Kegiatan ritual tahunan ini belangsung meriah dengan tabuhan gendang, tarian, serta penganan khusus penunjang kelengkapan ritual. Suara tabuh gendang mengiringi langkah puluhan warga desa menuju rumah tetua adat. Mereka membawa kain merah berisikan tombak pusaka.
Saat tiba di rumah tetua adat, warga disambut dengan Tari Paduppa serta Tari Kipas. Hal itu juga menjadi awal ritual dalam menyambut tombak pusaka milik Datu Akkotengeng itu.
Kemudian, iring iringan warga pengantar tombak pusaka melangkah menuju rumah tetua adat. Mereka disambut taburan beras dari sang inang.
Tombak pusaka kemudian diserahkan kepada tetua adat dengan ritual sederhana. Sementara, saat penyerahan pusaka di lantai rumah terlihat sesepuh adat atau yang dikenal dengan nama Sanro memulai ritual dengan membaca doa.
Menurut keterangan warga serta tetua adat, tombak pusaka itu dinamakan Tombak Janggore milik Petta Lawa Lawae. Tombak itu kemudian diangkat menuju loteng, tempat pusaka tersebut akan ditempatkan satu tahun ke depan.
Bagi warga, Tombak Janggore merupakan tombak pusaka yang mereka yakini sebagai tombak penguasa di daerah tersebut. Kelebihan tombak itu, akan bergetar serta keluar dari warangkanya beberapa sentimeter ketika ada bencana yang akan datang ke daerah tersebut.
Sementara, tarian penyambutan sebagai ungkapan sambut tamu. Makanan beras ketan empat warna menandakan sebagai wujud air, api, tanah, dan angin sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan. Unsur tersebut ada di alam ini.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang