26 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Hiasan Kepala Suku Asmat - Papua
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Papua

Suku Asmat dikenal sebagai salah satu suku besar di Papua yang memiliki kearifan lokal luar biasa. Mereka sangat menghormati alam dan kehidupan para pendahulu mereka. Seperti halnya suku-suku lain di Papua, biasanya penghormatan ini ditunjukkan di dalam berbagai kesenian yang mereka miliki seperti tarian, lagu-lagu, dan ukiran kayu khas Asmat. Salah satu hasil kesenian yang mencolok dimiliki oleh suku Asmat adalah hiasan kepala yang begitu memukau. Hiasan atau mahkota khas suku Asmat ini memang tidak memiliki nama khusus. Masyarakat Asmat menyebutnya hanya sebagai hiasan atau mahkota yang mereka anggap bagian dari pakaian adat. Bentuk mahkota ini sebenarnya menyerupai sebuah anyaman pucuk daun sagu yang dapat diikatkan ke kepala. Beberapa bulu burung dipasang di sekitar anyaman dan menjadi aksesoris yang memperindah mahkota. Bulu-bulu ini diambil dari burung-burung yang mempunyai arti penting bagi suku Asmat seperti Kasuari atau Kakatua putih. Sepe...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Pakaian Adat Papua
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Papua

Dengan luas wilayah sekitar tiga ratus ribu kilometer persegi, Papua dihuni berbagai macam suku bangsa. Provinsi Papua terdiri atas 29 kabupaten dan terdiri atas sekitar tiga ratus suku bangsa yang mendiaminya, di antaranya adalah suku Asienara, Asmat, Atam Hatam, Atogoim, Autohwaim, Biak-Numfor, Dani, Kaygir, Yahray, Yali dan Yapen. Dari sekitar tiga ratus suku bangsa yang tinggal di Papua, sebagian besar, menurut sensus penduduk, hanya menyisakan puluhan hingga ratusan jiwa. Suku yang berpopulasi cukup besar adalah suku Asmat, suku Dani yang tinggal di Kabupaten Jayawijaya, dan Kabupaten Puncak Jaya. Namun pakaian adat yang dipakai suku-suku bangsa di Papua ini mirip antara satu suku dengan lainnya. Pakaian adat Papua adalah salah satu pakaian adat yang unik dan menarik, jika biasanya didaerah lain pakaian adat berupa kain kain lembut atau lainnya, namun pakaian adat Papua tidak menggunakan itu. Sesuai dengan daerah mereka tinggal, yaitu daerah pegunungan sehingga pakaian...

avatar
Oase
Gambar Entri
Kawet Karuk, Pakaian Khas Suku Muyu
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Papua

Suku Muyu merupakan suku yang mendiami daerah sekitar Sungai Muyu, Boven Digoel. Mereka hidup berburu, menangkap ikan, memelihara anjing dan babi, serta menokok sagu. Suku ini punya kultur yang unik, terutama mengenai pembuatan pakaian tradisionalnya. Laki-laki suku Muyu memiliki pakaian tradisional yang unik. Pakaian ini disebut dengan kawet karuk, terbuat dari paruh burung taun-taun. Cara membuat pakaian ini yaitu, paruh burung taun-taun dipisahkan dari kepala burung, kemudian dijemur di atas perapian. Setelah kering, maka dibuat lubang pada bagian tengah. Lubang ini berfungsi untuk memasukkan seutas tali sebagai pengikat pinggang. Pakaian ini selain untuk menutup kemaluan juga berfungsi melindungi alat kelamin. Burung taun-taun merupakan burung endemik Papua. Oleh masyarakat Papua, burung ini dianggap sebagai lambang kesetiaan. Burung taun-taun akan selalu setia dengan pasangannya, mereka akan terbang bersama mencari makanan. Jika salah satu pasangan...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Papua Punya Koteka
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Papua

Koteka adalah pakaian untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya sebagian penduduk asli Pulau Papua. Koteka terbuat dari kulit labu air, Lagenaria siceraria. Isi dan biji labu tua dikeluarkan dan kulitnya dijemur. Fungsi utamanya adalah untuk menutupi kemaluan pria. Koteka merupakan salah satu pakaian tradisional yang melegenda dan dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Sebagian besar orang mengenal koteka sebagai pakaian khas orang-orang pedalaman yang ada di Papua. Namun, sebenarnya tak semua orang-orang pedalaman di sini mengenakan koteka. Konon, banyak yang beranggapan bentuk koteka serta ukuran koteka tergantung status si pemakainya. Namun hal tersebut rupanya tak sepenuhnya benar. Ukuran koteka disesuaikan dengan aktifitas penggunanya. Misalnya untuk bekerja atau upacara. Para lelaki akan mengenakan koteka pendek pada saat bekerja atau berburu di hutan. Sementara koteka panjang lengkap dengan hiasannya akan dikenakan pada saar upacara adat. Namun, setiap...

avatar
OSKM18_19718229_Hedwika
Gambar Entri
Sali
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Papua

Sali merupakan salah satu dari sekian banyak pakaian tradisional khas Papua, pakaian tradisional ini berasal dari pegunungan Jayawijaya provinsi Papua, Indonesia Sali memiliki bentuk yang menyerupai rok dan memang pakaian tradisional ini biasa dipakai oleh kaum perempuan masyarakat Papua, khususnya perempuan yang belum menikah atau masih lajang. Sali dipakai oleh masyarakat Jayawijaya sebagai busana adat dan juga dipakai untuk membedakan perempuan yang belum berkeluarga dengan yang sudah berkeluarga, dimana hanya perempuan yang belum berkeluarga sajalah yang dapat mengenakan sali, sedangkan permempuan yang sudah berkeluarga biasa memakai Yokal . Sali tradisional biasa berwarna coklat dan dibuat dengan menggunakan kulit pohon kayu yang kemudian diuntai menjadi bentuk yang menyerupai serabut benang. Setelah itu benang tersebut dipotong hingga panjang tertentu. Setelah terkumpul potongan benang yang cukup, benang tersebut dikatkan pada sebuah tali yang panjang membentuk se...

avatar
OSKM18_16718275_Samuel Vincent
Gambar Entri
Yokal
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Papua

.

avatar
OSKM18_16718275_Samuel Vincent
Gambar Entri
Yokal
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Papua

  Yokal Yokal adalah pakaian adat yang berasal dari Papua yang khusus diperunttukkan untuk kaum perempuan papua yang telah berkeluarga.Berbeda dengan Sali, Yokal diperuntukkan kepada kaum perempuan papua yang telah berkeluarga, jadi ketika masyarakat di Papua menyebutkan nama Yokal dan Sali, itu berarti ditujukan kepada perempuan yang telah berkeluarga dan yang belum berkeluarga, Warna Warna yang terdapat pada pakaian adat Yokal,  warna menyolok berupa cokelat tanah dan kemerahan, sedangkan warna Sali hanya terdiri dari satu warna saja yakni warna cokelat khas dibuat dari kulit pohon. Bentuk Berbentuk melingkar memanjang dan digulung tertata rapi secara horizontal dan telah melalui masa dianyam sedemikian rupa sehingga menghasilkan kain – kain yang bertekstur halus.                                  ...

avatar
Oskm18_16718316_gabriel
Gambar Entri
Perhiasan Tradisional Suku Asmat
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Papua

Selain terkenal dengan seni ukirnya yang adiluhung, Suku Asmat juga memiliki pakaian tradisional yang khas. Seluruh bahan untuk membuat pakaian tersebut berasal dari alam. Tidak salah jika menganggap pakaian Suku Asmat merupakan representasi kedekatan mereka dengan alam raya. Tidak hanya bahan, desain pakaian Suku Asmat pun terinspirasi dari alam. Pakaian laki-laki Suku Asmat, misalnya, yang dibuat menyerupai burung dan binatang lain yang dianggap melambangkan kejantanan. Sementara, rok dan penutup dada kaum perempuan menggunakan daun sagu sehingga menyerupai kecantikan burung kasuari. Penutup dada perempuan yang terbuat dari daun pohon bakau menunjukkan kemampuan merajut Suku Asmat Penutup bagian bawah yang digunakan oleh perempuan Suku Asmat. Pakaian ini terbuat dari daun sagu dan dihiasai ornamen dari kerang Secara umum, pakaian laki-laki dan perempuan Suku Asmat tidak terlalu berbeda. Pada bagian kepala, dikenakan penutup yang terbuat dari rajutan daun sa...

avatar
Roro
Gambar Entri
Adat Budaya Pakaian Sali
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Papua

Pakaian Sali Pakaian adat ini sendiri khusus untuk perempuan yang masih lajang atau bisa di bilang belum menikah. Bahan dasar dari pakaian ini sangatlah menarik yaitu terbuat dari kulit pohon. Warna yang dihasilkan dari kulit pohon yang akan digunakan untuk pakaian ini harus berwarna coklat. https://www.silontong.com/2018/07/27/pakaian-adat-papua/

avatar
Roro