Segeri merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) yang terletak sekitar 75 kilometer di sebelah utara Kota Makassar. Diantara berbagai kecamatan di Kab. Pangkep, Kecamatan Segeri tergolong unik karena penamaan nama kampung dan desanya menggunakan bahasa Bugis dan bahasa Makassar. Namun mayoritas masyarakat di kecamatan Segeri merupakan Suku Bugis.
Setiap tahunnya saat mengawali musim tanam padi di sawah, sekitar bulan November dan Desember yakni di penghujung musim kemarau, di Segeri selalu melakukan ritual ‘meminta hujan’ yang disebut Mappalili. Ritual ini dijalankan oleh pendeta Bugis Kuno yang disebut kaum Bissu. Komunitas Bissu sendiri juga dijumpai di Bone, Soppeng dan Wajo. Ritual ini dipimpin langsung oleh Puang Matoa Saidi. Puang Matoa Saidi tinggal di rumah arajang, tempat benda pusaka berupa bajak sawah yang nantinya akan diarak dan benda-benda pusaka lainnya.
Ritual ini dimulai dengan persiapan yang dilakukan oleh Puang Matoa Saidi yakni membuat simbol-simbol diatas daun sirih menggunakan beras empat warna, simbol hitam untuk tanah, simbol merah untuk api, simbol kuning untuk angin dan simbol putih untuk air. Setelah persiapan selesai barulah upacara akan digelar keesokan harinya.
Mappalili dimulai dengan membangunkan arajang ,bagian ini disebut dengan Matteddu arajang yakni membangunkan pusaka berupa bajak sawah. Bajak ini konon ditemukan secara gaib dan sudah ada sejak tahun 1330. Arajang di tiap daerah pun berbeda, bila di Segeri berupa bajak sawah, di Soppeng berupa potto atau gelang berkepala naga, serta di Bone dan Wajo berupa keris.
Setelah matteddu arajang akan dilanjutkan dengan Mappalesso Arajang atau menaruh arajang pada ruang terbuka yang mirip pendopo. Kedua sisi arajang akan diberi beberapa ikat padi yang masih bulir serta bagian atasnya dipasangi payung khas bugis. Acara selanjutnya adalah Mallekko Bulale atau menjemput nenek. Penjemputan dilakukan di Pasar Segeri, dari Pasar Segeri rombongan kemudian menuju Sungai Segeri untuk mengambil air yang dinamakan Mallekko Wae yang nantinya akan dipakai dalam ritual membersihkan atau memandikan arajang, lalu dilanjutkan dengan Mapparewe Sumange atau mengembalikan semangat yakni memotifasi para pengarak yang mayoritas berprofesi petani agar selalu optimis akan keberhasilan panen padi dan berharap hanya kepada Yang Maha Kuasa-lah sandaran segala sesuatu.
Kegiatan terakhir adalah mengarak arajang mengelilingi kampung sekaligus sebagai pertanda bahwa waktunya untuk turun membajak sawah. Selain berkeliling kampung, arajang juga dibawa ke tengah sawah yang sekarang menjadi kawasan empang. Arajang disentuhkan ke tanah, lengkap dengan sesembahan termasuk menyembelih ayam yang merupakan bagian dari sesembahan. Pada saat mengarak , setiap warga yang dilewati dapat menyiramkan air ke rombongan pengarak arajang. Kegiatan ini merupakan bentuk permintaan hujan kepada Sang Pencipta. Semua orang akan disiram tanpa terkecuali dan tidak boleh marah, anak-anak biasanya akan sangat senang melakukan ini, jadi pastikan anda memiliki baju ganti apabila ingin terlibat dalam kegiatan ini. Biasanya kegiatan ini diikuti oleh Bupati maupun turis mancanegara. Setelah diarak, arajang dibawa kembali untuk dibersihkan atau dimandikan sebelum disimpan kembali ke bubungan di atas rumah.
Acara selanjutnya Tari Ma’bissu. Tari yang hanya dipertontonkan saat acara adat Mappalili. Para bissu duduk mengelilingi arajang yang dipimpin Puang Matoa, mereka lalu mengucapkan mantra dengan bahasa Bugis Kuno. Selanjutnya mereka menari sambil berkeliling, tidak lama kemudian mereka mengeluarkan keris yang diselipkan di pinggangnya. Keris ditarik dari sarungnya, lalu kemudian ditusukkan ke leher dan perutnya. Bissu memili ritual maggiri atau menusuk tubuh dengan badik untuk memperlihatkan kekebalan. Ritual ini mencengangkan bagi mereka yang baru atau jarang melihatnya. Bagi bissu, dalam ritual maggiri menusuk tubuh dengan badik setajam apapun tak akan melukainya.
Andi Baso Mappincara
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.