

(.. Hai, siapa kalian dan apa maksud kedatangan kalian kemari? ..) Tanya Raden Suropati.

Untung kemudian menceritakan keinginannya menghadap Sultan Cirebon. Raden Suropati bersama pengawalnya siap mengantar Untung menghadap ayahandanya.

(.. Baiklah! Kami akan mengantar kalian menghadap sultan, tapi dengan syarat kalian harus menyerahkan semua senjata kalian kepada kami! ..) Ujar Raden Suropati.

Untung menyanggupi persyaratan itu, kecuali senjata miliknya yang berwujud Patrem. Dia tidak mau menyerahkannya kepada Raden Suropati. Rupanya, Raden Suropati tidak menerima hal itu. Ia menginginkan agar Untung menyerahkan juga senjatanya. Karena Untung tetap bersikukuh mempertahankan senjatanya, akhirnya terjadilah pertempuran sengit antara pasukan Untung dan pasukan Raden Suropati. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh Tim Untung, sedangkan Raden Suropati tewas terkena senjata Untung.

Setelah itu, Untung dan pasukannya melanjutkan perjalanan menuju Keraton Cirebon. Setibanya di Keraton, Untung menceritakan semua peristiwa yang telah menimpa Raden Suropati. Mendengar kabar itu, Sultan Cirebon tidak marah dan menerima Untung dengan baik. Bahkan, sang Sultan memberikan nama (Suropati) itu kepada Untung. Sejak itulah, budak belian itu bernama Untung Suropati.

Setelah beberapa lama Untung tinggal di Cirebon, sang Sultan menasehatinya agar pergi ke Mataram untuk mengabdi kepada Kanjeng Sunan Mangkurat II di Kartasura. Setibanya di Kartasura, Untung menyampaikan keinginannya untuk mengabdi kepada Kanjeng Sunan Mangkurat.

(.. Aku akan menerimamu mengabdi kepadaku, tapi dengan syarat kamu harus memadamkan pemberontakan yang sedang berkobar di Banyumas, ..) ujar Kanjeng Sunan Mangkurat.

Tanpa berpikir panjang, Untung Suropati menerima persyaratan itu. la bersama pasukannya segera berangkat ke Banyumas. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan, Untung kembali ke Kartasura dan diangkat menjadi pemimpin tim. Sementara itu, Kompeni Belanda yang mendengar kabar tentang keberadaan Untung Suropati di Kartasura segera mengirim pasukannya untuk menangkap Untung Suropati.

Pada suatu hari, seorang mata-mata datang dengan tergopoh-gopoh menghadap Kanjeng Sunan Mangkurat

(.. Ampun Kanjeng Sultan! Tim Belanda sedang menuju kemari. Mereka datang dengan persenjataan lengkap, ..) lapor mata-mata itu.

Mendengar kabar itu, Sultan Kanjeng Sunan Mangkurat II segera memanggil Untung Suropati untuk menghadap.

(.. Hai, Untung Suropati! Pimpinlah pasukanmu untuk menghadang Kompeni Belanda! ..) Seru Kanjeng Sultan.

(.. Baik, Kanjeng! ..) Jawab Untung Suropati seraya memberi hormat.

Setelah menyiapakan seluruh pasukannya, Untung Suropati segera berangkat ke wilayah perbatasan Kartasura. Begitu pasukan Belanda memasuki wilayah Kartasura, Untung Suropati dan pasukannya segera menghadang mereka. Pertermpuran sengit pun tak terhindarkan lagi. Dalam pertempuran itu, pasukan Untung Suropati dibantu Pangeran Puger yang dikirim oleh Kanjeng Sultan Mangkurat 11. Pangeran Puger dibekali keris pusaka keraton Kanjeng Kyai Plered dan mengenakan pakaian yang mirip dengan pakaian Untung Suropati. Dengan begitu, Kapiten Tak akan mengira bahwa yang dihadapinya adalah Untung Suropati. Dengan keris pusaka Kanjeng Kyai Plered, Pangeran Puger berhasil menghabisi nyawa Kapitan Tar. Sementara tim Kapitan Tar yang masih tersisa dihabisi oleh Untung Suropati dan pasukannya.

Setelah berhasil menghadang kedatangan Belanda, Untung Suropati kembali diperintahkan oleh Sultan Mangkurat 11 untuk merebut Pasuruan. Ia dan timnya pun berhasil mengalahkan Bupati Pasuruan yang bernama Anggajaya. Akhirnya, Untung Suropati diangkat menjadi Adipati Pasuruan dengan gelar Adipati Wiranegara. Selama menjadi adipati, Untung Suropati senantiasa membangkitkan semangat juang rakyat dalam melawan Kompeni Belanda. Sudah beberapa kali pemerintah Belanda berusaha menumpas perjuangannya, namun beberapa kali pula mereka gagal.

Sementara itu di Kartasura, Sultan Amangkurat II telah wafat, sehingga terjadilah perebutan tahta antara Pangeran Puger dengan Amangkurat 111. Untuk merebut tahta tersebut, Pangeran Puger pun berkhianat dan memihak kepada Kompeni Belanda. Akhirnya, dengan bantuan Kompeni Belanda, is berhasil mengalahkan Amangkurat 111. Ia pun dinobatkan menjadi Susuhunan dengan nama Pakubuwana 1 Kartasura atas dukungan Kompeni Belanda. Sementara Amangkurat III yang diusir dari Kartasura segera mencari perlindungan kepada Untung Suropati di Pasuruan.

Setahun kemudian, gabungan pasukan Belanda, Kartasura, Madura, dan Surabaya di bawah pimpinan Goovert Knole menyerbu Pasuruan. Pertempuran sengit pun terjadi di benteng Bangil. Dalam pertempuran itu, tim Pasuruan terdesak, sedangkan Untung Suropati mengalami luka berat sampai akhirnya wafat.

Demikianlah perjuangan Untung Suropati dalam melawan penjajah Belanda, dimulai dari seorang budak belian sampai menjadi adipati. Perjuangannya melawan Kompeni Belanda kemudian dilanjutkan oleh putra-putranya dengan gagah berani yang dilandasi semangat pantang menyerah.

***

Demikian cerita Untung Suropati dari DKI Jakarta. Menurut cerita, sebelum wafat, Untung Suropati pernah berwasiat agar kematiannya dirahasiakan. Hingga kini, letak makamnya belum diketahui secara pasti. Namun, dapat ditemukan sebuah petilasan berupa gua di Pendukuhan Mancilan, Kota Pasuruan, lama Timur, yang dipercaya sebagai tempat persembunyiannya saat dikejar oleh Kompeni Belanda.

Pelajaran yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa Untung Suropati adalah seorang pejuang sejati dan ksatria pemberani. Ia rela berkorban demi membela bangsa dan negaranya dari penjajah. Atas jasa-jasa dan perjuangannya melawan Kompeni Belanda, Untung Suropati dianugerahi gelar .0. Ahlavhan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia dari Pemerintah Indonesia pada tahun 1975. Sifat ksatria sebagaimana yang ditampilkan oleh Untung Suropati tersebut sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Dalam tunjuk ajar Melayu dikatakan bahwa berani membela kebenaran dan menegakkan keadilan merupakan sifat terpuji dan terhormat.

Sumber: ceritarakyatnusantara

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline