Sekitar abad 18 di daerah yang sekarang namanye Condet, Jakarte Timur, ade pangeran kaye raye namanye pangeran Geger. Die ntu penguasa di daerah Condet. Name Condet itu sendiri asalnye dari julukan yang dikasih masyarakat setempat yang biasa bilang Codet. Lama kelamaan kata Codet udah kagak kedengeran lagi, malah berubah jadi condet. Pangeran Condet punye bini namanye Polong. Die juga punya anak lima, salah satunye Maemunah. Maemunah emang udah cantik, kepribadiannye juge santun. Ya udah gak heran banyak laki dari mane aje seneng sama die. Sampe suwaktu-waktu ade seorang laki-laki cakep dan gagah niat banget ngelamar Maemunah. Laki-laki itu namanye Aswatana. Astawana terkenal banget karena kesaktian dan ketampananye. Die putra Makassar (Sulawesi Selatan), tapi udah lama tinggal di Betawi, tepatnye sebelah timur dari daerah Condet. Wa...
Sasakala Gunung Geulis Dahulu kala, dikisahkan disebuah tempat hiduplah sepasang suami istri yang belum dikaruniai seorang anakpun meskipun mereka telah lama hidup bersama dan berumah tangga. Seiring berjalannya waktu pasangan tersebut merasa gundah dan bertanya-tanya pada yang Maha Kuasa kenapa mereka belum juga memiliki anak. Didorong keinginan yang sangat kuat untuk bisa memiliki anak dan mempunyai keturunan, sang suami tak pernah berhenti memohon kepada yang Maha Kuasa agar bisa dikaruniai seorang anak. Karena kesungguhannya, angannya sering muncul dalam lamunan dan mimpinya, sampai akhirnya entah kenapa pada suatu malam sang suami bermimpi dan seolah mendapatkan petunjuk dari mimpinya tersebut, dalam mimpinya...ia memperoleh petunjuk untuk pergi ke sebuah gunung yang berada di sebelah timur kampungnya. Petunjuk dimimpinya mengatakan bahwa ia harus mendatangi gunung tersebut dan bertapa disana. Keesokan paginya, ia menceritakan mimpinya itu pa...
Masjid Agung Subang berdiri megah di pinggir sebuah jalan raya di pusat kota Subang. Jalan raya dimana masjid agung berada tersebut diberi nama jalan Aria Wangsa Goparana. Lalu siapakah Aria Wangsa Goparana sehingga dijadikan nama jalan di sana? Raden Aria Wangsa Goparana adalah salah satu tokoh penyebar Islam di wilayah Subang. Beliau adalah putra raja Talaga (Majalengka). Di Talaga, Arya Wangsa Goparana merupakan orang pertama yang memeluk Islam dan mendapat pelajaran dari Sunan Gunungjati. Sekitar tahun 1530 ia mengadakan perjalanan ke arah barat dalam rangka menyebarkan agama Islam. Wilayah yang diislamkannya diantaranya Subang, Purwakarta, Cianjur, Sukabumi dan Limbangan yang saat itu merupakan wilayah kerajaan Sumedang Larang. Kemudian beliau menetap di wilayah Sagalaherang. Konon, nama Sagalaherang pun dipercaya diberinama oleh beliau. Gerbang Makam Aria Wangsa Goparana Makam Aria Wangsa Goparana Arya Wangsa Gopa...
Karawang pada masa Islam juga merupakan kawasan penting. Pelabuhan Caravan yang sudah eksis sejak masa Kerajaan Sunda tampaknya terus berperan hingga masa Islam. Salah satu situs arkeologi dari masa Islam di Karawang adalah makam Syech Quro . Menurut tulisan yang tertera pada panil di depan komplek makam, Nama lengkap Syech Quro adalah Syech Qurotul A’in . Menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, Syech Quro adalah seorang ulama yang juga bernama Syeh Hasanudin . Beliau adalah putra ulama besar Perguruan Islam dari negeri Campa yang bernama Syech Yusuf Siddik yang masih ada garis keturunan dengan Syech Jamaluddin serta Syech Jalaluddin ulama besar Mekah. Pada tahun 1418 datang di Pelabuhan Muara Jati, daerah Cirebon. Tidak lama di Muara Jati, kemudian pergi ke Karawang dan mendirikan pesantren. Disebutkan bahwa letak bekas pesantren Syech Quro berada di Desa Talagasari, Kecamatan Talagasari, Karawang. Di Karawang dikenal sebagai Syech Quro karena beliau adalah seoran...
Ciung Wanara adalah legenda di kalangan orang Sunda di Indonesia. Cerita rakyat ini menceritakan legenda Kerajaan Sunda Galuh, asal muasal nama Sungai Pamali serta menggambarkan hubungan budaya antara orang Sunda dan Jawa yang tinggal di bagian barat provinsi Jawa Tengah. Cerita ini berasal dari tradisi cerita lisan Sunda yang disebut Pantun Sunda, yang kemudian dituliskan ke dalam buku yang ditulis oleh beberapa penulis Sunda, baik dalam bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Ringkasan Turunnya sang raja Dahulu berdirilah sebuah kerajaan besar di pulau Jawa yang disebut Kerajaan Galuh, ibukotanya terletak di Galuh dekat Ciamis sekarang. Dipercaya bahwa pada saat itu kerajaan Galuh membentang dari Hujung Kulon, ujung Barat Jawa, sampai ke Hujung Galuh ("Ujung Galuh"), yang saat ini adalah muara dari Sungai Brantas di dekat Surabaya sekarang. Kerajaan ini diperintah oleh Raja Prabu Permana Di Kusumah. Setelah memerintah dalam waktu yang lama Raja memutusk...
Pada Tahun 1409 Ki Gedeng Tapa dan anaknya nyai Subang Larang,penguasan Syahbandar Muara Jati Cirebon, menyambut kedatangan pasukan angkatan laut Tiongkok pimpinan Laksamana Muslim Cheng Ho ditugaskan oleh Kaisar Yung Lo (Dinasti Ming 1363-1644) memimpin misi muhibah ke-36 negara. Antara lain ke Timur Tengah dan Nusantara (1405-1430). Membawa pasukan muslim 27.000 dengan 62 kapal. Misi muhibah Laksamana Cheng Ho tidak melakukan perampokan atau penjajahan. Bahkan memberikan bantuan membangun sesuatu yang diperlukan oleh wilayah yang didatanginya. Seperti Cirebon dengan mercusuarnya. Oleh karena itu, kedatangan Laksamana Cheng Ho disambut gembira oleh Ki Gedeng Tapa sebagai Syahbandar Cirebon. Di Cirebon Laksmana Cheng Ho membangun mercusuar. Dalam Armada Angkatan Laut Tiongkok itu, rupanya juga diikutsertakan seorang ulama Syekh Hasanuddin adalah putra seorang ulama besar Perguruan Islam di Campa yang bernama Syekh Yusuf Siddik yang masih ada garis keturunan dengan Syekh Jama...
Pada masa dahulu di desa Penerun di Gayo hidup satu keluarga miskin. Keluarga itu mempunyai dua orang anak, yang tua berusia tujuh tahun dan yang kecil masih menetek. Ayah kedua anak itu hidup sebagai petani. Pada waktu senggangnya ia selalu berburu rusa di hutan. Di samping itu, ia juga banyak menangkap belalang di sawah, untuk dimakan apabila tidak berhasil memperoleh binatang buruan. Belalang itu ia kumpulkan sedikit demi sedikit di dalam lumbung padinya, yang sedang kosong karena sedang musim paceklik. Pada suatu hari ia pergi ke hutan untuk berburu rusa. Di rumah tinggal istri dan kedua anaknya. Pada waktu makan, anak yang sulung merujuk, karena di meja tidak ada daging sebagai teman nasinya. Karena di rumah memang tidak ada persediaan lagi, maka kejadian ini membuat ibunya bingung memikirkan bagaimana dapat memenuhi keinginan anaknya, yang sangat dimanjakannya itu. Akhirnya si ibu mengizinkan putranya untuk mengambil sendiri belalang yang berada di dalam lumbung. Ketik...
Kethek (kera) adalah binatang yang hidup di hutan bersama binatang-binatang hutan yang lain. Kethek Ogleng adalah sebuah tari yang gerakannya menirukan tingkah laku kethek (kera). Tarian ini ditarikan oleh masyarakat Desa Tokawi Kecamatan Nawangan bertahun-tahun lamanya. Biasanya tarian ini dipentaskan pada waktu hajatan masyarakat setempat. Tarian Kethek Ogleng ini berasal dari sebuah cerita Kerajaan Jenggala dan Kediri. Raja Jenggala mempunyai seorang putri bernama Dewi Sekartaji dan Kerajaan Kediri mempunyai seorang putra bernama Raden Panji Asmorobangun. Kedua insan ini saling mencintai dan bercita-cita ingin membangun kehidupan yang harmonis dalam sebuah keluarga. Hal ini membuat keduanya tidak dapat dipisahkan. Namun, raja Jenggala, ayahanda Dewi Sekartaji, mempunyai keinginan untuk menikahkan Dewi Sekartaji dengan pria pilihannya. Ketika Dewi Sekartaji tahu akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan ayahandanya-yang tentunya tidak dia cintai, dia diam-diam meninggalkan Kera...
Di desa kecil Kalianget, yang terletak di Kabupaten Buleleng, Bali Utara, ada suatu keluarga yang dijangkiti penyakit menular, sehingga semua anggota keluarganya, kecuali seorang putra, yaitu yang bernama Jayaprana, meninggal. Jayaprana yang telah menjadi sebatang kara itu, kemudian dipelihara Raja Buleleng yang bergelar Anak Agung. Setelah dewasa dan telah cukup berjasa terhadap yang dipertuannya, ia mendapat izin untuk menikah dengan wanita pilihannya sendiri, yang bernama Ni Nyoman Layon Sari. Layon Sari ternyata adalah seorang gadis molek sekali, sehingga raja tergila-gila terhadapnya. Pada akhirnya raja itu membuat rencana keji untuk melenyapkan suaminya.Untuk mencapai maksud itu, Sang Raja yang terganggu birahi itu mengirim Jayaprana untuk menghancurkan perompak, yang mendarat di pantai paling utara Pulau Bali. Perintah itu sebenarnya hanya suatu tipu muslihat saja, karena selain mengutus Jayaprana ke utara dengan bala tentaranya, Sang Raja juga telah memerintahkan dengan seca...