Patung macan atau harimau di pertigaan depan kantor Kecamatan Simo, Boyolali, bukan dibangun tanpa alasan. Demikian juga dengan bentuk mulut menganga yang kini dikesankan orang seperti sedang tertawa terbahak. Mengapa harus ada patung macan di tempat itu dan mengapa juga harus bermulut terbuka? Simo adalah nama salah satu nama kecamatan di Boyolali. Kata simo atau sima dalam bahasa Jawa artinya adalah macan atau harimau. Dalam cerita rakyat setempat, daerah tersebut dinamai Simo terkait perjalanan Sunan Kudus dari Pengging, Boyolali, menuju Kesultanan Demak. Dikisahkan bahwa pada suatu saat, Sunan Kudus diutus oleh Sultan Demak untuk menemui Kebo Kenongo di Peggging yang menolak menghadap ke Kesultanan. Sunan Kudus pun tiba di Pengging disambut ramah oleh Kebo Kenongo, yang tak lain adalah ayah Joko Tingkir tersebut. Namun Kebo Kenongo tetap bersikukuh menolak menghadap sultan karena masih masygul dengan hukuman mati terhadap gurunya, Syeh Si...
Pengging adalah sebuah desa yang terletak di Kelurahan Dukuh, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, tapi sekarang Pengging lebih dikenal oleh masyarakat mencakup 3 Kelurahan yaitu Bendan, Dukuh dan Jembungan. Dengan peninggalan yang tersisa adalah Pemandian Umbul Pengging ,Umbul Sungsang dan Makam Pujangga Yosodipuro. Pengging juga mempunyai ritual sebaran apem untuk memperingati bulan Sapar, tradisi ini sudah ada sejak jaman R. Ng Yosodipuro. Hal ini dimulai karena pengaruh R. Ng Yosodipura yang berjasa dalam membawa rakyat Pengging dalam meningkatkan hasil pertanian dan mengusir hama. Acara ini sering bertepatan dengan acara Pengging Fair yaitu pesta rakyat dan budaza Pengging yang dilaksanakan mendekati bulan Agustus. Acara ini berlangsung selama seminggu dengan puncak acaranya adalah hari terakhir perayaan ini. Namun beberapa hari sebelumnya di sepanjang jalan Pengging sudah ramai dengan pedagang-pedagang, mulai penjual makanan sampai pakaian tidak hanya pedagang lokal tapi j...
Jika orang berjalan-jalan di sepanjang kaki lima di kota Surakarta, Yogyakarta, dan mungkin juga di beberapa kota lain, akan melihat adanya warung tenda yang menjual susu sapi Boyolali. Legenda Gunung Tugel juga berasal dari Boyolali. Dari kota Solo, Boyolali berjarak 27 kilometer; dari Semarang, Seperti kebanyakan legenda di Jawa Tengah, legenda ini bermula dari sebuah makam. Makam itu adalah makam Kiai Singaprana, seorang cucu Raden Joko Dandun, yang oleh masyarakat Surakarta sering disebut dengan nama Syekh Bela-Belu, putra Brawijaya V, raja Majapahit terakhir. Singaprana adalah seorang kiai yang sakti dan baik hati. la selalu bersedia menolong orang yang memerlukan bantuan tanpa memandang derajat, pangkat, maupun golongan. Sebagaimana layaknya keturunan raja, ia memiliki tanah kekuasaan, letaknya di wilayah Boyolali. Hidupnya sederhana, tetapi wajahnya selalu ceria. Pekerjaannya bertani; pada saat musim tanam selesai dan menunggu masaknya padi, Singaprana be...
Simo adalah sebuah nama desa dan sekaligus nama kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya terletak di timur laut ibukota Pemkab Boyolali atau barat daya Bandara Internasional Adi Soemarmo Boyolali. Dulu, daerah Simo ini terkenal dengan nama daerah hutan Walen, dengan lebatnya pepohonan yang ada di kawasan Pegunungan Kendeng tersebut. Namun sekarang, daerah Walen berubah atau dikenal sebagai Desa Simo maupun Kecamatan Simo. Ada dua versi cerita yang berkembang di masyarakat sekitar mengenai asal mula “Simo”. Dalam Serat Babad Mataram, diceritakan perihal asal mula daerah tersebut dinamakan Simo. Kisah ini terjadi pada masa Kesultanan Demak masih berdiri. Alkisah, Ki Ageng Kebo Kenanga, ayah Mas Karebet atau Jaka Tingkir, menentang Sultan Demak, yaitu Sultan Trenggana (1521 – 1546). Untuk menghukum Kebo Kenanga maka Sultan Trenggana menyuruh Sunan Kudus datang ke Pengging dengan membawa pusaka sebuah bende...
Nama Desa Potronayan cukup dikenal di kalangan masyarakat Boyolali. Meski demikian, tak banyak warga yang tahu sejarah dan asal-usul desa di Kecamatan Nogosari ini. Tak banyak pula sumber dan literatur yang mengungkap asal usul desa berpenduduk 5.600-an jiwa ini. Kepala Desa Potronayan, Sugeng, mengakui memang hanya sedikit sesepuh warga desa yang masih mengingat sejarah maupun asal usul nama Desa Potronayan. Meski terdapat sejumlah versi cerita, namun secara umum Desa Potronayan tak bisa dipisahkan dari dua nama tokoh populer dalam cerita rakyat, yakni Mbah Potro dan Mbah Noyo. "Bahkan, nama Desa Potronayan ini diambilkan dari nama sosok Mbah Potro dan Mbah Noyo yang menjadi cikal bakal nama desa ini," jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com , Sabtu (7/7/2018). Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang dalam beberapa versi, kata Sugeng, Mbah Potro dan Mbah Noyo ini adalah pasangan suami istri. Mereka memiliki tugas membuang barang...
Gunung Slamet yang perkasa masih terlihat malu-malu membiru, diburu kelabu biru-biru kabut, dikejar kuning kemuning senja dibalik punggungnya. Rerumputan, kayu jati, bunga dan dedaunanya masih menggigil kedinginan, kaki-kakinya basah. Berembun . Tes… tes… tes menetes air yang semalam sampai sepertiganya masih berwujud asap-asap purba mengembara dari gunung kini menetes dari daun yang paling atas, jatuh kedaun yang paling bawah,dan tergelincirlah ia jatuh membenam ke tanah sesuai sunah-Nya. Kesibukan sudah mulai sebelum alarm alamiah dari bengokan ayam jago yang menggaung sahut menyahut dari kaki gunung slamet hingga bibir pantai randusanga. Kocap Kacarita, disebuah halaman belakang kabupaten Brebes Bi Ojah sedang sibuk menggaruk-garuk tanah dengan sapu lidinya, beberapa menit setelahnya sampah daun melinjo dan mangga kering terkumpul dan siap untuk dibakar. Seorang pemuda gagah nampak berlari tersaruk-saruk oleh sarungnya masuk dari pintu belaka...
Terdapat beberapa pendapat asal usul nama Brebes. Pertama mencoba menghubungkannya dengan keadaan alamiah daerah Brebes yang pada awal mulanya konon mempunyai banyak air dan sering tergenang air, bahkan ada kemungkinan masih berupa rawa-rawa. Mengingat banyak air yang merembes, Yang kemudian munculah nama Brebes, yang selanjutnya mengalami "verbastering" (perubahan) menjadi Brebes. Pendapat kedua mencoba mengaitkannya dengan perihal masuknya agama Islam pada awalya ke Brebes, yang sekalipun dihalang-halangi namun ternyata masih juga merembes, yang dalam bahasa daerah disebut "berbes". Oleh karenanya muncullah kemudian nama Berbes, yang selanjutnya berubah menjadi Brebes. Pendapat yang ketiga mencoba menerangkan asal usul nama Brebes dari kata-kata "bara" dan "basah". "Bara" artinya hamparan tanah datar yang luas, sedang "basah" berarti banyak mengandung air. Kedua-duanya cocok dengan keadaan daerah Brebes, yang kecuali merupakan air. Kedua-duanya c...
Cerita sejarah tentang Kerajaan Nusatembini mengambil setting di wilayah sekitar Pulau Nusakambangan. Nusatembini diceritakan sebagai sebuah Kerajaan Siluman yang cukup besar. Kerajaan ini memiliki wilayah di sekitar pantai Cilacap hingga pulau Nusakambangan. Keraaan ini memiliki benteng alamiah berupa tanamana bambu hingga tujuh lapis (Baluwarti pring ori pitung sap). Penggambaran benteng alamiah dari pagar bambu lapis tujuh itu dapat ditafsirkan bahwa si pembuat cerita hendak mengatakan bahwa pertahanan kerajaan Nusatembini terebut cukup kuat. Selain itu juga menunjukkan bahwa tanaman Bambu Ori merupakan tanaman yang biasa digunakan sebagai pagar atau pengamanan bagi masyarakat Cilacap terhadap gangguan keamanan. Kerajaan Nusatembini dipimpin oleh seorang penguasa wanita (raja putri) berparas cantik bernama Brantarara. Kecantikan sang putri menarik perhatian para penguasa dari kerajaan lain untuk menjalin kerjasama hingga mempersuntingnya sebagai permaisuri. Akan te...
Disamping wisata alam dan budaya juga terdapat wisata spiritual atau religius antara lain di gunung srandil dan selok . Gunung srandil merupakan salah satu bukit yang ada di Glempangpasir Kecamatan Adipala jarak antara obyek wisata dengan Kota Cilacap 30 Km kearah timurlaut dan relatif mudah ditempuh dengan kendaraan penumpang bus umum jurusan Cilacap-Jatijajar-Kebumen atau kendaraan pribadi karena jalannya sudah beraspal dan dekat dengan jalan lintas selatan-selatan. Gunung Srandil setiap hari dikunjungi orang untuk berziarah oleh karena tempat tersebut tidak hanya dikenal oleh masyarakat sekitar saja tetapi sampai keluar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Bali. dan Sulawesi, maka yang berkunjung tujuannya bermacam-macam. Para peziarah biasanya berkunjung atau bertapa pada Malam Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon pada Bulan Syura. Konon menurut cerita penghuni pertama Gunung Srandil adalah Sultan Mukhriti putra kedua dari Dewi Sari Banon Ratu Sumenep Jawa Timur ....