Benteng Pendem Ambarawa Benteng Fort Willem I atau lebih dikenal dengan nama Benteng Pendem Ambarawa adalah bangunan bersejarah yang berada di Ambarawa, Semarang , Jawa Tengah . Benteng yang dibangun pada tahun 1834 dan selesai 1845 , ini berada dekat dengan Museum Kereta Api , atau di belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa, dan berada di kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Ambarawa. Benteng ini pernah digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar untuk film Soekarno yang di sutradarai oleh Hanung Bramantyo Menggunakan istilah pendem atau pendhem (bahasa Jawa ) karena benteng ini berada di bawah tanah atau terkubur, sebagai siasat perang. Untuk menjangkau situs sejarah ini ada dua jalan masuk, pertama dapat melewati jalan alternatif dekat dengan RSUD Ambarawa. Dan yang ke-dua melewati pintu masuk ke Lapas Ambarawa...
Bagi masyarakat Indonesia khususnya Jawa dan Bali, dongeng tentang Ramayana memang tidak terdengar asing. Dongeng yang begitu melegenda tersebut memiliki keunikan kisahnya tersendiri sehingga banyak orang yang senang mendengarkan cerita tersebut. Dongen Ramayana pada dasarnya menceritakan tentang kisah percintaan antara Raden Rama Wijaya dengan seorang puteri raja yang bernama Dewi Shinta. Legenda Rama dan Shinta sejatinya merepresentasikan makna sebuah kesetiaan, kepercayaan dan ketulusan cinta seseorang kepada kekasih atau belahan jiwanya. Tentu bukan sebuah kebetulan, bila Rama berhasil mempersunting Shinta yang cantik sebagai istrinya. Untuk mendapatkan Shinta, dia harus melalui ujian sayembara dan mengalahkan banyak pesaing, termasuk rival utamanya, sang raksasa bernama Rahwana. Legenda percintaan Rama dan Shinta yang penuh batu ujian seakan baru dimulai, ketika memasuki bagian drama penculikan. Tersebutlah kisah bahwa Rama, Shinta, beserta adik laki-laki Rama yaitu...
Tuk Jimat Bulakan merupakan sumber mata air yang terletak di Kecamatan Bumjawa, Tegal. Alkisah, pada suatu hari Mbah Cemuluk sedang mencari kayu bakar. Tak sengaja dia melihat seekor burung bangau tengah mematuk matuk tanah. Pada saat itu, daerah ini terkenal susah air. Mbah Cemuluk pun berpikir mungkin si bangau sedang mencari sumber air. Karena penasaran, mbah Cemuluk menggali tanah tersebut dan terlhat sebuah bende atau gong terkubur. Ketika dia ambil benda tersebut, tiba-tiba air keluar dengan deras. Tempat itu pun menjadi sumber air, bahkan airnya masih mengalir sampai sekarang. Disebut dengan Tuk Jimat Bulakan. Warga sekitar Bumijawa pun selalu terkenang pada kisah mbah Cemuluk dan Tuk Jimat, sehingga sumber mata air ini dianggap keramat, begitu pula dengan bende yang ditemukan. Setiap bulan Maulud, warga selalu mengadakan jamasan di Tuk Jimat Bulakan.
Wanita sebagai salah satu anggota keluarga, seperti juga anggota keluarga yang lain mempunyai tugas dan fungsi dalam mendukung berkeluarga. Dahulu dan juga sampai sekarang masih ada anggoa masyarakat yang menganggap tugas wanita dalam keluarga adalah hanya melahirkan keturunan, mengasuh anak, melayani suami, dan mengurus rumah tangga. Dalam perkembangannya sekarang ternyata tugas atau peranan wanita dalam kehidupan keluarga semakin berkembang lebih luas lagi. Sejalan dengan semakin kompleksnya bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat dan semakin beratnya beban ekonomi keluarga, peranan wanita dalam masyarakat dan keluarga semakin diperlukan. Hal ini semakin terasa pada masyarakat perkotaan. Wanita saat ini tidak saja berkegiatan di dalam lingkup keluarga. tetapi banyak diantara bidang-bidang kehidupan di masyarakt membutuhkan sentuhan kehadiran wanita dalam penanganannya. Peran wanita dalam ikut menopang kehidupan dan penghidupan keluarga semakin nyata. Sumber:&nbs...
Tahu Slawi biasa dijadikan camilan saat moci , alias minum teh poci sebagaimana istilah orang Tegal. Banyak versi namanya, dari tahu aci hingga tahu kuping. Disebut kuping karena bentuk isi tahu membuat tahu seperti ‘bertelinga'. Bahan: 10 buah tahu kuning ukuran 6 x 6 cm 100 ml air Minyak sayur, untuk menggoreng Isi: 250 g tepung tapioka 1 100 ml air 4 siung bawang putih, cincang halus 2 batang bawang daun, iris halus 1 sdt garam ½ sdt merica putih bubuk ½ sdt gula pasir Sambal kecap, campur rata: 5 sdm kecap manis 5 buah cabai rawit merah, haluskan ½ sdt air jeruk nipis Pelengkap: 20 buah cabai rawit hijau Cara membuat: 1. Belah tahu secara diagonal. 2. Keruk bagian tengah tahu menggunakan sendok. Sisihkan. Haluskan tahu yang telah dikeruk. Sisihkan. 3. Aduk rata se...
Kresna merupakan tokoh pendukung dan pelindung (pengayom) tokoh yang memiliki sifat benar, utama, dan adil, yaitu tokoh Pandawa. Ia juga sebagai tokoh penjaga dan pemelihara alam semesta. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya suku Jawa, tokoh Kresna sudah tidak asing lagi. Tokoh Kresna sudah lama muncul dalam Sastra Jawa Kuno dan Jawa Baru. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan tokoh Kresna. Oleh karena itu, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana peran dan sifat tokoh Kresna dalam karya sastra Jawa serta mengapa tokoh Kresna tampil dengan berbagai wujud dalam masa yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan mendapatkan keterangan selengkapnya tentang objek yang diteliti, yaitu peran dan sifat tokoh Kresna dalam karya sastra Jawa. Untuk itu, penelitian bersifat deskriptif. Selain itu, juga dicari kemungkinan hubungan keterangan dan dilakukan pengkajian peran dan sifat tokoh Kresna dari suatu sumber data dengan sumber data lainnya dengan menggun...
Semar adalah nama tokoh punakawan paling utama dalam pewayangan Jawa dan Sunda. Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan wiracarita Mahabharata dan Ramayana dari India. Meski demikian, nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua wiracarita tersebut (berbahasa Sanskerta), karena tokoh ini merupakan ciptaan tulen pujangga Jawa. Semar memiliki bentuk fisik yang sangat unik, seolah-olah ia merupakan simbol penggambaran jagad raya. Tubuhnya yang bulat merupakan simbol dari bumi, tempat tinggal umat manusia dan makhluk lainnya. Semar selalu tersenyum, tetapi bermata sembab. Penggambaran ini sebagai simbol suka dan duka. Wajahnya tua tetapi potongan rambutnya bergaya kuncung seperti anak kecil, sebagai simbol tua dan muda. Ia berkelamin laki-laki, tetapi memiliki payudara seperti perempuan, sebagai simbol pria dan wanita. Ia penjelmaan dewa tetapi hidup sebagai rakyat jelata, sebagai simbol atasan dan bawahan.
Nakula dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat). Ia merupakan putra keempat Prabu Pandudewanata, raja negara Hastinapura dengan permaisuri Dewi Madri, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama adiknya, Sahadewa atau Sadewa. Nakula juga mempunyai tiga saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara Mandura bernama Puntadewa (Yudistira), Bima alias Werkudara dan Arjuna Nakula adalah titisan Batara Aswin, dewa tabib. Ia mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata panah dan lembing. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui karena ia mempunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara Mretani. Ia juga mempunyai cupu berisi Banyu Panguripan atau "Air kehidupan" pemberian Batara Indra. Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan r...
Dalam pewayangan Jawa, Sadewa dikisahkan lahir di dalam istana Kerajaan Hastina, bukan di dalam hutan. Kelahirannya bersamaan dengan peristiwa perang antara Pandu melawan Tremboko, raja raksasa dari Kerajaan Pringgadani. Dalam perang tersebut keduanya tewas. Madrim ibu Sadewa melakukan bela pati dengan cara terjun ke dalam api pancaka. Versi lain menyebutkan, Sadewa sejak lahir sudah kehilangan ibunya, karena Madrim meninggal dunia setelah melahirkan dirinya dan Nakula. Sewaktu kecil, Sadewa memiliki nama panggilan Tangsen. Setelah para Pandawa membangun Kerajaan Amarta, Sadewa mendapatkan Kasatrian Baweratalun sebagai tempat tinggalnya. Istri Sadewa versi pewayangan hanya seorang, yaitu Perdapa putri Resi Tambrapetra. Dari perkawinan itu lahir dua orang anak bernama Niken Sayekti dan Bambang Sabekti. Masing-masing menikah dengan anak-anak Nakula yang bernama Pramusinta dan Pramuwati. Versi lain menyebutkan Sadewa memiliki anak perempuan bernama Rayungwulan, yang baru muncul jauh se...