Di Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, ada Kampung Pujung. Di pinggiran kampung itu, ada patung batu. Patung yang bentuknya menyerupai alat kelamin pria itu konon alat kelamin Pujung, setelah dikutuk ibunda Putri Tunjung Sari, istri Mahapatih Kerajaan Tanjung Puri.
Sebelum Kerajaan Banjar berdiri, ada kerajaan Dayak Maanyan bernama Kerajaan Nan Sarunai. Seiring dengan itu, ada Kerajaan Tanjung Puri. Kerajaan Tanjung Puri dipimpin raja yang bijak bestari. Dalam memimpin, raja didampingi patih yang arif, tangkas dan cerdas, bernama Mahapatih Mahe.
Mahapatih Mahe yang berdarah Melayu hidup berbahagia dengan istri dari keturunan Raja Nan Sarunai. Dari perkawinannya, ia mendapat anak laki-laki, yang kemudian bermukim di Barito (Barito Timur sekarang), dan menjadi damang di sana. Seorang lagi, Putri Tunjung Sari, kecantikannya sudah tersohor ke mana-mana, bukan hanya ke Sungai Bahan dan Sungai Negara, tapi ke seluruh penjuru negeri.
Putri Tunjung Sari bersahaja, berbudi luhur, terampil dan cerdas. Teman-temannya sangat menyukainya. Ia pandai menari dan menyanyi. Setiap panen raya, Putri Tunjung Sari dan teman-temannya memeriahkan pesta dengan menarikan tarian kurung-kurung dan gintur . Banyak pria jatuh cinta padanya.
***
Berseberangan sungai dengan Kerajaan Tanjung Puri, ada seorang saudagar yang kaya raya. Ia memiliki kebun yang amat luas, bermukim di daerah Pitab, batang Balangan . Saudagar itu berasal dari Suku Dayak Pitab, Balangan. Ia menjual hasil ladang dan kebunnya di Kerajaan Tanjung Puri.
Saudagar kaya itu memiliki putra bernama Pujung.
Pujung memiliki kesaktian yang luar biasa. Tenaganya luar biasa. Tubuhnya tinggi, besar dan kekar, mata agak sipit, alisnya tebal seperti golok. Konon, dengan tangan telanjang saja ia mampu mematahkan dan membelah batung .
Pujung pandai memainkan mandau , sumpit dan kuntau , juga menari. Di balik tubuhnya yang kekar, dapat menari dengan lincah, mengikuti irama kenong, dengan gerak gintur-nya. Tapi, sifatnya tidak sabaran, kalau sedang marah meledak-ledak.
Saat panen raya tiba, rakyat Kerajaan Tanjung Puri bergembira ria atas hasil ladanga dan kebun yang melimpah ruah. Mereka mengelar pesta rakyat, aruh adat. Aruh adat selalu diramaikan dengan tari-tarian. Tari gintur dan kurung-kurung digelar, Putri Tunjung Sari bersama empat temannya pun menari.
Setelah tari kurung-kurung usai, dilanjutkan tari gintur, dengan iringan musik kenong, gong, babun dan kulimpat . Penarinya masih Putri Tunjung Sari bersama kawan-kawannya, tapi dengan jumlah penari lebih banyak, ditambah balian . Pada saatnya, balian mengajak penonton menari, menariknya dengan selendang kuning atau putih, dan bersama-sama memainkan tongkat batang patake. Ini dinamakan bagintur , salam penghormatan kepada para tokoh yang hadir di pesta.
Pujung juga diundang bagintur.
Tak disangka, ia dipasangkan menari dengan Putri Tunjung Sari, gadis yang telah mencuri perhatiannya saat mandi di batang banyu . Bagi Pujung, ini bagai mukjizat, peristiwa yang dimpikan banyak pria. Hati siapa tidak berdebar, saat menari bersama gadis pujaannya?
Sambil menari, Punjung berkata, ”Tunjung, aku masih boleh menemuimu, ‘kan?”
Putri Tunjung Sari hanya mengangguk kecil dan tersenyum manis.
Ketika tarian usai, Pujung tak menyia-nyiakan kesempatan. Sembari menutup langkah akhir gerakan kaki, ia menatap mata indah Putri Tunjung Sari, dan berbisik, “Putri yang jelita, terima kasih untuk kesempatan ini. Aku takkan melupakannya…”
Putri Tunjung Sari hanya menampakkan giginya yang berkilau rapi, sambil undur diri.
***
Pertemuan itu memberi kesan yang mendalam bagi Pujung. Tak sedetik pun waktu berlalu tanpa bayangan Putri Tunjung Sari. Hatinya tak keruan. Ia tergila-gila pada gadis itu dan bermaksud memilikinya.
Pagi harinya, di pinggiran sungai, Pujung menyanyi sambil menjaga babi-babi piaraannya. Suling ditiupnya, dibawakannya sebuah nyanyian. Syair lama tentang peristiwa tragis di Kerajaan Nan Sarunai, akibat serangan Majapahit , yang akhirnya memunculkan kepemimpinan Uria Pitu .
Suara suling Pujung yang merdu membuat yang mendengarnya terlena.
Tapi, tiba-tiba suara suling itu berubah dengan nada lain yang memekakkan telinga. Sepasang jin telah merasuki jiwa Pujung. Jin jahat itu menggoda, membujuk, dan membakar syahwatnya.
Pujung tak kuasa menahan syahwatnya.
Dengan mata merah, liar dan beringas, ia bergegas ke tebing sungai. Saat itu Putri Tunjung Sari dan teman-temannya sedang mandi dan mencuci. Pujung berteriak-teriak, memanggil Putri Tunjung Sari dan mengajaknya bercinta.
Putri Tunjung Sari dan teman-temannya ketakutan melihat tingkah Pujung yang aneh. Mereka lari ketakutan, hingga akhirnya Putri Tunjung Sari tertinggal sendirian di belakang.
Pujung semakin menggila, nafsu berahi makin menguasainya. Putri Tunjung Sari lari lintang pukang.
Saat terpojok di tebing, tubuh Putri Tunjung Sari limbung dan terjatuh ke dalam sungai. Ia menjerit sekuat tenaga. Suaranya menghilang, saat tubuhnya masuk ke dalam pusaran arus air yang bergolak.
Saat itulah, Pujung sadar. Sepasang jin terkekeh, keluar dari jiwanya. Pujung panik dan kebingungan. Ia mengiba-iba, penuh penyesalan. “Tunjung… Maafkan aku, Tunjung! Maafkan aku, wahai pujaanku…!”
Pujung melompat dan menceburkan diri ke dalam sungai, menyelam sekuat tenaga, dengan cinta dan penyesalan. Dengan kesaktiannya, dibendungnya sungai itu hingga kering dan terbelah dua . Tapi, usahanya sia-sia. Putri Tunjung Sari tak ada. Penyesalan menyiksa hati Pujung. Gadis pujaannya telah lenyap terbawa arus, dan hilang entah kemana.
Senja pun tiba. Langit gemuruh. Hujan turun amat derasnya, bagai gelombang yang ditumpahkan dari langit. Seorang perempuan paruh baya datang tergopoh-gopoh, marah dan murka. Dimaki-makinya Pujung, karena telah membuat anak gadisnya hilang. Dengan air mata berlinang dan tubuh gemetar, istri Mahapatih Mahe itu bersimpuh, bersujud ke langit, dan memohon:
“Ya, Tuhan… Karena menuruti hawa nafsu, terkutuklah engkau, Pujung! Agar setimpal dengan perbuatannya, buatlah alat kelamin Pujung menjadi batu! Tuhan, tunjukkan kekuasaan-Mu! Terkutuklah engkau, Pujung, terkutuklah…!”
Langit semakin gemuruh. Hujan dan badai mengamuk, mengaduk-aduk seisi alam. Guntur dan petir bersahut-sahutan, membahana membelah angkasa.
***
Ketika hujan dan badai reda, alat kelamin Pujung telah berubah menjadi batu. Putri Tunjung Sari konon terbawa arus sungai ke Kerajaan Negara Dipa, yang terletak di Hujung Tanah, pertemuan antara Sungai Amandit dan Sungai Negara. Di pinggir sungai, Putri Tunjung Sari diselamatkan Empu Jatmika, yang kemudian bergelar Maharaja di Candi Laras .
Empu Jatmika memiliki dua putra, Empu Mandastana dan Lambung Mangkurat. Sepeninggal Empu Jatmika, Lambung Mangkurat mengangkat Putri Tunjung Sari, yang entah benar atau tidak, juga disebut “Putri Junjung Buih”, menjadi Raja di Negara Dipa; dan kekuasaannya meliputi batang Tabalong, batang Balangan, batang Perak, batang Alai, batang Amandit dan pegunungan di sekitarnya. Tempat di mana patung alat kelamin Pujung itu berada, sekarang disebut Kampung Pujung, di Kecamatan Bintang Ara; berbatasan dengan Kecamatan Haruai, terhubung dengan jembatan panjang peninggalan kolonial.
Kalau sedang menuju Kecamatan Tanjung, orang akan melewati Jembatan Mahe, yang terletak di Kampung Mahe, Kecamatan Haruai. Nama itu berasal dari nama Mahapatih Kerajaan Tanjung Puri, ayahanda Putri Tunjung Sari.
Sumber:
https://datutadungmura2012.wordpress.com/2012/12/04/hikayat-tanjung-puri-dan-tangisan-putri-galuh-sewangi-cerita-rakyat-kabupaten-tabalong/
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...