92 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Ledakan Tiga Biji Limpasu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Alkisah, dahulu kala ada Kerajaan Lambu Garang. Kerajaan itu terletak di tempat yang sekarang bernama Kampung Paramian, Kabupaten Tabalong. Disebut Kerajaan Lambu Garang, karena rajanya bernama Lambu Garang. Raja itu amat zalim. Ia suka memeras keringat rakyatnya sendiri, yang kebanyakan petani. Raja Lambu Garang senang mengumpulkan perempuan cantik sebagai selir. Tak ayal lagi, siapa pun yang disukainya, gadis, janda, bahkan isteri orang sekalipun, akan diambilnya secara paksa, dengan berbagai cara. Tak ada yang berani melawannya, karena taruhannya adalah nyawa. Konon, selir Raja Lambu Garang berjumlah 40 orang, selain permaisuri cantik bernama Singkap Siang. *** Suatu hari, ketika Raja Lambu Garang berburu bersama pengawalnya, ia melihat perempuan cantik. Kecantikannya melebihi kecantikan selir-selirnya, bahkan lebih cantik daripada permaisuri. Pertemuan itu terjadi saat rombongan tiba di Kampung Harung. Raja Lambu Garang ingin memboyong perempuan itu ke istana, untuk dijadi...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Asal Mula Kisah Kambing Takutan Lawan Banyu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Wayah malam hari, di hutan Samulung, nang andakannya parak Kampung Wayau, kadangaran suara kambing. Maraga banyak binatangnya, hutan tu jarang didatangi urang. Ada dua ikung kambing nang baluman guring. Kambing anak wan mamanya. Bujur banyak binatangnya, takananya ada haja urang nang wani masuk ka dalam hutan tu. Nang wani masuk ka hutan tu biasanya urang nang ganal hampadal, kada balampu, atawa urang nang kada takutan mati. Saban malam, sabaluman guring, anak kambing minta kisahakan dahulu lawan mamanya. “Ma, bakisah dahulu, hanyar ulun hakun guring…,” ujar anak kambing pinda ungah. “Ayuha. Asal ikam guring, Mama hakun ai bakisah,” ujar Mama kambing. “Di hutan ni, Mama kada takutan lawan nangapa haja, Nak ai,” ujar mamanya kambing pulang, piragah jagau. “Umai, Ma? Haratnya pang, pian, nih? Lawan macan pang, wanilah pian?” “Mama kada takutan! Lawan landakkah, taranggilingkah, katikihkah, ular sawakah, tadung mu...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Asal Mula Nama Kampung Liang Tapah
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Liang Tapah adalah nama kampung di utara kaki Gunung Batu Kumpai, Kampung Garagata, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. Liang Tapah berasal dari kata “liang”, yang berarti “rongga yang menyerupai goa”, “tapah” adalah nama ikan besar yang hidup di air tawar. Kini, ikan tapah kian langka. Dua nama itu digabungkan menjadi “Liang Tapah”, yang berarti “goa (ikan) tapah”. *** Dahulu kala, dipinggiran hutan, hiduplah pemuda bernama Salman. Ia rajin bekerja dan taat beribadah. Di sekeliling tempat tinggalnya masih berupa hutan belantara. Banyak tumbuh pepohonan besar, termasuk pohon kayu ulin . Asal muasal Salman tidak diketahui. Untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari, ia menanam padi dan sayuran, membuat gubuk dari batang kayu ulin sebagai tiang penyangga, dan kayu lain sebagai bangunan gubuknya. Waktu terus berputar, hari berganti. Lama kelamaan, warga terus bertambah di kampung tak bernama itu. U...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Puhun Binjai wan Puhun Jingah
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Ujar urang, di Luuk Suntul, nang wayah ini bangaran Kampung Wayau, bahari ada karajaan. Karajaan tu wadah singgah wan mandian bubuhan raja-raja, bila bubuhan raja-raja tu handak tulakan bakapal. Rajanya bangaran Raja Simamarta. Raja Simamarta banyak baisian tanaman, nang kakaya langsat, rambutan, tiwadak, kapul, ramania, banyak ai lagi. Raja Simamarta baisian tanaman nang paling disayanginya: puhun jingah wan binjai, nang tumbuh di tabing sungai, di balakang istana karajaan. Raja mandangar habar, ada tanaman nang lamunnya diparaki, urang bisa gatalan. Balalu, Raja mangiau Patih. ‘Patih Tangkar, cuba pang ikam lihatiakan tatanaman nang ada di karajaan ni. Pandangarku, ada tanaman nang bisa maulah urang gatalan wayah diparaki. Tanaman napa tu?’’ ujar Raja. “Ayuha, Raja ai. Halaman pian pasti ulun jaga, Kada pacangan ada maling nang wani masuk. Lamunnya ada jua, nih, bahadapan lawan ulun, Patih nang panjagaunya di karajaan ni…,’’ uja...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Si Pujung Jadi Batu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Di Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, ada Kampung Pujung. Di pinggiran kampung itu, ada patung batu. Patung yang bentuknya menyerupai alat kelamin pria itu konon alat kelamin Pujung, setelah dikutuk ibunda Putri Tunjung Sari, istri Mahapatih Kerajaan Tanjung Puri. Sebelum Kerajaan Banjar berdiri, ada kerajaan Dayak Maanyan bernama Kerajaan Nan Sarunai. Seiring dengan itu, ada Kerajaan Tanjung Puri. Kerajaan Tanjung Puri dipimpin raja yang bijak bestari. Dalam memimpin, raja didampingi patih yang arif, tangkas dan cerdas, bernama Mahapatih Mahe. Mahapatih Mahe yang berdarah Melayu hidup berbahagia dengan istri dari keturunan Raja Nan Sarunai. Dari perkawinannya, ia mendapat anak laki-laki, yang kemudian bermukim di Barito (Barito Timur sekarang), dan menjadi damang di sana. Seorang lagi, Putri Tunjung Sari, kecantikannya sudah tersohor ke mana-mana, bukan hanya ke Sungai Bahan dan Sungai Negara, tapi ke seluruh penjuru negeri. Putri Tunjung Sari bersahaja, berbudi luhur...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Arya Tadung Wani
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Pada zaman dahulu kala, di pinggir Kampung Paramian , hidup orang yang bergelar “Datu Harung”. Nama aslinya “Datu Magat”. Dahulu, gelar “datu” hanya diberikan kepada orang-orang yang dihormati dan mempunyai keistimewaan. Selain berani dan bijaksana, Datu Magat ahli bercocok tanam, juga ahli dalam mengubah kebiasaan hidup warga, dari peladang berpindah jadi berkebun. Sebelumnya, masyarakat mendapat buah-buahan hanya dari pohon yang tumbuh liar di hutan, atau dari pohon yang tumbuh dari biji yang dibuang orang. Datu Magat kemudian memulainya dengan berkebun, dengan cara tumpang sari. Kebun Datu Magat yang luas ditanami aneka macam tanaman buah-buahan: pitanak, mundar, katapi suntul, kalangkala. Dari jenis rambutan, ada maritam, siwau, pitaan dan buluan. Dari jenis durian, ada papakin, kamundai, likul, layung, karatungan. Dari jenis mangga, ada hambawang, hampalam, kuini, pulasan, rarawa, kasturi, kulipisan, sampai tandui. Bukan hanya nangka, t...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Hikayat Sa-Ijaan dan Ikan Todak
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Singkat cerita, pada zaman dahulu, ada seorang Datu sakti mandraguna sedang bertapa di tengah laut. Namanya, Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar. Maksud pertapaannya itu adalah memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Jika dikabulkan, pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya, kelak. Di malam hari, ada kalanya tubuh Datu Mabrur seakan membeku. Cuaca dingin, angin, hujan, embun dan kabut menyelmuti tubuhnya. Siang hari, terik matahari membakar tubuhnya yang kurus kering dan hanya dibungkus sehelai kain. Ia tidak pernah makan, keuali meminum air hujan dan embun yang turun. Di hari terakhir pertapaannya, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan terbang menyerangnya.Tanpa beringsut daritempat duduk maupun membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu. Akhirnya, ikan itu terpelanting dan jatuh kembali ke air. Demikian berulang-ulang. Sementara, di sekeliling kara...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Asal Mula Gunung Batu Banawa
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Konon pada jaman dahulu kala, di Desa Pagat, Kalimantan Selatan, hiduplah seorang janda tua bernama Diang Ingsung dengan seorang anaknya yang bernama Raden Penganten. Kehidupan mereka berdua diliputi dengan rasa kasih sayang, karena keluarga itu hanya terdiri dari dua orang sehingga tidak ada anggota keluarga lain tempat membagi kecintaannya. Kehidupan mereka sangat sederhana. Mereka hanya hidup dari alam sekitarnya, tanaman hanya terbatas pada halaman rumahnya, demikian pula perburuannya terbatas pada binatang-binatang yang ada di sekitar desa mereka. Karena itulah maka pada uatu hari Raden Penganten berminat untuk pergi merantau, mencari pengalaman dan kehidupan baru di negeri orang. Demikian keras kehendak Raden Penganten, sehingga walaupun ia dihalang-halangi dan dilarang ibunya, ia tetap juga pada kemauannya. Akhirnya, si ibu hanya tinggal berpesan kepada anak satu-satunya yang ia kasihi, agar anaknya membelikan sekedar oleh-oleh apabila anaknya kembali dari peranta...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Lok Si Naga
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Suatu malam sepasang suami istri sedang mencari ikan di Sungai Amandit. Sang suami menggunakan tangguk besarnya. Biasanya, lima ekor ikan besar dapat masuk ke dalam alat penangkap ikan sang suami. Setelah memasang tangguk di sungai, suami istri itu menunggu. Mereka memakan bekal yang mereka bawa dari rumah. Waktu terus berlalu, beberapa jam kemudian terlewati. Harapan mereka untuk mendapatkan ikan sangat besar. Namun, ketika sang suami mengangkat tangguknya, wajahnya membayang kekecewaan. Tidak ada seekor ikan pun yang didapatkannya. Sang suami kembali memasang tangguknya. Kembali ia dan istrinya menunggu di pinggir sungai. Beberapa jam kemudian ia kembali mengangkat tangguknya. Dilihatnya iSi tangguknya. Ia kembali menelan kekecewaan. Tangguknya sama sekali tidak beriSi ikan. Kembali ia memasang tangguknya. “Aneh,” kata sang suami sambil duduk di samping istrinya. “Malam ini Sungai Amandit seperti tak dihuni seekor ikan pun. Dua kali tangguk kuangkat,...

avatar
Roro