Minahasa walaupun adalah suku di Sulawesi Utara, namun ternyata memiliki beberapa kesamaan dalam hal budaya dengan Suku Dayak – mungkin karena kita memang adalah rumpun ras yang sama sehingga tidak heran jika kita melihat beberapa kesamaan tapi tentu juga ada perbedaan. Salah satu yang akan kita share adalah ritual Mengayau (potong kepala) dalam budaya Minahasa – ini adalah hasil sharing dengan Tonaas Rinto Taroreh dan Bang Roy Pudihang salah satu pembuat Santi khas Minahasa. Mungkin bagi sebagian orang Dayak sah hari ini, ritual ini dianggap sebagai sejarah yang memalukan dan penuh penistaan, tapi kita akan share ritual ini dalam tata cara Minahasa. Orang Minahasa pada jaman dahulu melakukan proses mengayau ini bertujuan untuk pemakaman tokoh masyarakat dimana kepala korban akan ditanamkan didepan Waruga (kubur batu Minahasa) atau ketika kemarau yang panjang atau sumber mata air menjadi kering maka supaya mengatasi kekeringan ini diperlukan korban kepala atau...
Kota Kotamobagu merupakan salah satu kota di Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini sendiri memiliki beberapa kebudayaan yang sangat unik, tetapi jarang orang ketahui tentang keberadaannya. Salah satu kebudayaan Kota Kotamobagu adalah ritual yang bernama Ritual Monuntul. Ritual Monuntul merupakan ritua yang dilaksakan oleh warga setempat setiap tahun dengan cara memasang lampu sesuai dengan jumlah jiwa penghuni rumah di Kotamobagu. Ritual Monuntul ini dilakukan oleh warga setempat karena mereka percaya bahwa cahay merupakan sumber kehidupan, dalam arti memasang lampu sama dengan memberikan cahaya penerangan dalam kehidupan. Pada zaman sebelumnya, orang percaya bahwa terkadang pada malam hari saat cahaya bulan sudah menghilang, mereka memasang lampu untuk penerangan jalan. Seiring berkembangnya zaman, lampu yang digunakan untuk melakukan tradisi Monuntul ini mengalami perubahan. Dahulu, warga Kota Kotamobagu membuat lampu dari berbagai jenis bambu kecil, obor, atau damar dengan...
Cabang-cabang merga Perangin-angin : Bangun, yang berlokasi di : Pernampen, Tanjong, Selandi, Jandimeriah, dan Batukarang. Kacinambun, yang berlokasi di Kacinambun. Keliat, yang berlokasi di Mardingding. Laksa, yang berlokasi Juhar. Mano, yang berlokasi di Pergendangen. Namoaji, yang berlokasi di Jinabun dan Kutabuluh. Penggurun, yang berlokasi di Susuk. Pincawan, yang berlokasi di Perbesi. Pinem, yang berlokasi di Juhar dan Sarintono(Sidikalang) Sebayang, yang berlokasi di Gunung, Kuala, Kutagerat, dan Perbesi. Singarimbun, yang berlokasi di Kutambaru, Mardingding, Temburun. Sinurat, yang berlokasi di Kerenda. Sukatendel, yang berlokasi di Sukatendel, Kutabuluh Gugung, Laubuluh, Amburidi, Kutamale, Buahraya. Kutabuluh, yang berlokasi di Kutabuluh. Tanjung, yang berlokasi di Penampen dan Berastepu. Ulunjadi, yang berlokasi di Juhar. Uir, yang berlokasi di Singgamanik. (Catat...
indahnya budaya di indonesia yaitu kekeluargaan dan gotong royong OSKM ITB 2018
“UPAH UPAH” Assalamualaikum Wr.Wb… Pertama , saya ingin menjelaskan tentang “Arsik” sebagaimana yang kita tahu bahwa arsik adalah makanan khas yang berasal dari suku batak. Arsik sendiri ialah Ikan mas yang dimasak menggunakan bumbu khusus seperti andaliman dan asam cikala, dan bumbu lainnya.Arsik sendiri berasal dari tapanuli. Biasanya, Arsik di sajikan untuk ritual keagamaan . Kenapa ? Menurut orang Batak, Arsik ialah simbol suatu syukuran bisa juga melambangkan harapan seseorang kepada orang lain yang ingin di “Arsik” nya . Penyajian nya pun cukup terbilang unik. Kenapa ??? karena ikan ini tidak boleh di sisikin atau di potong . Waw !! ya dan bagi orang yang menerimanya ada cara terentu juga yaitu ikan harus menghadap orang...
Upacara Tulude adalah upacara besar di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan. Upacara Tulude dilaksanakan setiap tanggal 31 Januari karena tanggal tersebut diyakini sebagai tanggal lahirnya kerajaan pertama di tanah Sangihe–Kerajaan Tampunganglawo. Rangkaian kegiatan dalam upacara Tulude adalah sebagai berikut: Mesahune-mapakasingka’u Tulude (pemukulan tambur keliling kota untuk pemberitahuan pelaksanaan upacara Tulude) Menensomahe sake su Bandara Naha Menensomahe sake su rumah jabatan Mendangeng sake su rumah jabatan Menengong mamaeng Memansele bawello (pemukulan tambur) Megause sake Memindura (penghormatan) Pemukulan nanaungang (gong) dan tambur Mendangeng tamong banua (tamong banua diarak menuju tempat upacara) Menengong tamong banua Mendae tamong banua Darumating (pengantar kata) Kakumbaede Menahulen...
Marsiadapari adalah budaya gotong royong dalam suku Batak. Rasa saling mempunyai hal-hal secara bersama (terutama sawah) dan rasa syukur terhadap tanah pemberian Tuhan adalah rasa yang mendasari gotong royong bangsa Batak ini. Pada zaman dahulu kala, biasanya di tiap desa, semua penduduk saling membantu tetangganya di desa tersebut contohnya dalam bercocok tanam. Misalnya, di desa tersebut ada 6 rumah beserta keluarga. Mereka akan membagi waktu dan jadwal agar dapat membantu persawahan rumah 1 dahulu bersama-sama, lalu dianjutkan ke rumah ke-2 keesokan harinya dan seterusnya hingga semua rumah dan sawah dapat panen dan menghasilkan hasil yang baik. Kerjasama ini pun membuat kehidupan di desa seimbang dan teratur. Saat saya berbicara dengan ayah saya, beliau berkata, "dahulu, belum ada transaksi uang seperti sekarang. Orang tidak dibayar karena mengerjakan sawah tetangganya, karena itulah yang harus ia lakukan. Kebutuhan rakyat pun semua nya tercukupi, hidup berjalan dengan t...
Upacara Toki Pintu merupakan salah satu dari rangkaian upacara pernikahan adat Manado. Upacara Toki Pintu adalah bagian dari Upacara Maso Minta. Kata Toki Pintu sendiri memiliki arti "Mengetuk Pintu", dimana upacara ini diawali dengan memastikan bahwa kediaman pengantin wanita dalam keadaan sepi dan sunyi. Semua jendela dan pintu harus tertutup dan lampu dimatikan. Lalu rombongan pengantin pria menghampiri kediaman mepelai wanita dipimpin oleh seorang wali/utusan dengan membawa mas kawin berupa kain bentenan, buah-buahan, aneka makanan khas Manado, umbi-umbian, dan seperangkat busana/kosmetik seperti sepatu atau perhiasan. Lalu wali pihak pria akan mengetuk pintu tiga kali. Diketukannya yang pertama dan kedua, pintu tidak akan dibuka. Baru pada ketukan ketiga pintu akan dibuka, dan disambut oleh wali pengantin wanita. Ini adalah simbol bahwa si pengantin wanita bukanlah perempuan murahan. Setelah itu diadakan dialog dalam bahasa daerah Minahasa. Kemudian Pengantin pria mengetuk...
Pengucapan merupakan sarana penduduk Minahasa untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang telah diterima selama setahun. Pengucapan pada dasarnya serupa dengan perayaan "thansgiving" yang sering diadakan oleh orang Barat. Pada mulanya, pengucapan diadakan setelah panen cengkeh sebagai ucapan syukur atas hasil panen yang baik. Dahulu kala, pengucapan dilakukan di dalam gereja, biasanya penduduk menjual beragam makanan di depan gereja kemudian hasil penjualan disumbangkan kepada gereja itu sendiri. Namun, saat ini, penduduk sudah tidak lagi mengikuti tradisi panen, mereka melakukan pengucapan mulai dari bulan Juni sampai Agustus secara bergantian disesuaikan dengan pemerintah di daerah masing - masing. Pengucapan dilakukan dengan mengadakan "open house" dan menyediakan beragam hidangan khas Minahasa untuk para tamu yang akan mampir. Makanan yang sangat identik dengan&...