|
|
|
|
Kolenjer, Sistem Penanggalan Tradisional Masyarakat Baduy #DaftarSB19 Tanggal 11 Feb 2019 oleh Citrakartini . |
Hingga saat ini belum ada catatan sejarah khusus mengenai kapan awal mula kolenjer dikenal oleh masyarakat Kanekes, namun hal yang pasti bahwa kolenjer sudah digunakan sejak lama oleh masyarakat Kanekes. Hal ini sangat masuk akal karena kolenjer telah menjadi alat atau ilmu pengetahuan yang bersentuhan dengan kehidupan keseharian masyarakat Kanekes. Pengetahuan akan kolenjer menjadi penting bagi masyarakat Kanekes, sama halnya dengan kalender Gregorian di masyarakat kita pada umumnya. Dalam beberapa artikel yang ditulis mengenai masyarakat Kanekes atau Baduy, sering kali mengaitkan kolenjer dengan pengetahuan bahasa sunda kuno.
Adapun dalam Peraturan Desa Kanekes nomor 1 tahun 2007 yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Lebak Banten, menyebutkan dalam Bab 1, pasal 1 (mengenai peristilahan), bahwa Kolenjer adalah kalender atau sistem penanggalan yang digunakan masyarakat adat Kanekes dan berlaku secara turun-temurun.
Kolenjer adalah alat penanggalan. Fungsinya menentukan naptu tanggal, naptu poe, dan wanci. Naptu tanggal adalah menghitung bulan. Naptu poe untuk menghitung poe. Sedangkan naptu wanci dipakai untuk meramal nasib baik, perjodohan dan lain-lain (Pikiran Rakyat, 29 November 2008). Hingga kini kolenjer masih digunakan oleh orang Kanekes atau Baduy.
Kolenjer terbuat dari kayu, berbentuk lempangan papan. Ukurannya kurang lebih 6 x 25 cm. Permukaannya ditandai garis-garis dan titik-titik. Orang yang menggunakannya adalah Puun. Tapi dalam naskah Sanghyang Siksakandang Karesian, bujangga-lah orang yang terbiasa mengguankannya.
Ada tiga fungsi kolenjer dalam hal meramal yang mengacu pada aneka jenis kolenjer itu sendiri. Pertama, Kolenjer indit-inditan adalah kolenjer yang digunakan untuk menentukkan hari dan arah mana bila hendak berpergian. Kedua, kolenjer durujana. Kolenjer ini digunakan oleh orang yang mengalami pencurian, dalam arti mencari siapa pelaku yang telah melakukan pencurian. Ketiga, kolenjer bajo. Arti kata bajo sendiri adalah bajak laut, maka kegunaan kolenjer bajo adalah untuk menyerang atau membinaskan orang lain. Penggunaan kolenjer ini dirahasiakan oleh masyarakat Kanekes.
Sumber:https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/kolenjer-sistem-penanggalan-tradisional-masyarakat-baduy/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |