Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Lampung Lampung
5_Sekh Dapur
- 20 Mei 2018
Sekitar  tahun 1600 M, ada sebuah desa di ujung  selatan  Kampung Rajabasa  Kalianda. Tiap-tiap kampung diatur oleh kaum  penjajah. Ada  masalah  yang  sangat berbeda dengan  kerukunan  itu,  yakni asalah  mencari jodoh. Setiap anak orang yang  berpangkat  harus dijodohkan dengan anak orang yang berpangkat pula. Tidak jauh dari kampung ada sebuah kampung Prabang. Disini  ting­gal  seorang bujang yaitu Raden Sukat. Raden Sukat  telah  memadu kasih  dengan  seorang  gadis yakni Raden  Gayung.  Mereka  telah berjanji untuk bertunangan. Namun dijawab oleh orang tuanya, mana mungkin orang si gadis menerimanya, karena mereka tidak  memiliki apa-apa.  Tapi Raden Sukat memaksakan ayahnya untuk  menyampaikan maksudnya.
 
Keesokan harinya kedua orang tua Raden Sukat pergi ke rumah Raden Guyung, yang kaya raya itu. Setibanya mereka dipersilahkan duduk, orang  tua Raden Sukat menyampaikan maksud dan  tujuannya,  yaitu untuk  melamar  Raden Guyung untuk dijadikan  isteri.  Orang  tua Raden  Guyung tidak menyetujui rencana itu. Mendengar ucapan  itu kedua orang tua Raden Sukat mohon diri kembali kerumah.
 
Sesampai  di rumah Raden Sukat telah menunggu kabar berita  kedua orang tuanya. Akan tetapi melihat roman muka kedua orang  tuannya Raden  Sukat  tidak bergairah untuk  hidup,  karena  satu-satunya tambatan  hati Raden Sukat ialah Raden Guyung. Begitu juga  Raden Guyung,  ia  merasa sedih. Maka Raden Guyung mencari  jalan,  apa yang harus ditempuh agar dapat menemui Raden Sukat.
 
Raden  Sukat  telah bertekad bulat untuk  pergi  setelah  memohon restu  kedua  orang  tuanya, ia berangkat  menuju  puncak  gunung Rajabasa.  Dimana  ia bertemu dengan seorang lelaki  tua.  Disana Raden  Sukat diberi pelajaran mengenai ilmu-ilmu  dengan  syarat-syarat,  tidak boleh meninggalkan sembahyang lima waktu,  dan  ia diperintahkan untuk bertapa selama sembilan bulan.
 
Setelah genap waktu yang ditentukan, Tuan Sech Balung mengizinkan Raden  Sukat  kembali ke kampung halamannya dengan  membawa  ilmu yang didapatnya. Raden Guyung yang telah lama ditinggal, menanti-nanti tidak ada beritanya, selama itu pula Raden Guyung tidak mau menerima pemuda lain, yang menurut ayahnya cocok untuknya.
 
Raden Sukat datang ke kampungnya, saat itu penduduk sedang menga­lami  kekacauan  yang tidak dapat diatasai.  Raden  Sukat  dengan langkah  pasti, menuju rumah Raden Guyung. Sedangkan Raden  Sukat masuk  rumah tersebut melewati dapur, dan menantang semua  rakyat yang berani melangsungkan perkawinan dengan Raden Guyung.  Rakyat yang  mengetahui bahwa yang untung adalah Raden  Sukat,  semuanya tidak ada yang berani berkutik.
 
Dengan  demikian orang tua Raden Guyung tidak dapat berbuat  apa-apa  kecuali  menyetujui Raden Sukat  menyunting  Raden  Guyung. Semenjak itu Raden Sukat berganti nama menjadi Sech Dapur, karena tanpa  setahu  orang banyak, ia tiba-tiba sudah berada  di  rumah Raden Guyung, yakni masuk dari dapur.
 
Catatan:
Dalam  persi lain diceritakan bahwa pada waktu cinta Raden  Sukat ditolak,  lalu ia membawa sakit hatinya pergi ke Gunung  Krakatau dengan membawa perlengkapan, khususnya khayoh (periuk). Di Gunung Krakatau ini ia tinggal bertahun-tahun, yang sampai pada akhirnya ia kesal, lalu memukul periuknya sampai meledak, sehingga  Gunung krakatau inipun meledak.
 
Sumber: http://abdulsyani.blogspot.co.id/2016/05/cerita-rakyat-lampung-sekh-dapur.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Vila Van Resink
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Vila Van Resink adalah bangunan cagar budaya berbentuk vila yang terletak di Jalan Siaga, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilik awal vila ini adalah Gertrudes Johannes "Han" Resink, seorang anggota Stuw-groep , sebuah organisasi aktif pada Perang Dunia II yang memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan negara demokratis Hindia Belanda. Bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda sebagai bagian dari station hill (tempat tetirah pada musim panas yang berada di pegunungan) untuk boschwezen dienst (pejabat kehutanan Belanda). Pada era Hamengkubuwana VII, kepengelolaan Kaliurang (dalam hal ini termasuk bangunan-bangunan yang berada di wilayah tersebut) diserahkan kepada saudaranya yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi. Tanah tersebut lantas dimanfaatkan untuk perkebunan nila, tetapi kegiatan itu terhenti kemudian hari karena adanya reorganisasi pertanian dan ekonomi di Vors...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Kertodadi
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pakem Kertodadi adalah salah satu gereja di bawah naungan sinode Gereja Kristen Jawa, yang terletak di Jalan Kaliurang km. 18,5, Padukuhan Kertadadi, Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Awal mula pertumbuhan jemaat gereja ini berkaitan dengan keberadaan Rumah Sakit Paru-Paru Pakem, cabang dari Rumah Sakit Petronela (Tulung), yang didirikan di wilayah Hargobinangun. Sebelum tahun 1945, kegiatan keagamaan umat Kristen diadakan secara sederhana dalam bentuk renungan atau kebaktian pagi yang berlangsung di klinik maupun apotek rumah sakit yang dikenal dengan nama "Loteng". Para perawat di rumah sakit tersebut juga melakukan pelayanan kesehatan ke dusun-dusun di sekitarnya, yaitu Tanen, Sidorejo, Purworejo, dan Banteng. Menurut Notula Rapat Gerejawi, jemaat gereja ini mengadakan penetapan majelis yang pertama kali pada 21 April 1945. Tanggal tersebut lantas disepakati sebagai hari jadi GKJ Pa...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Situs Cepet Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Situs Cepet Pakem adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Cepet, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan temuan dua buah yoni dan sejumlah komponen arsitektur candi di sekitarnya, situs ini diduga merupakan reruntuhan sebuah candi Hindu dari masa klasik. Lokasinya kini berada di area permakaman umum Padukuhan Cepet, berdekatan dengan sebuah masjid. Benda cagar budaya (BCB) utama yang ditemukan di situs ini adalah dua buah yoni yang terbuat dari batu andesit. Kondisi keduanya telah rusak, sedangkan lingganya tidak ditemukan. Yoni pertama awalnya berada di pekarangan penduduk bernama Pujodiyono, tetapi sekarang dipindahkan di halaman makam. Yoni ini memiliki ukuran relatif besar dengan bentuk yang sederhana, yaitu lebar 134 sentimeter, tebal 115 sentimeter, dan tinggi 88 sentimeter. Bagian bawah cerat yoni tersebut tidak bermotif dan memberikan kesan bahwa pengerjaannya belum selesai. Sementara itu, terdap...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Situs Potro
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Situs Potro atau Pancuran Buto Potro adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Potro, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini terdiri atas dua benda cagar budaya (BCB) utama yang seluruhnya terbuat dari batu andesit, yaitu jaladwara dan peripih. Jaladwara di situs ini oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Pancuran Buto, karena bentuknya menyerupai kepala raksasa (kala) dengan mulut terbuka, gigi bertaring, dan ukirannya menyerupai naga. Sementara itu, keberadaan peripih berukuran cukup besar di situs ini menimbulkan dugaan bahwa pernah berdiri sebuah bangunan keagamaan di sekitar lokasi, kemungkinan sebuah candi, meskipun bentuk dan coraknya tidak dapat dipastikan karena minimnya artefak yang tersisa.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev