Sekitar tahun 1600 M, ada sebuah desa di ujung selatan Kampung Rajabasa Kalianda. Tiap-tiap kampung diatur oleh kaum penjajah. Ada masalah yang sangat berbeda dengan kerukunan itu, yakni asalah mencari jodoh. Setiap anak orang yang berpangkat harus dijodohkan dengan anak orang yang berpangkat pula. Tidak jauh dari kampung ada sebuah kampung Prabang. Disini tinggal seorang bujang yaitu Raden Sukat. Raden Sukat telah memadu kasih dengan seorang gadis yakni Raden Gayung. Mereka telah berjanji untuk bertunangan. Namun dijawab oleh orang tuanya, mana mungkin orang si gadis menerimanya, karena mereka tidak memiliki apa-apa. Tapi Raden Sukat memaksakan ayahnya untuk menyampaikan maksudnya. Keesokan harinya kedua orang tua Raden Sukat pergi ke rumah Raden Guyung, yang kaya raya itu. Setibanya mereka dipersilahka...
Ratu Ali adalah tokoh legendaris dalam masyarakat Tanggamus, di Provinsi Lampung. Ia dikenal sebagai ulama yang pandai, berilmu, dan berwibawa. Dengan kepandaiannya, ia melindungi penduduk Tanggamus dari berbagai ancaman bahaya. Hingga kini, namanya tetap dikenang oleh masyarakat setempat sebagai seorang yang suka menolong sesama. Pada zaman dahulu, di sekitar Teluk Lampung terdapat sebuah pantai yang indah dan subur. Pemandangan di sekeliling pantai merupakan perpaduan antara alam laut yang indah, perbukitan yang anggun, serta daratan landai yang subur. Gelombang lau di pantai tidak terlalu besar dan warna airnya biru jernih. Ikan-ikan pesisir banyak terlihat berkejar-kejaran di sekitar bibir pantai. Di daerah pantai, banyak terdapat tanaman pakis dan paku yang tumbuh secara alami. Tidak heran jikan pantai tersebut dinamakan Pantai Paku. Agak jauh dari Pantai Paku, terdapat sebuah perkampungan bernama Kelumbayun. Penduduknya hidup dengan bertani, berladang, dan...
Asal Usul Sukadana Di suatu desa yang berpenduduk, namun desa itu belum memiliki nama. Para tokoh masyarakat sudah sering mengadakan rapat mengenai nama desa tersebut, namun belum menemukan kesepakatan. Pertemuan untuk membahas nama desa adalah pertemuan khusus, artinya, tidak boleh ada orang yang masuk ke rapat tersebut kecuali tokoh masyarakat. Jika ada yang masuk, maka akan dikenakan sanksi. Pada suatu hari, terdapat seorang petani miskin bernama Ki Badaruddin dan istrinya bernama Cik Hamidah. Mereka memiliki seorang putra yang bernama Ki Agus Sulaiman. Ia adalah anak tunggal sehingga semua keinginannya dituruti. Ki Agus Sulaiman dibelikan sebuah gitar, rebana, dan suling. Dengan alat musiknya, Ki Agus Sulaiman bernyanyi layaknya seorang pengamen. Ki Agus Sulaiman pintar memainkan lagu dengan serius, tak heran kedatangannya dinanti-nanti. Namun, Ki Agus Sulaiman aadalah anak yang pemalas. Sehari-hari ia hanya bermain gitar dan jika mendapat uang atau makan...
Di Lampung Utara tepatnya di daerah Kinali sekarang, pada zaman dahulu kala terdapat sebuah kerajaan kecil yang maju. Kerajaan itu di bawah pengaruh kerajaan besar Sriwijaya di Palembang sekarang ini. Menurut buku-buku sejarah dan cerita rakyat di daerah Kinali, pada zaman itu keadaan masyarakat sangat aman sebab sudah ada peraturan hukum yang berlaku secara menyeluruh bagi masyarakat yang menganut kepercayaan dinamisme. Untuk keamanan seluruh kerajaan, ditetapkan hukum yang melarang orang berbuat jahat, membunuh, mencuri, dan menganggu orang lain. Bila ada anggota masyarakat berbuat jahat, akan dikenakan hukuman pemotongan leher di sebuah batu, sekaligus sebagai persembahan kepada dewa yang menguasai bumi. Batu tempat pengawal kerajaan memotong leher orang yang bersalah itu dinamakan Batu Kepampang. Hingga kini batu itu masih ada di daerah Kinali. Sudah banyak orang yang dibunuh di atas Batu Kepampang. Akan tetapi, sejak zaman kolonial hukuman pemotongan leher itu dilarang...
Di Lampung Utara tepatnya di daerah Kinali sekarang, pada zaman dahulu kala terdapat sebuah kerajaan kecil yang maju. Kerajaan itu di bawah pengaruh kerajaan besar Sriwijaya di Palembang sekarang ini. Menurut buku-buku sejarah dan cerita rakyat di daerah Kinali, pada zaman itu keadaan masyarakat sangat aman sebab sudah ada peraturan hukum yang berlaku secara menyeluruh bagi masyarakat yang menganut kepercayaan dinamisme. Untuk keamanan seluruh kerajaan, ditetapkan hukum yang melarang orang berbuat jahat, membunuh, mencuri, dan menganggu orang lain. Bila ada anggota masyarakat berbuat jahat, akan dikenakan hukuman pemotongan leher di sebuah batu, sekaligus sebagai persembahan kepada dewa yang menguasai bumi. Batu tempat pengawal kerajaan memotong leher orang yang bersalah itu dinamakan Batu Kepampang. Hingga kini batu itu masih ada di daerah Kinali. Sudah banyak orang yang dibunuh di atas Batu Kepampang. Akan tetapi, sejak zaman kolonial hukuman pemotongan leher itu dilarang...
Di Lampung Utara tepatnya di daerah Kinali sekarang, pada zaman dahulu kala terdapat sebuah kerajaan kecil yang maju. Kerajaan itu di bawah pengaruh kerajaan besar Sriwijaya di Palembang sekarang ini. Menurut buku-buku sejarah dan cerita rakyat di daerah Kinali, pada zaman itu keadaan masyarakat sangat aman sebab sudah ada peraturan hukum yang berlaku secara menyeluruh bagi masyarakat yang menganut kepercayaan dinamisme. Untuk keamanan seluruh kerajaan, ditetapkan hukum yang melarang orang berbuat jahat, membunuh, mencuri, dan menganggu orang lain. Bila ada anggota masyarakat berbuat jahat, akan dikenakan hukuman pemotongan leher di sebuah batu, sekaligus sebagai persembahan kepada dewa yang menguasai bumi. Batu tempat pengawal kerajaan memotong leher orang yang bersalah itu dinamakan Batu Kepampang. Hingga kini batu itu masih ada di daerah Kinali. Sudah banyak orang yang dibunuh di atas Batu Kepampang. Akan tetapi, sejak zaman kolonial hukuman pemotongan leher itu dilarang...
Legenda berawal saat pada era mulai runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Islam masuk Indonesia. Di kawasan awalnya menjadi umbul atau perladangan masyarakat Pekon Bawang, dikenal seorang pendatang yang sangat sakti. Dia adalah Raden Mas Arya, ada dua versi asal orang tersebut ada yang menyebut berasal dari Malaka juga ada yang menyebut dari kawasan Banten. Karena kesaktiannya yang belum terkalahkan pada saat itu, bahkan karena kesaktiannya dia dapat mengetahui kapan ajalnya akan tiba. Dan, suatu hari Raden Mas Arya ditantang tanding salah seorang warga setempat (masyarakat tidak mengetahui siapa identitas penantang ini). Menurut salah satu versi, sang penantang ini adalah seorang guru silat dari daerah Kotaagung, Tanggamus. Karena tahu ajal segera tiba di tangan penantangnya itu, Raden Mas Arya meminta dimakamkan di suatu pulau. Dia juga memberi tahu kelemahannya pada bagian tertentu tubuhnya yang ditusuk dengan senjata bukan dari besi. Kalau mati dalam pertem...
Di Lampung Utara tepatnya di daerah Kinali saat ini, pada jaman jaman dulu ada satu kerajaan kecil yang maju. Kerajaan itu dibawah dampak kerajaan besar Sriwijaya di Palembang saat ini. Menurut buku-buku histori serta Cerita Rakyat di daerah Kinali, pada jaman itu kondisi orang-orang begitu aman sebab telah ada ketentuan hukum yang berlaku secara detail untuk orang-orang yang berpedoman keyakinan dinamisme. Untuk keamanan semua kerajaan, diputuskan hukum yang melarang orang berbuat jahat, membunuh, mengambil, serta menganggu orang lain. Apabila ada anggota orang-orang berbuat jahat, akan dipakai hukuman pemotongan leher di satu batu, sekalian sebagai persembahan pada dewa yang kuasai bumi. Batu tempat pengawal kerajaan memotong leher orang yang bersalah itu diberi nama Batu Kepampang. Sampai saat ini batu itu masihlah ada di daerah Kinali. Telah beberapa orang yang dibunuh diatas Batu Kepampang. Walau demikian, mulai sejak jaman kolonial hukuman pemotongan leher...
Ada seekor tawon. Si tawon namanya. Ia tinggal bersama tawon-tawon lainnya di sebuah sarang yang terletak di tengah hutan. Mereka saling bekerja sama untuk mencari makan dan menjaga sarang dari serangan hewan-hewan lainnya. Pada suatu pagi Si tawon mencari makan. Ia terbang mencari kebun bunga. Ia mendengar kabar, di pinggir hutan terdapat kebun bunga. Si tawon terbang bersemangat, meski ia belum mengetahui letak kebun bunga itu. Sambil terbang ia tersenyum. Wajahnya berseri-seri. Terbayang nikmatnya nektar yang akan disantapnya hari itu, jika ia menemukan kebun bunga yang dicarinya. Ketika melewati pohon beringin besar, Si tawon melihat seekor kumbang macan. Si kumbang macan sedang duduk terdiam di atas dahan. Si tawon segera menghampiri. Katanya, “Salam wahai kumbang macan yang perkasa.” Kumbang macan sedikit terkejut mendengar sapaan yang tiba-tiba itu. Ia menganggukkan kepala seraya menjawab, “Salam, wahai tawon.” “M...