×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Provinsi

Sulawesi Tenggara

Haroana Maludhu

Tanggal 07 Jul 2015 oleh Oase .

Perayaan Maulid Nabi merupakan salah satu tradisi yang rutin diadakan setiap tahun di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di daerah dengan nilai keislaman yang kuat. Ritual peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini merupakan perwujudan kecintaan umat Muslim pada sosok Sang Pembawa petunjuk.

Proses akulturasi dengan unsur budaya lokal di masing-masing daerah telah menciptakan warna tersendiri dalam prosesi perayaan maulid di berbagai tempat. Salah satu daerah yang memiliki ritual peringatan maulid yang amat khas adalah di Buton, Sulawesi Tenggara.

Di wilayah Buton dahulu pernah berdiri kerajaan Islam bernama Kesultanan Butuni. Riwayat sejarah setempat mencatat bahwa perayaan maulid di Buton diduga berawal pada masa Pemerintahan Sultan Murhum (Lakiaponto) yang memerintah sejak 1538 M.

Ketika itu perayaan maulid masih bersifat sangat sederhana. Pada masa pemerintahan Sultan Dayanu Ihsanuddin (1629 M), ditetapkan bahwa peringatan maulid dilakukan pada dini hari tanggal 12 Rabi'ul Awal dengan dipimpin langsung oleh Sultan beserta para perangkat Masjid Keraton Butuni.

Ritual yang dilakukan oleh keluarga Keraton Butuni sejak tengah malam tersebut dinamakan 'Goraana Oputa' atau munajat Sang Sultan. Ritual ini menggambarkan suatu bentuk permohonan Sultan kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan dalam menjalankan ajaran Rasulullah.

Selain itu, dilakukan juga ritual yang melibatkan masyarakat Buton secara umum. Ritual ini dinamakan 'Maluduna Miabari' (maulid seluruh masyarakat) yang diadakan pada pagi harinya, dimulai selepas shalat Subuh atau sekitar pukul 06.00. Dalam kedua prosesi ritual ini, dibacakan riwayat kehidupan Nabi Muhammad SAW, yang terangkum dalam kitab Barzanji.

Dalam pelaksanaanya di masa kini, prosesi 'Haroana Maludhu' (perayaan maulid) dilaksanakan sejak semalam sebelum perayaan. Prosesi dimulai dengan 'Antokiana Haroa Rasulu', penyiapan perlengkapan untuk ritual yang akan dilakukan keesokan harinya disertai pembacaan doa oleh para sesepuh dan pemuka masyarakat. Selanjutnya dilakukan 'Panimpa' (pelaksanaan nadzar bagi yang bernadzar) dan 'Tapayana Maludhu Wolio' yaitu memperdengarkan syair lagu maludhu sebagai bentuk mengharap keberkahan dari Allah SWT. Senandung lagu maludhu ini dibawakan oleh seorang pemuka agama dengan diiringi gendang maludhu oleh para sesepuh.

Salah satu kekhasan dalam perayaan maulid di Buton (Haroana Maludhu) adalah nuansa kesetaraan yang dibangun ditengah masyarakatnya. Perayaan maulid dijadikan ajang mempererat silaturahmi masyarakat dari berbagai strata. Hal ini secara nyata diwujudkan dengan bergotong-royong mengisi 'tala' (talam) dengan beraneka jenis makanan sesuai kemampuan masing-masing. Isi dari 'tala' ini akan dinikmati bersama oleh semua anggota masyarakat yang hadir dalam perayaan tersebut.

Seiring waktu, tradisi perayaan Maulid ini masih dipertahankan oleh masyarakat Buton. Meskipun Kesultanan Butuni tidak lagi memerintah, kecintaan pada Sang Pembawa Petunjuk tetap hidup di dalam sanubari orang-orang di tanah Buton. Bersama perubahan zaman, terjadi pengembangan dan penyesuaian dalam prosesi pelaksanaan ritual yang meliputi perayaan kelahiran Nabi Muhammad yang menjadi terakhir tersebut.

Meski demikian, hal paling penting dari keseluruhan proses ritual Haroana Maludhu adalah untuk menghidupkan ajaran Rasulullah SAW dan memelihara silaturahmi antar sesama masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Buton.

 

 

Sumber: http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/haroana-maludhu-tanda-cinta-warga-buton-pada-rasulullah-saw

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...