Lazimnya sebuah organisasi tradisional di Bali memiliki sebuah Kulkul. Apabila terdengar suara kulkul maka hal itu sebagai pertanda panggilan kepada warga untuk berkumpul. Panggilan tersebut bisa karena kesepakatan sebelumnya atau karena situasi mendadak. Masyarakat Bali terkenal sebagai masyarakat yang kaya akan warisan budaya. Mereka menerima warisan budaya secara tradisional. Artinya, antara satu generasi ke generasi berikutnya tetap terjalin hubungan yang erat dari sejak dahulu hingga sekarang ini. Hubungan itu pula yang pada akhirnya membentuk suatu wadah berupa organisasi tradisional seperti tempel, banjar, subak, dan kulkul. Kulkul adalah alat bunyian yang umumnya terbuat dari kayu dan atau bambu. Di setiap kelompok masayarakat tradisional di Bali biasanya terdapat setidaknya sebuah kulkul. Selain di Bali, Kulkul–yang lazimnya disebut dengan kentongan–hampir terdapat di seluruh pelosok kepulauan Indonesia dan dijadikan alat komunikasi tr...
Orang Aceh sering menyimpan masakan (gulai) ikan dalam waktu yang agak lama. Ikan-ikan yang telah digulai itu pada saat-saat tertentu dipanasi agar tidak busuk. Kegunaan menyimpan ini adalah sebagai persiapan kalau kebetulan ada tamu mendadak yang dirasa perlu diberi makan. Sebagai alat menyimpan itu disediakan salang. Makanan yang berasal dalam periuk atau belanga dengan beralaskan reungkan diletakkan dalam salang lalu digantung di atas dapur. Salang ada dua macam kalau dilihat dari bentuknya. Salang yang agak besar terbuat dari anyaman rotan seperti keranjang yang bagian atasnya terbuka ditambah tali rotan sebagai gantungan. Salang yang sederhana terbuat dari anyaman daun Iboh (sejenis palam), bentuknya sederhana sekali. sumber :http://www.wacana.co/2012/03/alat-memasak-tradisional-aceh/
Hingga saat ini belum ada catatan sejarah khusus mengenai kapan awal mula kolenjer dikenal oleh masyarakat Kanekes, namun hal yang pasti bahwa kolenjer sudah digunakan sejak lama oleh masyarakat Kanekes. Hal ini sangat masuk akal karena kolenjer telah menjadi alat atau ilmu pengetahuan yang bersentuhan dengan kehidupan keseharian masyarakat Kanekes. Pengetahuan akan kolenjer menjadi penting bagi masyarakat Kanekes, sama halnya dengan kalender Gregorian di masyarakat kita pada umumnya. Dalam beberapa artikel yang ditulis mengenai masyarakat Kanekes atau Baduy, sering kali mengaitkan kolenjer dengan pengetahuan bahasa sunda kuno. Adapun dalam Peraturan Desa Kanekes nomor 1 tahun 2007 yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Lebak Banten, menyebutkan dalam Bab 1, pasal 1 (mengenai peristilahan), bahwa Kolenjer adalah kalender atau sistem penanggalan yang digunakan masyarakat adat Kanekes dan berlaku secara turun-temurun. Kolenjer adalah alat penanggalan. Fungsinya menentukan naptu t...
FESTIVAL DAMAR KURUNG Masyarakat Gresik punya cara tersendiri dalam memperkenalkan budayanya. Salah satunya adalah sebuah penyambutan akan datangnya lailatul Qodar, dengan melakukan pagelaran festival ‘Damar Kurung’. Dimana festival ini diadakan setiap tahunnya pada pertengahan bulan suci Ramadan. Deretan lentera pun dipajang bergelantungan menghiasi sepanjang anak tangga menuju bukit Giri Kedaton. Bila dilihat lebih dekat, lentera berbentuk kubus tersebut terdapat berbagai lukisan dan ornamen yang menceritakan tentang sejarah dan kehidupan sehari-hari Kota Gresik. Adanya festival ini dilakukan setiap tahunnya bukan tanpa sebab. Berdasarkan penelitian dari Jacob Sumardjo, Primadi Tabrani dan Ika Ismurdyahwati, ketiganya adalah dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung (ITB), damar kurung ternyata masih berkaitan erat dengan tradisi peninggalan kerajaan Hindu-Budha. Masih menurut penelitian mereka, damar kurung merupakan salah satu me...
Kabupaten garut sudah dikenal masyarakat terutama di kalangan pencinta batu akik, sebagai salah satu daerah di Indonesia yang banyak menghasilkan batu berkualitas. Batu akik ohen Bungbulang merupakan jenis batu mulia asli Kapupaten Garut Jawa Barat. Batu yang banyak ditemukan di Kecamatan Bungbulang, Garut, Jawa Barat ini pertama kali ditemukan oleh seorang bernama Mang Ohen atau aki Ohen sehingga batu ini dikenal dengan nama penemunya yakni ‘Ohen’ atau disebut juga batu Bungbulang. Batu cincin bungbulang yang kurun waktu dalam 2 tahun kebelakang sangat banyak diminati para pecinta dan kolektor batu cincin. Keistimewa dari batu cincin bungbulang ini yang berwarna hijau ini merupakan jenis mineral Chrysoprase, chrysophrase atau chrysoprasus yang merupakan batu permata jenis kalsedon (cryptocrystalline bentuk silika) yang berisi beberapa kecil nikel. Warnanya lazimnya hijau seperti apel, ada juga hijau tua. Varietas gelap chrysoprase j...
Pintu Gerbang Kaputren Majapahit terletak di Desa Rendole kecamatan Margorejo kabupaten Pati. Merupakan salah satu situs cagar alam yang berupa Pintu Gerbang yang terbuat dari kayu jati. Menurut kepercayaan penduduk setempat pintu gerbang ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Konon keberadaanya ada kaitan dengan Sunan Muria. Kisah balik dari gerbang ini memiliki beberapa versi yang beredar. Cerita berawal dari Raden Kebo Nyabrang yang tidak diakui ayahnya Sunan Muria. Sejak kecil ia diasuh oleh kakeknya. Sebagai syarat agar diakui sebagai anaknya, Raden Kebo Nyabrang harus membawa pintu gerbang Majapahit di Mojokerto, Jawa Timur menuju Gunung Muria,Kudus dalam waktu satu malam. Yang mana pintu gerbang itu akan dijadikan pintu gerbang Masjid di Gunung Muria. Di satu sisi di padepokan Sunan Ngerang, terdapat salah seorang muridnya yang bernama Raden Ronggo yang ingin menyunting putri Sunan Ngerang, yang bernama Roro Pujiwat. Roro Pujiwat mau diperistri apabila Raden Ronggo...
Klenteng Hok Lay Kiong adalah klenteng tertua di Bekasi yang terletak di Jl. Kenari, Margahayu. Tidak ada yang tahu kapan pastinya klenteng ini dibangun, namun diperkirakan klenteng ini sudah ada sejak 300-400 tahun yang lalu. Tidak berbeda dengan klenteng yang lainnya, warna merah masih menjadi warna dominan dibangunan dan ornamen klenteng ini. Meskipun klenteng ini telah beberapa kali di renovasi, ornamen klenteng seperti pintu, patung dewa, altar dan tiang penyanggahnya masih asli. Klenteng Hok Lay Kiong memiliki luas 650 meter persegi, selain sebagai tampat sembahyang umat Kong Hu Cu, Budha dan Taoisme, klenteng ini juga menjadi salah satu tempat wisata favorit di Bekasi. Jika ingin menikmati suasana yang berbeda, cobalah datang di saat perayaan imlek. Saat imlek anda bisa melihat prosesi penyucian patung dewa dan karnaval barongsai, ada juga ritual tabur sial dengan melakukan pelarungan kertas berisi harapan ke sungai Bekasi dan pelepasan kura-kura. Tujuan dari pada berbenah d...
DAKON, yang ditinggal Zaman Semakin berkembangnya zaman di era modern ini memberikan dampak yang luar biasa terhadap banyak aspek. Salah satunya berdampak terhadap salah satu permainan tradisional yang bernama "Dakon" ini. Ada dampak positif juga negatifnya. Dampak positifnya, permainan ini semakin dikenal oleh banyak orang. Namun dampak negatifnya, permainan ini sering terkalahkan dengan berbagai permainan modern/elektronik yang semakin hari semakin banyak digemari oleh anak-anak. Permainan Dakon adalah salah satu permainan tradisional yang kebanyakan hilang ditelan jaman modern, oleh permainan modern dan semacamnya, Permainan ini dulunya biasa dipakai oleh anak-anak desa untuk menghabiskan waktu, permainan dakon ini dimainkan di sebuah papan kayu Sebuah papa n Dakon memiliki 16 lubang diantaranya 14 lubang kecil dan 2 lubang lumbung/rumah Cara memainkan permainan ini cukup mudah : KIta harus menentukan jumlah biji yang dimasukkan berdasarkan kesep...
Tau - tau merupakan patung yang dibuat dengan tujuan mewakili atau sebagai representasi orang yang telah meninggal. Diukir dari kayu atau bambu, patung-patung Tau-tau biasanya ditemukan di dekat tempat mayat telah diletakkan untuk beristirahat. Tau-tau diyakini sudah ada serai abad ke-19 dan pada mulanya hanya dibuat untuk kalangan bangsawan dan orang kaya sebagai bentuk mencerminkan status dan kemewahan. Tau-tau juga dipercaya sebagai penjaga makam serta pelindung yang hidup . Dengan adanya Tau-tau, masyarakat meyakini telah menjaga hubungan antara orang mati dan yang hidup. Kata Tau-tau berasal dari istilah " Tau " yang berarti manusia , dan pengulangan kata dalam bahasa lokal maupun bahasa Indonesia sering berarti "sesuatu yang menyerupai". Oleh karena itu, Tau-tau dapat diartikan sebagai sesuatu yang menyerupai manusia. Tau-tau diukir berdasarkan pada bentuk fisik almarhum. Menurut kepercayaan Toraja (disebut Aluk Todolo), setia...