EKSPEDISI KAJANG Kami dari tim Sobat Budaya Makassar melakukan ekspedisi selama 3 hari ke daerah Kajang, Sulawesi Selatan. Ekspedisi ini dilakukan karena Kajang adalah salah satu daerah yang memiliki tingkat mistis yang cukup tingg idan terkenal oleh masyarakat luas utamanya Sul-Sel bahkan ke mancanegara. Saat itu kami dari tim ekspedisi masuk ke Kajang dalam sebanyak kurang lebih 10 orang untuk mendata apa-apa saja yang terjadi di dalam daerah Kajang dalam. Perlu diketahui bahwa Kajang terbagi 2 yakni Kajang dalam dan Kajang Luar, dan yang memiliki tingkat mistis yang dikenal oleh banyak orang adalah daerah Kajang dalam. Saat itu kami memakai pakaian hitam-hitam dari atas sampai bawah, ini dikarenakan oleh aturan yang telah ditetapkan oleh ammatoa atau kepala suku Kajang dalam. Kami berjalan kaki menelusuri jalanan bebatuan tanpa alas kaki selama beberapa kilometer untuk melihat situasi di dalam. Setelah berjalan beberapa meter, Kami melihat rumah panggung pertama yang begitu b...
Mapasilaga tedong adalah tradisi unik para leluhur Tana Toraja yang rutin dilakukan pada saat upacara pemakaman orang yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, yang biasa mereka sebut sebagai Rambu Solo. Acara Mapasilaga Tedong ini dilakukan sebelum upacara adat di mulai. Puluhan kerbau yang akan diadu dibariskan di lapangan tempat upacara akan dilaksanakan. Kerbau-kerbau yang akan diadu tersebut kemudian diarak dengan didahului oleh tim pengusung gong, pembawa umbul-umbul, dan sejumlah wanita dari keluarga yang berduka ke lapangan yang berlokasi di rante (pemakaman). Pada saat barisan kerbau meninggalkan lokasi, musik pengiring akan dimainkan. Irama musik tradisional tersebut berasal dari sejumlah wanita yang menumbuk padi pada lesung secara bergantian. Pihak keluarga yang menyelenggarakan Mapasilaga Tedong harus daging babi bakar, rokok dan tuak kepada pemandu kerbau dan para tamu yang datang. Arena adu kerbau harus ditempatkan di sebuah sawah yang luas dan berlumpur atau di...
Kegiatan ritual tahunan ini belangsung meriah dengan tabuhan gendang, tarian, serta penganan khusus penunjang kelengkapan ritual. Suara tabuh gendang mengiringi langkah puluhan warga desa menuju rumah tetua adat. Mereka membawa kain merah berisikan tombak pusaka. Saat tiba di rumah tetua adat, warga disambut dengan Tari Paduppa serta Tari Kipas. Hal itu juga menjadi awal ritual dalam menyambut tombak pusaka milik Datu Akkotengeng itu. Kemudian, iring iringan warga pengantar tombak pusaka melangkah menuju rumah tetua adat. Mereka disambut taburan beras dari sang inang. Tombak pusaka kemudian diserahkan kepada tetua adat dengan ritual sederhana. Sementara, saat penyerahan pusaka di lantai rumah terlihat sesepuh adat atau yang dikenal dengan nama Sanro memulai ritual dengan membaca doa. Menurut keterangan warga serta tetua adat, tombak pusaka itu dinamakan Tombak Janggore milik Petta Lawa Lawae. Tombak itu kemudian diangkat menuju loteng, tempat pusaka tersebut akan ditem...
Mappaddekko adalah tradisi bermain musik lesung. Beberapa desa di Bone yang hingga kini masih menggelar tradisi Mappaddekko tersebar di sejumlah kecamatan, di antaranya Kecamatan Cina, Kecamatan Barebbo, Kecamatan Palakka, dan beberapa kecamatan di utara dan selatan Kota Watampone. Mappaddekko adalah simbol syukur warga atas panen yang melimpah. Umumnya, Mappaddekko digelar sekali setahun di setiap desa, pada bulan Oktober hingga Desember, setelah panen raya di akhir musim kemarau menjelang masuknya musim penghujan. Secara harfiah, Mappaddekko berarti membuat bunyi atau irama dengan menggunakan lesung atau palungeng yang ditumbuk 'alu' dari kayu sepanjang dua meter. Biasanya dimainkan oleh 'penumbuk lesung' sejumlah lima hingga tujuh orang secara bersama-sama. Selain dari warga setempat, kelompok penumbuk lesung juga berasal dari desa tetangga, sehingga tradisi Mappaddekko terbilang meriah dan ramai di tiap gelarannya. Sementara, media lesung atau palunge...
Masyarakat Enrekang mengenal tradisi Maccerang Manurung. Upacara adat ini hanya dilakukan 8 tahun sekali selama 4 hari berurut turut. Pelaksanaan upacara ini dipandu oleh pemangku adat. Upacara berlangsung dalam 4 tahap, tahap pertama yakni menabuh gendang tradisional yang dilakukan pada hari Jumat bertujuan untuk membangkitkan tanah. Ritual selanjutnya adalah Majjaga, yaitu persembahan tari-tarian sebagai simbol kesetiaan kepada kerajaan. Para penari yang kebanyakan laki-laki, menari dengan bertelanjang dada di tengah hawa dingin Rangkaian upacara selanjutnya adalah Liang Wae, yakni mengeluarkan air dari pusat bumi dengan ritual berdoa di sebuah lubang sumber mata air yang terletak di tengah hutan dengan ketinggian 1.000 mdpl. Prosesi terakhir dari rangkaian upacara Maccerang Manurung ini adalah Mappeong, yakni pemberian persembahan kepada leluhur sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang telah diperoleh masyarakat selama delapan tahun. Lokasi Pesta Adat Maccerang Manurung...
Segeri merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) yang terletak sekitar 75 kilometer di sebelah utara Kota Makassar. Diantara berbagai kecamatan di Kab. Pangkep, Kecamatan Segeri tergolong unik karena penamaan nama kampung dan desanya menggunakan bahasa Bugis dan bahasa Makassar. Namun mayoritas masyarakat di kecamatan Segeri merupakan Suku Bugis. Setiap tahunnya saat mengawali musim tanam padi di sawah, sekitar bulan November dan Desember yakni di penghujung musim kemarau, di Segeri selalu melakukan ritual ‘meminta hujan’ yang disebut Mappalili . Ritual ini dijalankan oleh pendeta Bugis Kuno yang disebut kaum Bissu . Komunitas Bissu sendiri juga dijumpai di Bone, Soppeng dan Wajo. Ritual ini dipimpin langsung oleh Puang Matoa Saidi. Puang Matoa Saidi tinggal di rumah arajang, tempat benda pusaka berupa bajak sawah yang nantinya akan diarak dan benda-benda pusaka lainnya. Ritual ini dimulai dengan persiapan yang dilakukan o...
Tana Toraja (Sulawesi Selatan) memiliki tradisi yang unik dalam menarik wisatawan, yaitu tradisi adu tedong (julukan kerbau oleh masyarakat Toraja) sebagai pengorbanan dalam memperingati ritual Rambu Solo. Rambu Solo yaitu upritual penghormatan terakhir untuk orang terkasih yang telah lama meninggal. Upritual ini biasanya diadakan pada pertengahan tahun, yaitu antara bulan Juni hingga Juli (Candra, 2015). Bagi masyarakat Tana Toraja, orang yang telah meninggal akan menjadi bombo (arwah gentayangan) , to-membali puang (arwah yang mencapai tingkat dewa) , atau deata (arwah yang menjadi dewa pelindung) . Oleh karena itu, Rambu Solo sangat penting peranannya yang dapat menentukan posisi arwah. Rambu Solo harus dilaksanakan secara sempurna (Prodjo, 2016). Tedong bagi masyarakat Tana Toraja memiliki 2 fungsi , yaitu untuk mengantar arwah menuju puya (akhirat) dan sebagai simbol strata sosial . Semakin banyak dan semakin langka tedong yang disembelih akan...
Musim Tanam tiba petanda para petani siap untuk menggarap lahan yang dimilikinya. Tanah yang subur serta aliran air yang melimpah menjadi faktor pendukung berhasilnya panen para petani. Doa serta upacara kebudayaan juga menjadi ciri khas sebuah daerah untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal. Desa Ulo, desa yang terletak di bagian utara Kabupaten Bone ini setiap tahunnya menggelar ritual agar terhindar dari bencana kekeringan. Ritual ini bernama Cemme Passili . Ditinjau dari asal kata Cemme berarti mandi dan Passili berarti membersihkan diri. Upacara ini bermula ketika Desa Ulo dilanda kekeringan yang berkepanjangan. Ladang sawah yang kering membuat hasil panen para petani gagal. Alhasil, bencana kelaparan terjadi. Masyarakat Desa Ulo pun sulit untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup. Raja Ulo saat itu mendapatkan mimpi untuk berdoa di pinggiran sungai bersama warganya dan bermain air di dasar sungai yang hampir mulai mengering. Konon katanya, setelah kegia...
Mapasilaga Tedong - Toraja Salah satu budaya yang menarik dari Tana Toraja adalah adat Mapasilaga Tedong atau adu kerbau. Kerbau yang diadu di sini bukanlah kerbau sembarangan. Biasanya, kerbau bule (Tedong Bunga) atau kerbau albino yang menjadi kerbau aduan. Sebelum upacara adat berlangsung, puluhan kerbau yang akan diadu dibariskan di lokasi upacara. Kerbau-kerbau tersebut kemudian diarak dengan didahului oleh tim pengusung gong, pembawa umbul-umbul, dan sejumlah wanita dari keluarga yang berduka ke lapangan yang berlokasi di rante (pemakaman). Saat barisan kerbau meninggalkan lokasi, musik pengiring akan dimainkan. Irama musik tradisional tersebut berasal dari sejumlah wanita yang menumbuk padi pada lesung secara bergantian. Sebelum adu kerbau dimulai, panitia menyerahkan daging babi yang sudah dibakar, rokok, dan air nira yang sudah difermentasi (tuak), kepada pemandu kerbau dan para tamu. Adu kerbau kemudian dilakukan di sawah, dimulai dengan adu kerbau bule. Ad...