371 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
5_Orang Desa Tihingan Tidak Boleh Berjodoh Dengan Orang Desa Kapal
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Kyai Tapiogo dulu adalah ”Begedhe” di desa Tingan. Ia ber asal dari Sendhang Darajat. Pada suatu hari Kyai Tapiogo bersedekah bumi dan mengun dang Begedhe desa Kapal. Setelah pertemuan berjalan beberapa lamanya, maka berakhirlah pesta itu dengan suatu perbantahan dan Begedhe desa Kapal kalah berbantah. Tetapi karena merasa kaya dan berperawakan tinggi besar ia mengeluarkan tantangan kepada Kyai Tapiogo yang berperawakan kecil. Isi tantangannya ialah, bahwa ia bersedia menyerahkan segala kekayaannya terma suk sawahnya kepada Begedhe Tingan, asal saja Begedhe Tingan kuat mengangkat dia sampai ke desa Kapal. Begitu Kyai Tapiogo mendengar tantangan Begedhe Kapal, begitu ia menggendong Begedhe Kapal dan disirep (dibius dengan mantra). Dengan demikian, selama digendong, Begedhe Kapal ter tidur. Di tengah sebuah sawah Kyai Tapiogo merasa lelah, maka gendongannya diletakkan untuk beristirahat. Begedhe Kapal masih tidur nyenyak. Di dalam bahasa Jawa dikatakan ”ngrin...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Kyai Bonten & Ki Jalono
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Dahulukala di dusun Kudur, hiduplah seorang kyai yang ter mashur kepandaiannya, yaitu kyai Bonten. Di samping kepandai annya, iapun memiliki sawah yang luas. Anaknya hanya seorang, perempuan. Pada suatu hari kyai Bonten kedatangan seseorang, Jalono namanya. Orang itu berasal dari Sedayu. Ia ingin menyantrik (mengabdi). Ia diterima dan diberi tugas mengerjakan sawah. Seti ap hari ia jarang pulang, sampai ia membuat sebuah sumur untuk memenuhi keperluannya. Sumur itu oleh masyarakat umum dise but sumur gedhe, (=sumur besar). Jalono mempunyai anak laki-laki seorang. Karena pekerjaan Jalono baik, akhirnya ia menjadi besan Kyai Bonten. Sawah yang dikerjakan oleh Jalono, tiap kali dituai, seketika berbuah kembali. Hal yang demikian diketahui oleh menantu kyai Bonten. Oleh karena itu selama menjadi menantu kyai Bonten ia sangat malas. Kerjanya tidak lain kecuali menanak nasi dan jaga. Ia tidak pernah tidur. Kyai Bonten merasa jengkel dan memarahi menantunya agar mau bekerja....

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Irapati & Seekor Buaya
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Dahulukala hiduplah seorang yang bernama mbah Irapati. Bu Irapati mempunyai seorang anak. Anak itu sedang mandi di tepi sungai Kuning. Di sungai itu anak itu disambar oleh seekor buaya. Mbah Irapati sia-sia mencari. Tetapi setelah melihat bekas bekasnya, tahulah ia bahwa anaknya dibawa oleh seekor buaya. Maka sekalian buaya yang hidup di sungai Kuning itu dikumpul kan. Tetapi ada seekor yang datangnya dengan didorong-dorong oleh buaya-buaya yang lainnya. Pastilah itu buaya yang telah menyambar anaknya. Buaya lalu dikalungi ijuk dan anak bu Ira pati dihidupkan kembali oleh mbah Irapati. Sekalian buaya di peringatkan : ”Jangan mengganggu dan menganiaya penduduk sepanjang sungai Kuning.” Sekalian buaya menyanggupi : ”Kalau ada kejadian demikian, niscaya perbuatan buaya dari tempat lain. Jadi buaya tamu. Bukan buaya sini.” Sekian. Sumber: https://play.google.com/books/reader?id=gJkACwAAQBAJ&pg=GBS.PA34

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Orang Desa tanggungan Tidak Boleh Makan Ikan Tageh
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Pada jaman dahulu di Rajekwesi terjadi huru-hara perang. Yang diserahi pimpinan perang di sebelah timur ialah Sura Alap alap. Karena berperang melawan Kompeni, agaknya dirasakan be rat sekali. Karena itu Sura Alap-alap beserta segenap punggawanya, yaitu orang-orang dusun situ juga, mengundurkan diri, tetapi dusun yang ditinggalkan itu berubah menjadi sebuah telaga penuh dengan ikan. Kompeni tak tahu akal, karena mereka tidak mene mui sebuah dusun pun. Akhirnya Kompeni pun tidak dapat melan jutkan perjalanannya, karena terhalang oleh air, lalu kembali. Setelah Kompeni meninggalkan tempat itu, pulih kembali dusun itu seperti semula. Kemudian Sura Alap-alap membuat sebuah kuburan sepanjang kurang lebih 3% meter. Kuburan itu terletak di sebelah timur desa Tanggungan. Di desa itu penduduk diperingatkan oleh Sura Alap-alap : ”Jangan hendaknya ada anak-cucuku dan penduduk sini yang makan ikan tageh. Karena ikan-ikan itu telah berjasa besar terha dap penduduk selama peperangan...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Asal Mula Kata "Babah"
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Le”, kalau kau membeli sesuatu di toko cina, kau sering berkata demikian : ”Bah, bah, mau beli beras sekilo.” Le, kuceri takan, ya, konon asal mula kata ”bah.” Adapun ceritanya begini: Kata orang tua-tua dulu, konon Kanjeng Nabi Adam itu berputera empat orang, dua orang laki-laki, dua orang perempuan. Yang laki-laki, seorang bagus, yang lainnya buruk rupa. Demikian pulas yang perempuan, seorang cantik, yang lainnya pun buruk rupa. Setelah dewasa Kanjeng Nabi Adam ingin memperjodohkan putera-puteranya itu satu dengan yang lain. Untuk adilnya, putera laki-laki yang bagus itu akan dikawinkan dengan anak perempuan yang buruk rupa, sebaliknyapun putera laki-laki yang buruk rupa itu akan dikawinkan dengan anak perempuannya, yang cantik. Tetapi yang bagus dan yang cantik tidak mau. Kata yang seorang : ”Aku bagus harus mendapat yang cantik.” Yang lain berkata : ”Aku cantik harus mendapat yang bagus.” Pada suatu malam yang bagus d...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Asal Mula Pohon Jati Besar-besar
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Dulu kala pohon jati kecil-kecil. Kata nenek, batang pohon jati hanya sebesar lengan manusia. Sudah barang tentu kayunya tidak dapat dijadikan dandanan rumah. Tetapi lambat-laun pohon jati berubah menjadi besar-besar. Dongengnya demikian. Pada jaman dulu di Medang Kamulan, bekas kerajaan Dewata cengkar, hiduplah seorang raja yang sangat kaya. Permaisurinya cantik sekali. Tetapi baginda sangat bersedih hati, karena usia baginda sudah lanjut dan belum berputera. Kelak kalau baginda wafat, siapakah gerangan yang akan menggantikannya? Kemudian baginda lalu bertapa, memohon kepada dewata agar dikaruniai seorang putera. Sungguh ajaib! Permohonannya terkabul. Tidak lama kemudian sang permaisuri hamil. Baginda merasa sangat berbahagia. Maka diadakanlah pesta bersenang-senang empat puluh hari empat puluh malam lama nya. Setelah sembilan bulan lalu, sang permaisuripun melahirkan seorang putera. Tetapi alangkah malunya sang Prabu, karena puteranya tidak berupa manusia, melainkan berupa...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Burung Gelatik & Burung Betet
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Pada jaman Nabi Sulaiman, seekor burung betet pergi ke pasar untuk menjual padinya. Waktu itu sedang musim paceklik. Pangan sulit. Penyakit banyak merusak tanaman. Di tengah perjalanan, betet bersua dengan burung gelatik. Gelatik bertanya kepada Betet : ”Hendak ke mana saudara memi kul padi? Tidakkah padimu dimakan penyakit?” Betet menjawab : ”Aku akan mengkhitankan anakku. Aku memerlukan uang untuk membeli sarung dan kopiah. Hanya padi yang kumiliki. Oleh karena itu padilah yang ingin kujual ke pasar. Sebenarnya memang berat, sebab sedikit sekali hasil panenku. Dimakan penyakit.” Gelatik menyahut : ”Berhentilah dulu. Aku pun memerlukan padi. Coba, ingin aku melihat padimu.” Padi diturunkan. Gelatik mengusep-usep dan membolak-balik padi itu seraya bersuara tik-tik-tik ...... padi ditawar tidak dibe rikan. Tawarannya sangat rendah. Tetapi sebenarnya gelatik tidak mempunyai uang. Ia hendak bermain curang. Peri-lakunya meng usep-usep dan...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Asal Mula Mengapa Sungai Berkelok-kelok
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Anak-anak, marilah kudongengi. Dongeng ini kudapat dahulu dari nenek. Dongeng itu berjudul mengapa sungai berkelok-kelok dan airnya tak pernah kering. Kau tahu kali Brantas, bukan? Nah, hulu kali atau sungai itu ada di daerah Malang, mengalir ke selatan sampai ke Blitar, kemudian berbelok ke Kediri, akhirnya membe lok lagi ke Surabaya. Airnya tak pernah habis bukan? Dongeng nya begini : Dahulukala, banyak sekali ular bertapa di gunung-gunung. Setahun sekali semua ular yang bertapa tadi datang menghadap rajanya di dasar laut. Raja ular itu bernama ular naga. Tujuan ular ular itu menghadap ialah tidak lain hanyalah ingin mengecap ilmu sang raja, yaitu yang berupa ilmu penghidupan, agar dapat awet muda, berbisa, dapat berubah menjadi manusia dan lain-lainnya. Ular-ular yang hendak menghadap rajanya tadi, melata ber bondong-bondong, berkelok-kelok. Bekas yang dilewati ular-ular tadi lalu menjadi sungai. Karena itulah maka sungai-sungai berke lok-kelok mengikuti jalan ular-ular i...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Sandhekala
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Di tepi sebuah hutan hiduplah seorang janda. Mbok Randha, demikianlah panggilannya sehari-hari, mempunyai seorang anak laki-laki bernama Sentot. Hidup mbok Randha dan anaknya tam pak tenteram dan damai. Kambing piaraannya banyak dan gemuk gemuk. Pada suatu hari, waktu senjakala, Sentot masih bermain-main di tepi hutan. Ibunya memanggil-manggil : ”Tot, Sentot, pulang! Hari sudah senja!” Sentot menyahut : ”Apa, mak? Aku masih mencari belalang untuk makanan burung.” Ibunya berkata : ”Ketahuilah, nak. Kini saat Sandhekala (=senjakala). Pada saat-saat begini Den Bagus Sandhekala sering berjalan-jalan. Den Bagus (=gelar panggilan bagi orang muda yang dihormati) gemar makan kepala harimau atau kepala maling. Demikian juga kepala seorang anak yang suka bermain-main di luar di waktu senja.” Mendengar ucapan ibunya demikian, Sentot merasa takut dan berlari-lari pulang. Pada saat itu Sentot dan ibunya tidak mengetahui, bahwa di dekat situ ada see...

avatar
Sobat Budaya