119 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tradisi Ngapem
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tradisi ngapem adalah salah satu tradisi turun temurun Keraton Yogyakakarta yang ada sejak zaman Islam Jawa Kuno. Tradisi ngapem ini secara khusus diadakan untuk memperingati hari raya kenaikan tahta Sri Sultan Hamengkubuwono X ( dalam bahasa Jawa : Tingalan Jumenengan Dalem ) yang memasuki tahun ke-23. Biasanya tradisi ini diadakan di bulan Ruwah, salah satu bulan di penanggalan Jawa dan diadakan setahun sekali. Kue apem ini hanya dibuat oleh wanita, baik istri Raja, anak dan keturunan raja, serta kerabat Keraton dengan alasan wanita adalah pelayanan dari pria. Nantinya, kue ini hanya dibagikan kepada abdi dalem Keraton yang sejak dahulu melayani Raja Yogyakarta dan keturunannya yang jumlahnya mencapai 2.500 orang. Namun kue apem yang dibuat pada acara Tradisi Ngapem ini berbeda dengan kue apem pada umumnya. Pada acara ini, ada dua jenis kue apem yang dibagikan yaitu apem mustaka (diameter kurang lebih 20 cm) untuk abdi dalem yang memiliki posisi tinggi, dan a...

avatar
Aze
Gambar Entri
Yasa Peksi Burak
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Dalam rangka memperingati peristiwa Isra’ Mi’raj yang jatuh pada tanggal 27 Rejeb tahun Jawa, Keraton Yogyakarta mengadakan Hajad Dalem Yasa Peksi Burak . Yasa berarti membuat atau mengadakan. Peksi adalah burung. Burak adalah Buraq, makhluk yang diyakini menjadi kendaraan nabi saat melakukan Isra' Mi'raj . Hajad Dalem ini diawali dengan membuat Peksi Burak , pohon buah dan empat pohon bunga.     Peksi Burak dibuat menggunakan buah dan kulit jeruk bali. Kulit tersebut dibentuk dan diukir menyerupai badan, leher, kepala, dan sayap burung. Burung jantan diberi jengger (pial) untuk membedakannya dari burung betina. Masing-masing Peksi Burak akan diletakkan di atas sebuah susuh , atau sarang, yang dirangkai dari daun kemuning sebagai tempat bertengger. Peksi Burak dan susuh ini diletakkan di bagian paling atas dari pohon buah, dengan disangga oleh ruas-ruas bambu. Pohon buah dibuat dari tujuh macam buah lokal yang...

avatar
Aze
Gambar Entri
Gunungan Kakung/Jaler
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gunungan Kakung berbentuk kerucut, tinggi menjulang. Kerangkanya menggunakan besi. Gunungan ini terdiri dari baderan , bendul , sangsangan , dengul , pelokan , dan thengkilan kacang . Baderan merupakan kue dari tepung beras yang dibentuk menyerupai ikan bader (ikan tawes). Baderan tersebut, sejumlah lima buah, ditancapkan pada bagian puncak gunungan . Di bawah baderan , bendul disusun melingkar. Bendul adalah kue tepung beras berbentuk bola-bola kecil, warnanya coklat sama seperti baderan . Di bawah rangkaian bendul terdapat sangsanga n. Sangsangan , atau kalung, merupakan rangkaian telur asin yang dipasang melingkar hingga menyerupai kalung. Sisa permukaan gunungan kakung kemudian ditutup dengan thengkilan kacang . Thengkilan kacang merupakan rangkaian kacang panjang, cabai merah, cabai hijau, dan kucu (kue kecil dari ketan yang dibentuk bulat). Semuanya diikat dan diberi tangkai dari bambu yang disebut sujen . Badan gunungan dihias dengan...

avatar
Aze
Gambar Entri
Gunungan Estri / Wadon
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gunungan Estri memiliki bentuk seperti bokor . Bagian dasar gunungan lebih kecil daripada bagian tengah gunungan dan kembali mengecil pada bagian atas. Rangkanya dibuat dari bambu. Pada bagian atas gunungan , yang disebut sebagai mustaka , terdapat sebuah kue dari ketan berwarna hitam yang bentuknya menyerupai gunungan wayang kulit. Ilat-ilatan berwarna hitam dipasang mengelilingi mustaka . Ilat-ilatan merupakan kue ketan yang pipih panjang seperti lidah. Di bawah ilat-ilatan , dipasang sabunan . Sabunan , gulungan daun pisang ( klaras ) yang bagian atasnya diberi kucu dan upil-upil , ditata melingkar. Kucu berbentuk bulatan kecil berwarna putih sedangkan upil-upil berbentuk persegi panjang dan dibuat dalam lima warna, putih, merah, kuning, hijau, dan hitam. Keduanya dibuat dari beras ketan. Sedikit lebih rendah dan di luar lingkaran sabunan , rengginang ditata melingkar. Rengginang adalah kue ketan berwarna putih dan berbentuk bundar. Pada setia...

avatar
Aze
Gambar Entri
Gunungan Dharat
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gunungan Dharat memiliki bentuk mirip dengan Gunungan Estri . Rangkanya juga terbuat dari bambu. Namun mustaka Gunungan Dharat tidak berwarna hitam. Ilat-ilatan yang ada juga berwarna-warni.  Mustaka gunungan dikelilingi dengan upil-upilan , di luar lingkaran upil-upilan terdapat tlapukan bintang , dan di luar lingkaran tlapukan terdapat rengginang . Tlapukan terbuat dari ketan, berbentuk bintang dan beraneka warna. Sama seperti pada rengginang , tiap tlapukan diberi satu buah kucu dan lima buah upil-upil berbeda warna. Sama seperti Gunungan Estri , pada Gunungan Dharat juga terdapat ole-ole dan bethetan . Badan Gunungan Dharat juga ditutup dengan pelepah pisang. Eblek dan tedheng digantungkan sebagai hiasan. Gunungan Dharat tidak ditempatkan di jodhang , tapi pada dumpal . Dumpal merupakan kayu berbentuk bundar. Dumpal tersebut diikatkan pada batang bambu yang digunakan untuk memikul gunungan. Gunungan Darat melamb...

avatar
Aze
Gambar Entri
Gunungan Gepak
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gunungan Gepak berbeda dengan gunungan lain. Gunungan ini berwujud keranjang-keranjang yang berisi lima jenis kue kecil yang tediri dari lima jenis warna seperti wajik, jadah, lemper, roti bolu, dan bolu emprit. Di atas tumpukan kue tersebut diletakkan buah-buahan. Tiap jenis buah terdiri dari dua biji, berpasangan sebagai satu jodoh. Kue dan buah-buahan tersebut tidak disusun meninggi namun hanya diletakkan saja pada jodhang dan diselimuti dengan kain bangun tulak sehingga tampak sebagai tonjolan-tonjolan tumpul ( gepak ). Karena itulah gunungan ini disebut sebagai Gunungan Gepak . https://kratonjogja.id/tak-benda/Lainnya/15/jenis-jenis-gunungan-keraton-yogyakarta

avatar
Aze
Gambar Entri
Gunungan Pawuhan
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wujud Gunungan Pawuhan mirip Gunungan Estri dan Dharat , namun dengan ukuran yang lebih kecil dan bagian mustakanya diganti dengan bendera berwarna putih. Rangka Gunungan Pawuhan juga terbuat dari bambu. Bagian atas dari gunungan ditusuk dengan lidi-lidi bambu yang setiap ujungnya diberi picisan . Picisan terbuat dari timah yang dicairkan dan dibentuk seperti koin-koin kecil. Sebagai hiasan, di sekeliling badan gunungan dipasang buntal yang terbuat dari daun udan mas, cowekan, dan kembang merah yang disusun bergantian. Buntal tersebut tampak menjuntai pada badan gunungan. Sama seperti Gunungan Dharat , Gunungan Pawuhan dipikul menggunakan dumpal . Pawuhan berasal dari kata uwuh yang berarti sampah. Gunungan ini dinamakan demikian karena berisi segala macam sisa bahan gunungan yang lain. Gunungan ini dimaksudkan agar tidak ada material yang terbuang percuma. sumber :https://kratonjogja.id/tak-benda/Lainnya/15/jenis-jenis-gunungan-keraton-yogyakar...

avatar
Aze
Gambar Entri
Gunungan Brama / Kutug
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gunungan Brama mirip Gunungan Estri . Bentuknya seperti silinder tegak dengan bagian tengah sedikit mengecil. Gunungan Brama juga terbuat dari ole-ole , rengginang , kucu , dan upil-upil . Rangkanya terbuat dari bambu dan badannya ditutup dengan pelepah pisang. Bagian atas gunungan dihias dengan bendera-bendera segitiga berwarna merah, sedang badan gunungan dihias dengan ole-ole yang dirangkai mirip jala. Bagian puncak Gunungan Brama memiliki lubang untuk menempatkan anglo , tungku kecil dari tanah liat. Anglo yang diisi arang membara digunakan untuk membakar kemenyan, sehingga terus-menerus mengepulkan asap tebal. Gunungan Brama merupakan gunungan yang hanya dikeluarkan saat Garebeg Maulud Tahun Dal , perayaan yang hanya diadakan setiap delapan tahun sekali. Berbeda dengan gunungan lain yang dibagikan ke masyarakat, Gunungan Brama hanya dibagikan kepada keluarga sultan saja. Gunungan dalam berbagai wujudnya merupakan wujud sedekah dari seorang...

avatar
Aze
Gambar Entri
Tingalan Jumenengan Dalem
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tingalan Jumenengan Dalem adalah serangkaian upacara yang digelar berkaitan dengan peringatan penobatan/ kenaikan tahta Sultan. Puncak acara dalam rangkaian peringatan ini adalah Sugengan yang digelar untuk memohon usia panjang Sultan, kecemerlangan tahta Sultan, dan kesejahteraan bagi rakyat Yogyakarta. Setelah sugengan kemudian digelar acara labuhan di beberapa petilasan yang dianggap sakral bagi Keraton Yogyakarta. Selain upaya untuk berdoa memohon keselamatan, upacara labuhan baik di gunung maupun tepi laut juga untuk melaksanakan tugas Sultan untuk selalu menjaga keselarasan alam, “ Hamemayu Hayuning Bawono ”. terdii dari beberapa rangkaian kegiatan ritual seperti Ngbebluk, Ngapem, Mempersiapkan Ubarampe, Sugengan,dan prosesi Upacara Labuahan. sumbe r: https://kratonjogja.id/ulang-tahun-kenaikan-tahta/6/tingalan-jumenengan-dalem

avatar
Aze