Budaya Indonesia
20 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Demokrasi ala Kesultanan Buton
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Datanglah ke Kota Bau-bau. Di kota kecil inilah komplek kerajaan/Kesultanan Buton berada. Terletak di puncak bukit dan menghadap ke Selat Buton, penduduk setempat menyebutnya keraton dan aura kemegahannya masih terasa nyata. Namun tidak disangka, dibalik kokohnya benteng kesultanan tercium aroma budaya demokrasi yang luhur. Iklim demokrasi yang telah tercipta di Kesultanan Buton, jauh sebelum Indonesia lahir. Meski ada tiga golongan yang berbeda tugas, Sultan Buton tidak selalu diangkat dari keturunan sebelumnya, melainkan tergantung pada rapat anggota dewan legislatif yang berada di tangan golongan Walaka. Beberapa sultan konon dicopot dan dihukum karena di nilai melakukan pelanggaran. Budaya dan system demokrasi yang berkembang di kerajaan/kesultanan Buton ditopang dengan dua struktur golongan, yaitu, golongan bangsawan  atau kaomu (pemegang adat dan pengawas pemerintahan yang dijalankan oleh sultan) dan golongan walaka atau rakyat biasa. Susunan kekerabata...

avatar
Denmasdeni adammalik
Gambar Entri
Haroana Maludhu
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Perayaan Maulid Nabi merupakan salah satu tradisi yang rutin diadakan setiap tahun di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di daerah dengan nilai keislaman yang kuat. Ritual peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini merupakan perwujudan kecintaan umat Muslim pada sosok Sang Pembawa petunjuk. Proses akulturasi dengan unsur budaya lokal di masing-masing daerah telah menciptakan warna tersendiri dalam prosesi perayaan maulid di berbagai tempat. Salah satu daerah yang memiliki ritual peringatan maulid yang amat khas adalah di Buton, Sulawesi Tenggara. Di wilayah Buton dahulu pernah berdiri kerajaan Islam bernama Kesultanan Butuni. Riwayat sejarah setempat mencatat bahwa perayaan maulid di Buton diduga berawal pada masa Pemerintahan Sultan Murhum (Lakiaponto) yang memerintah sejak 1538 M. Ketika itu perayaan maulid masih bersifat sangat sederhana. Pada masa pemerintahan Sultan Dayanu Ihsanuddin (1629 M), ditetapkan bahwa peringatan maulid dilakukan pada dini hari tan...

avatar
Oase
Gambar Entri
Tari Dinggu
Tarian Tarian
Sulawesi Tenggara

Apakah Tari Dinggu itu? Tari Dinggu adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara. Tarian ini merupakan tarian rakyat yang menggambarkan suasana dan aktivitas masyarakat saat musim panen, terutama musim panen padi. Tari Dinggu biasanya ditampilkan oleh para penari pria maupun wanita dengan berpakaian layaknya para Petani pada zaman dahulu. Tarian ini sangat dikenal di masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti pesta panen raya, penyambutan, perayaan hari besar, festival budaya dan lain-lain. Sejarah Tari Dinggu Menurut sejarahnya, tarian ini berawal dari kebiasaan masyarakat Tolaki saat panen raya, terutama masa panen padi. Mereka melakukan aktivitas panen tersebut secara bergotong-royong atau bersama-sama, mulai dari memetik padi, mengangkat padi, dan lain-lain. Setelah padi terkumpul semua maka diadakan Modinggu, yaitu semacam menumbuk padi secara masal yang dilakukan oleh para muda-mudi. Setelah aca...

avatar
Dhika
Gambar Entri
Posuo
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Istilah Posuo berasal dari kata suo yaitu sebuah bilik rumah yang ditempati para anak gadis untuk melaksanakan Posuo atau pingitan. Posuo (pingitan) merupakan prosesi adat bagi gadis remaja yang telah aqil balik dalam memasuki masa dewasa sekaligus mempersiapkan diri untuk berumah tangga. Kegiatan ini dilakukan selama 8 hari 8 malam atau dapat pula dilaksanakan selama 4 hari 4 malam s/d 7 hari 8 malam yang di pandu oleh seorang Bhisa.    Tujuan dilaksanakannya prosesi ini adalah untuk mengajarkan kepribadian, etika, akhlak serta hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan. Bagi gadis remaja yang telah dipingit dan keluar ruangan, maka resmilah disebut Kalambe atau wanita yang telah dewasa dan diupacarakan dalam mataana kariaa.   Festival Posuo (Pingitan) adalah tradisi pingitan bagi gadis remaja Buton sebelum memasuki usia dewasa. Pada masa lampau, sejak terbentuknya struktur pemerintah kerajaan/kesultanan di Buton dilaksanakan selama 40 hari. Setela...

avatar
Nicky Ria Azizman
Gambar Entri
Tandaki
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Adat suku Buton ada beberapa macam salah satu diantaranya ialah Tandaki atau Posusu, yaitu upacara yang berkaitan dengan penyunatan (tandaki bagi anak laki-laki) dan posusu(bagi anak perempuan).   Upacara tandaki di peruntukan bagi anak laki-laki yang telah masuk aqil baliq, yang melambangkan bahwa anak laki-laki tersebut berkewajiban untuk melaksanakan segala perintah dan larangan yang diajarkan dalam Agama Islam.   Posusu adalah upacara khitanan bagi anak perempuan sebagaimana tandaki bagi anak laki-laki. Pada posusu biasanya di barengi dengan mentindik (melubangi daun telinga) sebagai tempat pemasangan anting-anting.   Tandaki dan Posusu biasanya di lakukan 1 hari sebelum pelaksanaan Idul fitri maupun idul adha.   Salah satu prosesi ritual yang dilaksanakan masyarakat Buton adalah Tandaki yaitu tradisi sunatan bagi anak laki-laki yang telah memasuki masa akil baliq, yang melambangkan bahwa anak laki-laki tersebut berkewajiba...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Pedole-dole
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Pedole-dole merupakan acara memandikan seribu anak yang belum berusia lima tahun. Ritual tersebut bertujuan agar anak yang memasuki usia pertumbuhannya tidak sakit dan bisa tumbuh normal. Dole-dole merupakan upacara yang ditradisikan nenek moyang orang buton untuk menyambut bayi yang baru lahir, tujuannya agar si bayi tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit.Dalam tradisi buton pada bayi atau anak balita yang telah menjalani prosesi dole-dole akan tumbuh sugesti positif kepada orang tua bayi dan meyakini sang buah hati tumbuh sehat, karena ritual tersebut difungsikan sebagai imunisasi. Dole-dole merupakan upacara yang ditradisikan nenek moyang orang buton untuk menyambut bayi yang baru lahir, tujuannya agar si bayi tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit.Dalam tradisi buton pada bayi atau anak balita yang telah menjalani prosesi dole-dole akan tumbuh sugesti positif kepada orang tua bayi dan meyakini sang buah hati tumbuh sehat, karena ritual tersebut difungsikan sebagai im...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Manokoi
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Di dalam kehidupan sosial masyarakat Buton dikenal berbagai macam ritual yang berhubungan langsung dengan budaya dan kemasyarakatan.   Salah satu prosesi ritual yang dilaksanakan masyarakat Buton adalah Tandaki yaitu tradisi sunatan bagi anak laki-laki yang telah memasuki masa akil baliq, yang melambangkan bahwa anak laki-laki tersebut berkewajiban untuk melaksanakan segala kebaikan dan menghindari yang terlarang.   Ritual Tandaki biasanya diselenggarakan oleh keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi, sehingga dalam pelaksanaannya turut diundang keluarga, sanak saudara, kerabat dekat maupun kerabat jauh sedangkan yang kurang mampu dapat dilaksanakan dalam bentuk yang sederhana yang disebut ‘Manakoi’ dalam pengertian bahwa pelaksanaan Tandaki hanya dihadiri oleh segenap anggota keluaraga terdekat.   Kelengkapan pakaiaan Tandaki (sunatan tradisi Buton) terdiri dari Tandaki (mahkota) yang dibentuk dan ditata sedemikian rupa dengan berb...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Pekande-kandea (Pakakande-kande)
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Festival Pekande-kandea adalah tradisi masyarakat Buton, yang pada zaman dahulu dilaksanakan untuk menyambut para pejuang kembali dari medan pertempuran.   Dalam bahasa Buton sering juga disebut Bongkaana Tao (merupakan acara pembukaan tahun sebagai doa kesyukuran terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen/rezeki yang diperoleh selama satu tahun). Juga dapat dilaksanakan setelah melaksanakan hajatan (pesta syukuran) sesuai dengan ketentuan adat istiadat, misalnya melaksanakan Kawia (pernikahan), Posipo (peringatan 7 bulan kehamilan), Tandaki (bagi anak laki-laki yang memasuki akil baliq), Posusu (bagi anak perempuan yang memasuki usia remaja), dan Posuo (remaja putri yang beranjak dewasa).   Bahkan pada acara-acara peringatan meninggalnya seseorang pun, kadang diakhiri dengan Pekande-kandea walaupun dalam skala kecil.   Pekande-kandea yang berarti makan bersama dengan duduk bersila berhadap-hadapan antara penjaga talang dengan pengunjung/tam...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Waindorigi
Tarian Tarian
Sulawesi Tenggara

Tari Waindorigi berasal dari Takimpo, Kecamatan Pasarwajo. Tarian ini diilhami cerita yang menceritakan masyarakat Takimpo sebelum adanya Kerajaan Buton masa silam, di Liwu Takimpo Lipuogena oleh tokoh-tokoh adat mengamanatkan La Manuncama untuk menjadi duta (utusan) adat menuju Wabula.   Dalam kesepakatan tokoh Sara Takimpo, La Manuncama dalam perjalanan menuju Wabula didampingi oleh seorang wanita berparas cantik yang bernama Wa Indorigi. Di hari yang ditentukan berangkatlah mereka menggunakan perahu yang bernama Wasilomata dengan dikawal 20 orang perempuan dan 20 orang laki-laki.   Di saat pelayarannya, rombongan La Manuncama tersebut bernyanyi dan menari dengan gerakan-gerakan dasar di atas perahu yang pada dasarnya memberikan semangat dan pemujaan kepada wanita yang bernama Wa Indorigi.   Di pertengahan jalan, rombongan tersebut dihempas gelombang besar yang hampir menenggelamkan mereka. Untungnya di saat itu juga La Manuncama memanjatkan...

avatar
hallowulandari