×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat Jawa Timur

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Jawa Timur

JAKA BUDUG DAN PUTRI KEMUNING

Tanggal 03 May 2018 oleh Miftah Faris.

Jaka Budug adalah seorang pemuda miskin. Nama Budug berasal dari penyakit yang ada di tubuhnya sejak kecil. Bagaimana cerita Jaka Bedug dan Putri Kemuning ? Simak cerita menariknya di bawah ini

 

JAKA BUDUG DAN PUTRI KEMUNING

Pada Zaman dahulu ada seorang Raja bernama Prabu Aryo Seto di Kerajaan Ringin Anom di daerah Ngawi, Jawa Timur. Ia mempunyai seorang putri yang rupawan bernama Putri Kemuning. Ia adalah Putri yang cantik, dan di kagumi di Kerajaan itu. Suatu hari, Putri Kemuning tiba-tiba terserang penyakit aneh. Tubuhnya yang semula berbau harum, tiba-tiba mengeluarkan bau yang tidak enak. Karena penyakit itu tidak ada seorang pangeran pun yang mau meminangnya. Melihat kondisi putrinya itu, Sang Prabu menjadi khawatir dan Berbagai obat-obatan telah dicoba, tetapi penyakit sang putri belum juga sembuh. Tabib di seluruh negeri telah di undang, tetapi mereka semua tidak mengetahui penyakit yang di derita sang putri. Hati Prabu Aryo Seto semakin resah. Ia sering duduk dan merenung, bertanya – tanya kenapa hal ini menimpa putrinya ?? Hingga pada suatu malam ketika memanjatkan doa, tiba – tiba terdengar suara bisikan yang sangat jelas. “ Obat yang dapat menyembuhkan penyakit putrimu hanya daun sirna ganda. Daun itu hanya tumbuh di dalam gua di kaki Gunung Arga Dumadi yang dijaga oleh seekor ular naga sakti.” suara gaib itu terdengar jelas oleh Sang Prabu. Keesokan harinya, Prabu Aryo Seto segera mengumpulkan seluruh rakyatnya di alun-alun untuk mengadakan sayembara.

Prabu Aryo Seto juga berjanji akan menikahkan putrinya kepada pemuda yang berhasil mengambil daun sirna ganda. Mendengar pengumuman itu semua rakyat tertarik untuk mengikutinya, tetapi setelah di ketahui di sana ada seekor naga penjaga, sedikit demi sedikit warga pulang ke rumah masing – masing. Tiba – tiba di tengah kerumunan itu ada seseorang yang buruk rupa, mengajukan diri untuk mengikuti sayembara itu. nama pemuda itu adalah Jaka Budug. Ia dipanggil “Jaka Budug” karena mempunyai penyakit langka, yaitu seluruh tubuhnya dipenuhi oleh penyakit budug. Penyakit aneh itu sudah dideritanya sejak masih kecil. Meski demikian, Jaka Budug adalah seorang pemuda yang sakti. Ia sangat mahir dan gesit memainkan keris pusaka yang diwarisi dari almarhum ayahnya. Dengan kesaktiannya itu, ia ingin sekali menolong sang Putri. Namun, ia merasa malu dengan keadaan dirinya. cerita rakyat Kalimantan Barat : Legenda Batu Menangis Melihat Jaka Budug pada mulanya, Prabu Aryo Seto ragu-ragu. Namun, melihat tekad dan setelah Jaka Budug menunjukkan keris pusakanya dan tekad yang kuat, akhirnya Sang Prabu menyetujuinya. “Baiklah, Jaka Budug! Karena tekadmu yang kuat, maka keinginanmu kuterima. Semoga kamu berhasil!” ucap Sang Prabu. Jaka Budug pun berangkat ke Gunung Arga Dumadi dengan tekad membara. Ia harus mengalahkan naga itu dan membawa pulang daun sirna ganda.

Setelah berjalan cukup jauh, sampailah ia di kaki gunung Arga Dumadi. Dari kejauhan, ia melihat semburan-semburan api yang keluar dari mulut naga sakti penghuni gua. Jaka Budug melangkah perlahan mendekati naga itu dengan sangat hati-hati. Begitu ia sudah dekat, ia menghujamkan kerisnya ke perut naga itu. Darah segar pun memancar dari tubuh naga itu dan mengenai tangan Jaka Budug. Sungguh ajaib, tangan Jaka Budug yang terkena darah sang naga itu seketika menjadi halus dan bersih dari penyakit budug. Melihat keajaiban itu, Jaka Budug semakin bersemangat, pertarungan dengan naga itu sangat sengit. Tetapi karena naga itu sudah terluka oleh keris Jaka Budug akhirnya Naga itu terjatuh karena kehabisan darah. Jaka Budug mengoleskan darah naga itu ke tubuhnya, seketika itu pula seluruh badannya menjadi bersih dan halus. Tak sedikit pun bintik-bintik merah yang tersisa. Kini, Jaka Budug berubah menjadi pemuda yang sangat tampan. Setelah itu ia memetik beberapa lembar daun sirna ganda di dalam gua, dan Jaka Budug segera pulang ke istana dengan perasaan gembira.

Setibanya di istana, Prabu Aryo Seto terkejut ketika melihat Jaka Budug, yang berubah menjadi pemuda tampan. Jaka Budug menceritakan semua peristiwa yang dialaminya di kaki Gunung Arga Dumadi, lalu ia mempersembahkan daun sirna ganda kepada Sang Prabu. Putri Kemuning kembali sehat setelah memakan daun sirna ganda itu. Tubuh Sang Putri kembali berbau harum. Prabu Aryo Seto pun mengumumkan pemenang sayembara tersebut. Sang Prabu menikahkan Jaka Budug dengan putrinya, Putri Kemuning. Beberapa tahun setelah mereka menikah Prabu Aryo Seto meninggal dunia. Jaka Budug dinobatkan menjadi pewaris tahta Kerajaan Ringin Anom. Jaka Budug dan Putri Kemuning hidup berbahagia di Kerajaan Ringin Anom. Pesan Moral Jaka Budug dan Putri Kemuning Kita dapat melihat Sifat pemberani ditunjukkan oleh Jaka Budug yang tidak gentar melawan naga sakti. Berkat keberaniannya, ia dapat mengalahkan naga dan mengambil obat untuk mengobati penyakit Sang Putri yaitu daun sirna ganda.

 

Sumber :
http://cerita-rakyat.com/jaka-budug-dan-putri-kemuning/

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...