Kokotek idealnya dimainkan oleh banyak orang, minimal lima pemain. Pemain dibagi ke dalam dua kelompok yang berbeda, “Kokok” dan “Kotek” (diambil dari suara ayam jantan dan ayam betina). Kemudian tanah/lantai digambari lima garis vertikal yang disusun seperti batang korek api; empat garis pendek mengapit satu garis panjang di tengah. Saat memulai permainan, pemain berteriak: “Maso-maso tali!” (Bahasa Manado: “Masuk-masuk tali!”.red). Cara mainnya, grup “Kotek” harus melewati kelima garis dari titik start kemudian kembali lagi setelah menginjak titik finish di seberang garis kelima. Di setiap garis ada ‘ayam jantan’-nya yang berjaga untuk menangkap ‘ayam betina’ yang hendak lewat. Semua pemain harus melewati garis satu per satu, kecuali di garis tengah boleh dilewati dua-tiga orang. Barangsiapa yang pertama kali kembali ke titik start adalah pemenang permainan. Permainan ini sangat mencerminkan bu...
Maudu Lompoa Merupakan Event Budaya Tahunan yang di lakukan di desa Cikoang Kab. Takalar. Event ini diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. semangat kekeluargan dan gotong royong yang tinggi dapat kita lihat dengan sangat jelas melalui tradisi mengangkat Julung-Julung (Perahu hias yang telah diisi dengan berbagai jenis makanan dan barang-barang) yang digotong bersama ke tempat acara. https://www.youtube.com/watch?v=OcATm5eFL4k (pengankatan julung-julung)
Suku Tolaki merupakan salah satu suku yang ada di nusantara. Suku yang mendiami wilayah Kendari dan Konawe, Sulawesi Tenggara, ini dikenal mempunyai kebudayaan nomaden dan hidup secara bergotong-royong. Dalam budaya suku Tolaki terdapat sebuah cerita rakyat yang berkisah tentang Kerajaan Padangguni atau yang saat ini bernama Konawe. Cerita tersebut mengisahkan tentang Mokoli Ramandalangi, yaitu Raja Konawe yang jatuh cinta kepada Wekoila. Masyarakat Konawe percaya bahwa Wekoila merupakan titisan ratu adil yang turun dari langit. Singkat cerita, meraka pun saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Sebelum jatuh cinta kepada Wekoila, Raja Mokoli Ramandalangi sempat memberi harapan cinta kepada seorang perempuan lain yang bernama Anamia Ndopo. Merasa sakit hati, saat acara pernikahan berlangsung, Anamia Ndopo menyamar sebagai penari lariangi dan membunuh Raja Mokoli Ramandalangi. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Raja Mokoli Ramandalangi memberikan...
Balla Tammua Suku Kajang Balla Tamua adalah salah satu produk arsitektur warisan leluhur kajang yang masih bisa ditemui hingga saat ini dikawasan adat. Peninggalan ini merupakan salah satu rumah tempat pertemuan masyarakat kajang untuk mengadakan musyawarah yang dalam bahasa konjo (bahasa kajang ) disebut borong/abborong. Para pemangku adat kajang abborong di Balla Tammua dengan agenda membahas satu permasalahan yang ada dikawasan adat, selain itu biasanya Balla Tammua dipakai untuk menerima tamu kehormatan yang hendak masuk dikawasan adat ammatoa. Dalam pembuatan Balla Tammua, masyarakat kawasan adat kajang mengerjakannya dengan bergotong royong. Mereka bahu membahu bersama mengerjakan Balla Tammua dengan suka rela, dengan kata lain tanpa gaji dan tanpa imbalan, semua dilakukan dengan keikhlasan. Budaya seperti inilah yang selalu ditanamkan tetua kajang Ammatoa dalam menjaga tradisi kawasan adat itu sendi...
Suku Duri merupakan suku asli provinsi Sulawesi Selatan yang bermukim di daerah pegunungan di kabupaten EnrekangImage. Suku Duri tidak terlalu terkenal di Indonesia, tetapi terkenal di Pulau Sulawesi, suku ini menghuni di Kecamatan Anggeraja, tempat berada Gunung Nona atau gunung yang menyerupai alat kelamin perempuan, sehingga terkadang Turis Mancanegara maupun domestik yang ingin menuju Tana Toraja mampir dulu sejenak di warung-warung makan yang terletak di daerah antara desa Kotu dan desa Cakke untuk menikmati pemandangan alamnya. Cakke sendiri merupakan bahasa suku Duri yang berarti dingin, karena suhu pada malam hari hingga pagi hari bisa mencapai 0°C. Suku Duri tergabung dalam kesatuan suku Massenrempulu bersama suku Enrekang dan suku Marowangin. Banyak yang mengatakan, suku Masserempulu merupakan kombinasi antara dua suku yaitu suku Bugis dan suku Toraja. Sedangkan suku Masserempulu sendiri tidak memiliki adat mengenai kematian, pernikahan, pakaian, dan lainnya. San...
Iyule Bare’ dan Penghormatan jenasah Bangsawan Sulawesi-Selatan Oleh : Zulengka Tangallilia ***** Kematian akan menghampiri semua makhluk yang bernyawa di muka bumi ini terutama manusia, baik cepat ataupun lambat pasti akan datang kapan dan dimana saja. Indonesia sebagai Bhineka Tungga Ika dimana memiliki 1.340 kelompok etnik atau suku bangsa (BPS. 2010) memiliki masing-masing cara yang unik dalam prosesi memakamkan sanak saudara yang telah meninggal dunia. Tradisi pemakaman yang paling terkenal di Indonesia ada di Sulawesi-selatan tepatnya di Kabupaten Tana Toraja yang dikenal dengan nama Rambu Solo dimana pada saat jenasah akan di makamkan ke peristirahatan terakhirnya akan di gotong banyak orang sembari menggoyang-goyangkannya. Dalam tradisi suku bugis, saat seorang yang dimulia...
Royong Royong adalah sastra lisan Makassar berbentuk puisi yang dapat dinyanyikan dalam berbagai acara penyambutan pengantin (pakkio' bunting), acara aqiqah, bahkan sampai dengan nyanyian untuk anak sebelum tidur yang didalamnya berisi do'a dan harapan, Royong sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu verbal, yang dikhususkan dipertunjukkan atau dipertontonkan dan sakral yang mana sakralnya royong ini harus pada tempat dan waktu tertentu serta ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi, apabila salah satu syaratnya tidak terpenuhi maka paroyong (orang yang membawakan royong) tidak akan membacakan royongnya, dan jika tetap dibacakan tanpa syarat yang lengkap, maka yang punya hajatan akan mengalami kesurupan, ini dikarenakan oleh sakralnya royong tersebut. Royong tentunya menjadi sesuatu yang sangat asing untuk kebanyakan orang, bahkan untuk orang Makassar sendiri Royong ini sudah menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk kita jumpai, karena tradisi...
Mappalette Bola, Tradisi Unik Pindah Rumah Suku Bugis. Biasanya saat orang akan pindah rumah mereka akan disibukkan dengan mengemasi barang untuk memindahkannya ke rumah yang baru dari rumah lama. Kegiatan tersebut tidak terjadi pada masyarakat suku Bugis di Provinsi Sulawesi Selatan. Ya, mereka memiliki tradisi sendiri dalam pindahan rumah dengan benar-benar memindahkan rumah yang sebenarnya. Tradisi ini disebut Mappalette Bola. Kebanyakan rumah orang suku bugis sebagian besar adalah rumah kayu berbentuk panggung. Tradisi ini melibatkan puluhan bahkan ratusan warga kampung untuk membantu memindahkan rumah ke lokasi yang baru. Perabot rumah tangga seperti lemari, barang pecah belah, sebelumnya akan dikeluarkan dari rumah guna menghindari kerusakan saat proses pemindahan rumah. Ada dua teknik pemindahan rumah, jika lokasi yang baru tidak jauh dari tempat semula, rumah hanya akan didorong setelah bagian bawah rumah dipasangi roda...
Sebagai negara agraris, kehidupan masyarakat Indonesia sudah tentu bergantung pada hasil pertanian. Oleh karena itu banyak penduduk Indonesia yang berprofesi sebagai petani. Mereka ini tak kenal lelah menanam dan memanen padi agar bisa dikonsumsi diri sendiri dan orang lain. Maka nggak berlebihan dong kalau setelah panen mereka bersuka cita dengan menggelar sebuah perayaan. Sebut saja salah satunya yaitu perayaan Mappalanca. Baru dengar? Perayaan ini diselenggarakan oleh masyarakat Bone, Sulawesi Selatan. Mappalanca adalah salah satu tradisi unik sekaligus ekstrim yang ada di Indonesia. Nama lain dari tradisi ini adalah adu betis. Nah sudah tahu kan mengapa disebut ekstrim. Tradisi ini dilakukan setiap tahun setelah masa panen. Bagaimanakah jelasnya tradisi Mappalanca ini? Simak terus artikel menarik ini. Adu Betis Setelah Panen Mappalanca atau juga biasa disebut Mallanca sebenarnya adalah permainan tradisional Bone. Permainan ini dilakukan masyarakat Bone setelah...