Meramu adalah mencari dan mengumpulkan hasil hutan, seperti: getah melabui, getah jelutung, getah damar, getah jernang, dan rotan. Mereka menyebut kegiatan ini berkinang atau berimbo. Caranya dengan beranjau, yaitu berjalan-jalan atau melakukan pengembaraan. Menemukan sesuatu yang dicari, apakah itu getah melabui, getah jelutung, dan atau rotan adalah sesuatu yang sangat erat kaitannya dengan tuah (keberuntungan). Hal itu disebabkan banyaknya jenis pohon, sehingga seringkali menutupi pohon yang dicari (tidak terlihat). Relatif sulit dan atau mudahnya menemukannya itulah yang kemudian membuahkan adanya semacam kepercayaan bahwa pohon-pohon tersebut mempunyai kekuatan gaib. Berkinang atau berimbo biasanya dilakukan secara berkelompok (lebih dari satu orang) dan biasanya dilakukan oleh laki-laki. Apabila di dalam hutan ada yang terpisah atau tertinggal, maka orang yang ada di depan akan memberi tanda dengan menancapkan sebatang kayu yang pada bagian atasnya dibelah dan diselipka...
Cera Labu merupakan tradisi masyarakat yang bertempat tinggal di pinggir laut atau pesisir pantai yang mata pencahariannya sebagai nelayan, mensyukuri nikmat atau hasil yang diperoleh dengan jalan melakuka selamatan laut (Cera Labu). Cera labu dilaksanakan pada bulan Mei atau Juni setiap tahunnya yang dipimpin oleh seorang pemangku adat, dengan harapan agar dalam mencari nafkah senantiasa mendapat hasil yang berlipat ganda dan terhindar dari segala musibah. Sehari sebelum Cera labu dilaksanakan, masyarakat mengadakan malam hiburan atau pesta rakyat dengan memakai alat musik tradisional seperti menabuh gendang, sebagian orang membuat rakit dan menyiapkan sesajen (soji ro sangga). Sesajen tersebut terdiri dari : Kepala Kerbau Ayam Jantan/Betina Pisang Daun Sirih/nahi Pinang/U’A atau Sao U’A Kapur Sirih/Afu Rokok Daun Lontar/Ro’o Ta’a Padi di goreng/Karaba Kemenyan/Kamaya Peruk...
Tri Suci Waisak merupakan tiga peristiwa penting yang diperingati oleh umat Buddha di seluruh dunia, salah satu tempat yang menjadi sentral upacara seremonial Waisak yaitu pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Tri Suci Waisak merupakan tiga peristiwa suci yang dialami oleh Sidharta Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan sempurna dan parinirvana. - Kelahiran Sidharta, pada hari purnama sidi bulan Waisak tahun 623 sebelum Masehi di Taman Lumbini, Nepal. - Pencerahan sempurna Buddha, pada hari purnama sidi bulan Waisak tahun 588 sebelum Masehi di bawah pohon Bodhi, Bodhgaya, India. - Parinirvana atau wafatnya Buddha, pada hari purnama sidi bulan Waisak tahun 543 sebelum Masehi di Kushinara, India. Ketiga peristiwa ini memiliki nilai-nilai dharma Buddha yang mengajarkan tentang pengorbanan hidup, kebenaran, kebijaksanaan dan kesempurnaan hidup yang telah dijalani oleh Buddha Gautama. Prosesi Tri Suci Waisak diawali dengan Pindapata, prosesi...
Ngaben adalah suatu upacara pembakaran mayat yang dilakukan umat Hindu di Bali, upacara ini dilakukan untuk menyucian roh leluhur orang sudah wafat menuju ketempat peristirahatan terakhir dengan cara melakukan pembakaran jenazah. Dalam diri manusia mempunyai beberapa unsur, dan semua ini digerakan oleh nyawa/roh yang diberikan Sang Pencipta. Saat manusia meninggal, yang ditinggalkan hanya jasad kasarnya saja, sedangkan roh masih ada dan terus kekal sampai akhir jaman. Di saat itu upacara Ngaben ini terjadi sebagai proses penyucian roh saat meninggalkan badan kasar. Kata Ngaben sendiri mempunyai pengertian bekal atau abu yang semua tujuannya mengarah tentang adanya pelepasan terakhir kehidupan manusia. Dalam ajaran Hindu Dewa Brahma mempunyai beberapa ujud selain sebagai Dewa Pencipta Dewa Brahma dipercaya juga mempunyai ujud sebagai Dewa Api. Jadi upacara Ngaben sendiri adalah proses penyucian roh dengan cara dibakar menggunakan api agar bisa dapat kembali ke sang pencipta, api penjel...
Monahu Ndau’upada pesta syukuran pasca panen dan memasuki musim tanam berikutnya. Dalam acara Monahu Ndau’uitu terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu: Mombaka Pengertian mombaka secara harfiah adalah memberi makan, tetapi makna yang sesungguhnya adalah mensucikan; yang disucikan itu adalah peralatan pertanian mulai dari alat-alat yang akan digunakan dalam pengolahan kebun sampai alat untuk memproses padi sampai menjadi beras yang siap untuk dikonsumsi. Alat-alat itu seperti parang, sabit, pacul, kapak, lesung, niru, alu, dan lain sebagainya. Momboposuka Pengertiannya adalah mengusir, mencegah, atau menyampaikan permohonan serta permintaan agar tidak mengganggu seluruh tanaman, baik itu hewan pengerat, makhluk halus (roh), dan termasuk serangga-serangga yang dapat mengganggu tanaman sehingga dapat menimbulkan kegagalan panen. Pelaksanaannya ini adalah dalam bentuk sesajen berupa nasi ketan hitam yan...
Upacara Adat Reba diselenggarakan khususnya di beberapa daerah di Kabupaten Ngada, NTT. Reba merupakan upacara adat yang bertujuan untuk melakukan penghormatan dan ucapan rasa terima kasih terhadap jasa para leluhur. Upacara ini diadakan setiap tahun baru tepatnya di bulan Januari atau Februari dengan hidangan utama berupa ubi. Bagi warga Ngada ubi diagungkan sebagai sumber makanan yang tidak pernah habis disediakan oleh bumi. Selama upacara diselenggarakan tarian dengan penari menggenggam pedang panjang (sau) dan tongkat warna-warni yang di bagian ujungnya dihiasi bulu kambing warna putih (tuba). Sebagai pengiring tarian adalah alat musik bergesek berdawai tunggal yang terbuat dari tempurung kelapa atau labu hutan. Upacara adat Reba biasanya diselenggarakan selama tiga sampai empat hari. Sebelum upacara tari-tarian dan nyanyian diadakan misa inkulturasi di gereja yang dipimpin seorang pater atau romo. Upacara ini memang memadukan unsur adat dengan agama.
 Upacara adat ini merupakan sebuah upacara adat yang biasa dilakukan oleh suku Mongondow yang berdiam di daerah Bolaang Mongondow. Pelaksanaan upacara adat ini sendiri adalah untuk memperingati atau mengukuhkan seorang anak perempuan ketika memasuki masa pubertas yang ditandai dengan datangnya haid pertama. Secara garis besar, upacara adat ini dilakukan sebagai bentuk syukur dan sekaligus semacam uwar-uwar bahwa anak gadis dari orang yang melaksanakan upacara adat ini telah menginjak masa pubertas. Untuk itu, agar kecantikan dan kedewasaan sang anak gadis lebih mencorong, maka dalam upacara adat ini sang gadis kecil pun daun telinganya ditindik dan dipasangi anting-anting layaknya gadis yang mulai bersolek, kemudian gigi diratakan (dikedawung) sebagai pelengkap kecantikan dan tanda bahwa yang bersangkutan sudah dewasa.
Metipu merupakan sebuah upacara adat dari daerah Sangihe Talaud berupa penyembahan kepada Sang Pencipta alam semesta yang disebut Benggona Langi Duatan Saluran. Prosesi dari upacara adat ini adalah dengan membakar daun-daun dan akar-akar yang mewangi dan menimbulkan asap membumbung ke hadirat-Nya, sebagai bentuk permuliaan penduduk setempat terhadap pencipta-Nya.
Sebelum kita menyimak lebih jauh, penulis mengharap dukungannya untuk upacara taber kampung ini menjadi WARISAN BUDAYA TAK BENDA BABEL. Terimakasiih :) Upacara Adat Taber Kampung Kacung Pada bulan Dzulhijah taber kampong dilaksanakan setiap tahun sehabis hari raya idul adha, bertepatan dengan musim panen padi huma (lading). Pelaksanaan upacara dipimpin oleh sesepuh adat Suku Ketapik Kacung Bapak Rasidi dan dukun kampong Kacung Bapak Supardi. Waktu dan Tempat Pelaksanaan upacara Malam hari dan siang hari : Malam hari dirumah kediaman sesepuh Kampong Malam hari dirumah kediaman dukun kampong Jenis -jenis upacara sebagai berikut : Pada Malan hari Dikediaman sesepah Suku Ketapik acara selamatan (do'a selamat) dipimpin oleh pemuka agama islam (penghulu kampong) sehabis sholat magrib. Kemudian sehabis sholat isya acara pembacaan kitab Al-Barzanji dilanjut dengan mengumandangkan lagu-lagu rodat diiringi dengan tabuhan gendang saling bergantian antara bapak-bapak dan ibu...