Pada zaman dahulu kala ada seorang yang bernama bapak Benafa asal dari Molo. Bapak tersebut datang dari suatu tempat yang bernama Papi termasuk Desa Kusi. Ketika bapak Benafa datang ada sebuah tempat yang dibawa untuk menampung air (Kusi), serta hewan piaraannya yaitu kerbau. Setelah bapak Benafa tiba di Papi tempat ini sangat sempit,akhir bapak Benafa meneruskan perjalanannya bertemu dengan seorang yang bernama Papi Haumolos Leosa'e. Mereka berdua terus berjalan ke tempat yang bernama Taniuk. Setelah tiba di Taniuk mereka memandang ke tempat ini (Maluku) luas dan sangat besar dan mereka sepakat sebagai adik kakak untuk tinggal di tempat ini. Dan pada saat itu bapak Benafa memberikan 2 ekor kerbau kepada adiknya. - Jantan (Namaunme) - Betina (Bihoeman) Di saat itu nama kampung tersebut Mahoku. Maka dari kedua ekor sapi yang diberikan bapak Benafa kepada adiknya, memakan pohon lontar yang ada di sekitar kampong itu dan akhirnya nama kampung ini menjadi Tuapakas. - Tua ( Pohon Lontar) -...
Ada sebuah kampung tempatnya di Tanjung Sasar dimana manusia pertama kali menginjakkan kakidi pulau Sumba, ada 3 orang bersaudara yang ingin menetap di Sumba yaitu Umbu Riri, Umbu Sebu, dan Umbu Kawolu, pada suatu hari mereka merencanakan untuk membangun sebuah rumah adat dan rumah itu mereka perkirakan harus diselesaikan rumah adat itu dalam waktu satu bulan, setelah itu mereka mulai mencari tempat untuk menetap dan tempat rumah adat itu, lalu mereka berpikir bagaimana kalau kita mencari tempat untuk menetap sambil berburuh,dan dimana kita mendapat hasil buruang disitulah kita menetap. Lalu mereka berangkatlah di sebelah barat pulau Sumba sambil berburuh mereka tiba di sebuah kampung, kampong itu di beri nama eloh mereka yaitu Elu Gika Na Pada Ngadu Gika Na Loda (Elopada). Setelah itu mereka menuju ke Loli tibalah di sebuah kampung dan mereka kehabisan makanan lalu mereka memberi nama kampung itu Tarung yang artinya tidak makan dengan sangat terpaksa mereka harus bermalam itu kampung...
Pada zaman dahulu di kampung Watumanu, hidup seorang nenek yang bernama Ine Wio. Dia hidup sendirian dan dia juga tergolong orang yang miskin. Hidupnya hanya bergantung pada hasil kebunnya. Ine Wio sangat rajin,walaupun sudah tua tapi terus bekerja. Pada pagi hari Ine Wio berangkat ke kebun. Tiba-tiba di tengah jalan,dia teringat kalau ada sesuatu yang lupa, yaitu tempat sirih pinang dengan pisau. Akhirnya Ine Wio kembali ke kampung, untuk mengambil barang yang dilupanya dan kembali lagi ke kebun. Tetapi sesampainya di tengah jalan di tempat yang sama, dia mengingat kalau ada sesuatu yang lupa lagi, yaitu anak ayam. Dia tidak pernah merasa lelah. Ine Wio pun segera kembali ke kampung untuk mengambil anak ayam dan kembali lagi ke kebun. Di kebunnya ada sebuah pondok yaitu tempat untuk beristirahat dan menyimpan hasil panen. Sesampainya di kebun, Ine Wio meletakkan barangnya di dalam pondok dan anak ayamnya diikat di tiang para-para di bawah tanah. Sesudah itu Ine Wio mulai bekerja. Dia...
Alkisah pada zaman dahulu, di sebuah daerah di Jawa barat berdiri sebuah Kerajaan bernama Kerajaan Galuh. Kerajaan Galuh di pimpin oleh seorang Raja bijaksana bernama Raja Prabu Permana Di Kusumah. Raja memiliki dua orang Permaisuri, yang pertama bernama Nyimas Dewi Naganingrum dan yang kedua bernama Nyimas Dewi Pangrenyep. Telah lama sang Raja mengurus kerajaan, akhirnya sang Raja memutuskan untuk menjadi seorang pertapa. Untuk mengurus kerajaan Galuh, Raja Prabu memilih untuk menunjuk menterinya yang bernama Aria Kebonan. Kisah ini memiliki kemiripan dengan Cerita Cindelaras Jawa Timur. Dengan kemampuan supranatural yang dimilikinya, Raja Prabu mengetahui bahwa menterinya yang bernama Aria Kebonan ingin menjadi seorang raja. Oleh karena itu ia pun memanggil menteri Aria Kebonan menghadap. "Aria Kebonan kemarilah, Aku ingin berbicara kepadamu.” kata raja. "Baik, Yang Mulia." kata Aria Kebonan. "Dengar Aria Kebonan, Aku akan mengangkatmu menjadi raja Galuh s...
Alkisah, ada dua orang bersaudara yang bernama Nang Butuh Mosel dan pamannya yang bernama Uwa Babrung. Nang Butuh Mosel adalah seorang yang sangat miskin. Bahkan, karena terlalu miskin sampai-sampai ia tidak dapat memberi makan isteri dan dua orang anak perempuannya. Jangankan memberi makan mereka, untuk makan dirinya sendiri saja ia tidak mampu. Untuk hidup sehari-hari, keluarga Nang Butuh Mosel hanya mengandalkan belas kashian dari para tetangganya. Sementara itu, di sebelah utara rumah Nang Butuh Mosel tinggallah saudaranya yang bernama Uwa Babrung. Berbeda dengan Nang Butuh Mosel, Uwa Babrung adalah seorang yang kaya raya. Ia mempunyai banyak sawah, ladang dan hewan ternak. Namun, walau Uwa Babrung kaya raya, ia sangat kikir dan tidak mempunyai rasa belas kasihan terhadap orang lain. Bahkan terhadap saudaranya sendiri pun Uwa Babrung tidak bersedia membantunya. Suatu hari, karena isteri Nang Butuh Mosel sudah merasa malu untuk selalu meminta belas kasihan para tetangganya, N...
Aki Ambu dan Nini Arga Piara adalah sepasang suami istri yang sudah tua renta. Mereka tidak dikarunia anak, tetapi hidup saling menyayangi dan setia satu sama lain. Setiap hari menjelang malam, Aki Ambu pergi ke laut untuk memancing ikan dan baru pulang pada pagi harinya. Suatu ketika, Aki Ambu terlihat kurang sehat, sehingga Nini Arga Piara melarang Aki Ambu untuk melaut. "Aki tidak apa-apa, Nini. Biarkan Aki pergi mencari ikan. Persediaan makan kita sudah mau habis. Kalau Aki tidak melaut, kita tidak punya makanan besok " ujar Aki Ambu. Meskipun telah dilarang oleh istrinya, Aki Ambu tetap ingin pergi. Akhirnya, Nini Arga Piara melepaskan Aki pergi. "Hati-hati ya Ki, kalau rasanya tidak kuat lebih baik pulang saja." pesannya kepada Aki Ambu. Aki Ambu pun berangkat ke laut dan mulai memancing ikan. Namun, sampai tengah malam tak satu pun ikan ia dapat. Sementara itu, Nini Arga gelisah menunggu suaminya di rumah. Sampai pagi ketika ayam berkokok, Aki Ambu belum juga...
Konon, Adalah dua bersaudara bernama Bobi dan Nombi. Keduanya yatim-piatu dan tunawisma. Untuk menyambung hidup keduanya mengemis kesana ke mari. Ndoi, janda yang tinggal di Monikuru beriba hati lalu merawat kedua anak itu. Kedua anak laki dan perempuan itu dipelihara dan dimanjakan oleh Ndoi bagaikan anak kandungnya sendiri. Tibalah masa kemarau yang amat panjang. Oleh karena lamanya musim kemarau itu, banyak orang terancam kelaparan. Kemarau yang luar biasa itu dipertanyakan oleh masyarakat kepada Mosalaki sebagai ketua adat. Kemudian disimpulkan pula oleh masyarakat bahwa kemarau panjang yang mengancam itu akibat adanya kesalahan dan dosa warga masyarakat pula. Dosa perzinahan menjadi tumpuan kesalahan paling krusial yang berakibatkan kelaparan sebagian besar masyarakat karena kekeringan yang berkepanjangan itu. Setelah diusut - usut, masyarakat menduga bahwa Bobi dan Nombi-lah yang karena hidup secara liar itu telah melakukan perbuatan mesum (incest), padahal keduanya sekandung...
Ratu Ayu Kencana Wungu adalah Raja kerajaan Majapahit. Suatu hari Minakjinggo berencana untuk memberontak pada Kerajaan Majapahit dan pemuda bernama Damarwulan yang akan membantu Ratu kencana wungu. Berhasilkah Damarwulan mengalahkan Minakjinggo? Simak kisahnya dibawah ini dalam cerita rakyat Nusantara dari Jawa Timur MINAKJINGGO DAN DAMARWULAN Pada saat itu ada sebuah kerajaan bernama Majapahit yang di pimpin seorang ratu bernama Dewi Suhita yang bergelar Ratu Ayu Kencana Wungu. Ketika itu kerajaan Majapahit berhasil menaklukkan banyak daerah, dan menempatkan wilayah kekuasaan kerajaan di Trowulan, Jawa Timur. Salah satu kerajaan kecil yang menjadi taklukan Majapahit adalah Kerajaan Blambangan yang terletak di Banyuwangi. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang bangsawan dari Klungkung, Bali, bernama Adipati Kebo Marcuet. Adipati ini terkenal sakti dan memiliki sepasang tanduk di kepalanya seperti kerbau. Adipati Kebo Marcuet memberontak ke...
Jaka Budug adalah seorang pemuda miskin. Nama Budug berasal dari penyakit yang ada di tubuhnya sejak kecil. Bagaimana cerita Jaka Bedug dan Putri Kemuning ? Simak cerita menariknya di bawah ini JAKA BUDUG DAN PUTRI KEMUNING Pada Zaman dahulu ada seorang Raja bernama Prabu Aryo Seto di Kerajaan Ringin Anom di daerah Ngawi, Jawa Timur. Ia mempunyai seorang putri yang rupawan bernama Putri Kemuning. Ia adalah Putri yang cantik, dan di kagumi di Kerajaan itu. Suatu hari, Putri Kemuning tiba-tiba terserang penyakit aneh. Tubuhnya yang semula berbau harum, tiba-tiba mengeluarkan bau yang tidak enak. Karena penyakit itu tidak ada seorang pangeran pun yang mau meminangnya. Melihat kondisi putrinya itu, Sang Prabu menjadi khawatir dan Berbagai obat-obatan telah dicoba, tetapi penyakit sang putri belum juga sembuh. Tabib di seluruh negeri telah di undang, tetapi mereka semua tidak mengetahui penyakit yang di derita sang putri. Hati Prabu Aryo Seto semakin resah. Ia sering...