Pagaruyung didirikan pada tahun 1347 dan berubah menjadi kesultanan islam pada abad ke-16. Kerajaan ini dapat dipandang sebagai bentuk kelanjutan dari sistem politik konfederasi yang telah luas berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau sebelumnya. I. Wilayah Konsep kewilayahan Pagaruyung dapat dilihat dalam dua cara pandang, yaitu secara geografis dan secara budaya. Dalam sudut pandang geografis, kerajaan Pagaruyung terduru daru 3 kawasan wilayah, yaitu Darek, Rantau dan Pesisir. Wilayah Derek merupakan wilayah utama Pagaruyung yang berlokasi di tanah tinggi di kawasan Bukit Barisan. Nagari-nagari didalam wilayah Darek dapat pula diklasifikasi menjadi tiga kelompok, yang disebut Luhak nan Tigo, yaitu: • Luhak Tanah Data terdiri dari 9 kelompok nagari: Tampuak Tangkai Pariangan Salapan Koto (Pariangan, Padang Panjang, Guguak, Sikaladi, Koto Tuo, Tanjuang Limau, Sialahan, Batu Basa), Tujuah Langgam di Hilia (Turawan, Padang Lua, Padang Magek, Sawah Kareh, Kinawai, Balimbiang,...
Bencet merupakan "gnomon" atau jam matahari tradisional orang Jawa. Bencet terbuat dari kayu atau bambu setinggi satu meter, yang didirikan tegak dan di atasnya ada bidang datar sebagai titik pusat dari lingkaran-lingkaran, yang dibuat pada bidang datar tersebut, yang jarak tepi lingkaran satu sama lain sebesar diameter dari alas tongkat tadi, demikian juga antara lingkaran terdalam dengan alas tongkat. Ada dua garis sejajar arah utara selatan, yang satu melewati pinggir sebelah barat dari alas tongkat, dan yang lainnya melewati pinggir sebelah timur alas tongkat. Belakangan, dengan pengaruh Islam, dari pangkal tongkat tadi digambarkan garis ke arah barat laut, yaitu garis arah kibat. Samar-samar di sebelah timur bidang datar agak ke pinggir ada garis lengkung dari arah utara, patah di tengah lalu membuat lengkungan lain ke selatan, sehingga bentuknya mirip garis sayap kupu kupu bagian depan. Bencet merupakan penunjuk waktu tradisional dengan memperhatikan panjang dan arah...
Tumbilotohe merupakan tradisi masyarakat daerah Gorontalo pada 3 malam terakhir bulan puasa ramadhan. Tradisi ini telah berlangsung selama ratusan tahun sejak abad XV. Tumbilotohe sesuai dengan namanya "tumbilo(=pasang)" dan "tohe(=lampu)", yaitu acara menyalakan lampu. Lampu yg digunakan sekarang adalah lampu minyak (minyak tanah) yg umumnya terbuat dari botol atau kaleng bekas yg bagian tutupnya dipasangi sumbu. Sumbu yg dipakai adalah sumbu kompor (kompor minyak). Lampu2 ini di pasang berjejer di depan rumah, di pagar, maupun di pinggir. Jumlahnya pun beragam, tergantung luas halaman rumah. Ada beragam versi mengenai latar belakang tradisi ini. Ada yg bilang menyambut malam lailatul qadar; supaya orang tidak tidur & beribadah. Ada yang bilang menyambut idul fitri, dan lain2. Source: http://sachroel.blogspot.com/2006/10/tumbilotohe-tradisi-gorontalo-ratusan.html
UPACARA ADAT TULUDE TRADISI MASYARAKAT NUSA UTARA DI KEPULAUAN SANGIHE, TALAUD DAN SITARO Upacara adat ' 'Tulude '' merupakan hajatan tahunan warisan para leluhur masyarakat Nusa Utara (kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro) di ujung utara propinsi Sulawesi Utara. Telah berabad-abad acara sakral dan religi ini dilakukan oleh masyarakat etnis Sangihe dan Talaud sehingga tak mungkin dihilangkan atau dilupakan oleh generasi manapun. Tradisi ini telah terpatri dalam khasanah adat, tradisi dan budaya masyarakat Nusa Utara. Bahkan tradisi budaya ini secara perlahan dan pasti mulai diterima bukan saja sebagai milik masyarakat Nusa Utara, dalam hal ini Sangihe, Talaud dan Sitaro, tetapi telah diterima sebagai suatu tradisi budaya masyarakat Sulawesi Utara dan Indonesia pada umumnya. Sebab, di mana ada komunitas masyarakat etnis Sangihe-Talaud, pasti di sana akan ada hajatan Tulude. Tulude pada hakekatnya adalah kegiatan upacara pengucapan syukur kepada Ma...
Satu lagi tradisi warisan Walisongo yang hingga kini masih dilestarikan. Yaitu tradisi menggelar Pasar Bandeng di pusat kota Gresik. Tradisi ini pertama kali diadakan oleh Sunan Giri untuk mengangkat perekonomian rakyat setempat. Dua dari sembilan Walisongo penyebar agama islam yang berada di Gresik sangat berpengaruh dalam membangun tatanan budaya masyarakat Gresik. Keduanya adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Raden Paku atau Sunan Giri. Melalui jalan perdagangan, Ainul Yaqin, nama kecil Sunan Giri melakukan dawah kepada masyarakat. Kala itu, di abad 15 Sunan Giri mulai membantu perekonomian masyarakat dengan cara mengolah dan memasarkan hasil bumi. Hingga kini, masyarakat Gresik masih melestarikan warisan Sunan Giri yaitu dengan membuat dan menjual kue Pudak dan penyelenggaraan Pasar Bandeng. Adanya Pasar Bandeng ini untuk menyambut datangnya hari raya Idul Fitri . Sehingga, pada hari lebaran tiba, hampir seluruh penduduk kota Gresik makan dengan menu utama bandeng dengan ber...
Di Jatinom setiap bulan Sapar dalam penanggalan Jawa atau Islam diadakan "SEBARAN APEM" atau Yaqowiyyu . Tradisi ini dilaksanakan pada hari Jumat di bulan Sapar yang berada di dekat masjid besar Jatinom. Orang Jatinom biasa menjadikan momen ini sebagai ajang bersilahturahmi ke sanak saudara, sehingga dapat dikatakan sebagai Lebarannya orang Jatinom. Pada saat itu, setiap rumah membuat kue apem, yang nantinya disajikan kepada tamu yang datang. Tradisi ini konon bermula dari cerita tentang Ki Ageng Gribig yang ingin memberikan kue apem kepada muridnya, tetapi jumlahnya hanya sedikit sehingga agar adil maka kue apem tersebut dilemparkan ke muridnya untuk dibagi. Dari Jatinom anda dapat melihat pemandangan gunung Merapi dan Merbabu yang sejajar. Di kecamatan Jatinom terdapat sumber mata air bawah tanah yang dingin dan jernih yang dapat digunakan untuk mandi. Selain itu Anda dapat melihat deretan gua yang letaknya di dekat sungai. Gua di sana tidak ada stalaktitnya. Biasanya gua te...
Penyebaran agama Islam sejak puluhan abad silam ke negeri kita tidak melulu membawa kepercayaan, ritual dan amalan keagamaan, melainkan pula memberi jiwa, corak dan warna pada kebudayaan bangsa kita. Tatkala Islam berkembang di tanah air, ia sedari awal tidak serta merta secara apriori menolak kebudayaan lokal masyarakat yang telah berkembang sebelumnya. Karenanya kehidupan umat Islam dimanapun senantiasa mengandung aspek globalitas dan aspek lokalitas sekaligus. Apabila kita cermati, para penyebar agama Islam di negeri ini dalam rentang sejarah perkembangannya memiliki kearifan luar biasa. Mereka mempunyai kesadaran budaya yang sangat tinggi. Budaya dan adat istiadat masyarakat setempat yang mereka temui tidak begitu saja ditentang dan dibuang. Bahkan mereka mampu mendorong terjadinya akulturasi budaya yang melahirkan kebudayaan rakyat (Indonesia) bernafaskan Islam yang khas. Kekhasan itu akan nampak pada keragaman ekspresi budaya dalam bentuk tradisi-tradisi masyarakat yang tela...
Panjang mulud merupakan upacara selamatan yang dilakukan masyarakat Islam di Serang Banten dalam rangka memperingati hari lahir nabi Muhaammad SAW atau maulid nabi. Pelaksanaannya berupa perayaan dengan mengusung berbagai jenis makanan, mulai dari makanan matang siap santap seperti nasi kuning lengkap dengan lauk pauk, telur, semur daging dan sayur-sayuran, hingga bahan makanan dalam semisal beras yang semuanya disusun dalam sebuah tempat yang disebut dengan panjang. Panjang adalah tempat menaruh makanan dalam bentuk replika berbagai macam bentuk mulai dari kendaraan, masjid, perahu dan lainnya. Biasanya replika ini disesuaikan dengan basis mata pencaharian masyarakatnya (misalnya untuk masyarakat pesisir berupa perahu), meski demikian tergantung juga dengan kreatifitas masyarakat yang membuatnya. Makanan yang ditempatkan dalam replika ini dihiasi dengan berbagai ornamen, seperti kertas warna warni, uang, dan lain sebagainya. Panjang ini kemudian diarak kelililing kampung/kota diiringi...