Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Sumedang
Sasakala Gunung Geulis
- 27 Agustus 2014
Sasakala Gunung Geulis
 
Dahulu kala, dikisahkan disebuah tempat hiduplah sepasang suami istri yang belum dikaruniai seorang anakpun meskipun mereka telah lama hidup bersama dan berumah tangga.  Seiring berjalannya waktu pasangan tersebut merasa gundah dan bertanya-tanya pada yang Maha Kuasa kenapa mereka belum juga memiliki anak. Didorong keinginan yang sangat kuat untuk bisa memiliki anak dan mempunyai keturunan, sang suami tak pernah berhenti memohon kepada yang Maha Kuasa agar bisa dikaruniai seorang anak.
 
Karena kesungguhannya, angannya sering muncul dalam lamunan dan mimpinya, sampai akhirnya entah kenapa pada suatu malam sang suami bermimpi dan seolah mendapatkan petunjuk dari mimpinya tersebut, dalam mimpinya...ia memperoleh petunjuk untuk pergi ke sebuah gunung yang berada di sebelah timur kampungnya. Petunjuk dimimpinya mengatakan bahwa ia harus mendatangi gunung tersebut dan bertapa disana. Keesokan paginya, ia menceritakan mimpinya itu pada istri tercintanya, tanpa banyak bertanya atupun membantah, istrinya mengizinkan sang suami untuk mengkuti dan melaksanakn petunjuk yang ia peroleh melalui mimpinya. Dan tanpa pikir panjang, karena kuatnya keinginan untuk mempunyai anak, sang suamipun langsung pergi berangkat ke gunung yang dimaksud untuk bertapa dan memohon pada yang Maha Kuasa.
 
Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, akhirnya sang suami menemukan gunung yang dimaksud dalam mimpinya. Setelah menemukan gunung tersebut tanpa ragu ia langsung melakukan tapa sesuai petunjuk, ia menjalani tapanya selama empat puluh hari empat puluh malam. Tiga puluh sembilan malam ia lalui dengan mudah tanpa gangguan apapun dalam melaksanakan tapanya, dan pada malam ke empat puluh atau malam terakhir ia didatangi oleh seorang wanita yang cantik jelita, kecantikan perempuan tersebut membuat ia lupa akan niatan awalnya, ia jatuh hati dan pada akhirnya menikahinya...padahal tanpa sepengetahuan dirinya, sebenarnya perempuan cantik yang dinikahinya itu adalah perwujudan dari seekor ular.
 
Waktu terus berjalan, sang istri yang menunggu suaminya pulang dari bertapa merasa heran sekaligus khawatir karena suaminya tak juga pulang, ia pun bergegas menyusul suaminya dan mencarinya ke gunung tempatnya bertapa. Sesampainya di gunung tersebut, ia mendapati suaminya sedang dililit seekor ular yang sangat besar, seketika ia merasa lemas, ia terkejut dan juga cemas akan keselamatan suaminya. Didorong rasa sayang pada suami, ia memutar otak untuk bisa menyelamatkan suaminya dari ular besar tersebut, dan akhirnya ia mengambil keputusan untuk memakai cara menjerat agar ular yang melilit suaminya bisa ditangkap. Berkat perjuangan dan kegigihannya, ular besar yang melilit suaminya seolah bukan masalah lagi buatnya dan dengan sekejap sang ular sudah terjerat. Namun karena besarnya badan sang ular, ia tak bisa membawanya sendirian dan menggunakan tenaga seekor kuda untuk membawa ular tersebut dari atas gunung, setelah tiba disuatu tempat diikatlah kuda tersebut pada sebuah pohon, dan tempat mengikat kuda tersebut sekarang dikenal dengan nama Cikuda.
 
Ketika sang suami melihat ular besar yang melilitnya akan dibunuh, sekuat tenaga sang suami menghalangi maksud istrinya, karena dalam penglihatannya yang terlihat bukanlah seekor ular melainkan seorang putri yang cantik jelita. Sang istri tak habis pikir dan bertanya-tanya kenapa suaminya berubah sikap sedemikian rupa, dan akhirnya kesabarannya pun habis, tak hanya ular raksasa tersebut yang dibunuhnya namun juga beserta suaminya...ia menghabisi suminya karena kesal suaminya telah melupakan dirinya.
 
Selang satu minggu dari kejadian, konon bangkai ular dan mayat sang suami hilang tak berbekas, diceritakan bahwa sang suami menjelma menjadi seekor ular dan tetap hidup menetap di Gunung tersebut. Gunung itu kini dikenal dengan nama Gunung Geulis, yang didasarkan pada cerita seekor ular besar yang menjelma menjadi perempuan yang cantik jelita.
Demikian Sasakala atau cerita rakyat mengenai lahirnya nama Gunung Geulis di Kabupaten Sumedang, sebuah cerita yang lahir dari kearifan lokal yang mungkin mempunyai maksud dan filosofi tersendiri bagi manusia untuk bisa diambil pelajarannya, semoga bermanfaat.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline