Kemeriahan dapat dilihat sepanjang Jalan Sudiroprajan dengan adanya gunungan kue keranjang, atraksi barongsai, reog ponorogo dan kesenian Jawa lain serta hiasan lampion. Pemandangan yang dapat disaksikan di Solo, Jawa Tengah ketika Grebeg Sudiro. Grebeg Sudiro diadakan untuk memperingati Tahun Baru Imlek dengan perpaduan budaya Tionghoa dan jawa. Perayaan ini mulai dilaksanakan sejak 2007. Penggagas utamanya ialah Bapak Oei Bengki, Bapak Sarjono Lelono Putro dan Bapak Kamajaya yang kemudian mendapat persetujuan dari Kepala Kelurahan Sudiroprajan beserta jajaran aparatnya, para budayawan dan tokoh masyarakat serta LSM di Kelurahan Sudiroprajan. Orang-orang yang patut kita apresiasikan karena telah terlibat secara aktif mendorong pelaksanaan perayaan yang membangunkan rasa persatuan umat di Solo.
Ritual memandikan benda pusaka atau yang biasa disebut dengan jamasan sering dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah di pulau Jawa, termasuk di Bumijawa, Tegal. Pada 10 Rabiul Awal/Maulud, keturunan Mbah Cimuluk, disaksikan banyak masyarakat, mengadakan ritual jamasan di sebuah sumber mata air bernama Tuk Jimat. Benda pusaka yang dimandikan berupa bendi yang dianggap keramat. Di atas api dan kemenyan yang dibakar, bende keramat itu dimandikan. Selesai dimandikan, pensucian bende usai. Sesuai kepercayaan masyarakat, mereka berebut mengambil air bekas cucian. Air itu diyakini warga dapat mengobati berbagai penyakit. Ritual Jamasan Tuk Jimat Bulakan tidak berakhir dengan penyucian bende saja. Setelah jamasan, warga bersama-sama makan tumpeng hasil pertanian Bumijawa. Bende keramat diarak pulang untuk disucikan kembali tahun depan. Untuk menghibur warga, dipertunjukkan atraksi kuda lumping. Laksana orang kesurupan, kuda lumping memakan apa saja yang terlihat di depannya. I...
Mendem Ari-Ari (Menanam Plasenta Bayi) di Jawa Plasenta merupakan organ yang menjadi jalur hidup jabang bayi sebelum dilahirkan. Plasenta dalam bahasa Jawa sering disebut dengan istilah ari-ari. Menurut tradisi Jawa ari-ari atau plasenta bayi adalah batir (teman/saudara) yang menemani bayi sebelum dilahirkan. Hal ini disebabkan karena ari-ari selalu mengikuti kelahiran seorang bayi. Oleh karena itu untuk mengormati dan penjagaan terhadap ari-ari masyarakat Jawa yang masih menjaga tradisi selalu mendem ari ari (menanam ari ari) di dalam tanah dengan cara dan tempat yang baik. Adapun cara menguburkan ari-ari adalah sebagian berikut: 1.Setelah janig lahir, ari-ari dibersihkan oleh petugas kesehatan Beralaskan dau senthe, ari-ari dimasukan kedalam periuk yang terbuat dari tanah. Kemudian ditutup dengan cobek atau tempurung kelapa. 2.Di atas wadah diberi berbagai ubarampe atau barang syarat. Jenis-jenis umbere yang digunakan setiap daerah berbeda-beda. Di daerah penulis tepatny...
Melestarikan budaya Indonesia merupakan kewajiban setiap warga negara. kebudayaan tersebut bisa berupa kesenian makanan pakaian dan yang lain sebagainya. Salah satu dari budaya yang melekat di sebuah lembaga pendidikan tradisional di Indonesia yaitu Pesantren adalah budaya gotong royong dengan istilah Ro'an. Istilah ini umum di Sebutkan oleh para santri yang berada di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk mengistirahatkan gotong royong membersihkan lingkungan pesantren atau membangun lingkungan pondok pesantren. Sebenarnya Istilah gotong royong dengan roan secara kegiatan bisa diartikan sama yaitu kegiatan yang dilakukan bersama-sama untuk melakukan kegiatan supaya pekerjaan tersebut cepat terselesaikan. Biasanya di sebuah Pesantren akan ada pengumuman lewat pengeras suara bahwa waktu tertentu akan di laksanakan roan untuk kegiatan tertentu. Sehingga para santri yang berada di pesantren tersebut bisa mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan roan. Setelah Diumumkan lewat...
Sambatan - Masyarakat jawa, khususnya jawa tengah mungkin tidak asing lagi dengan istilah sambatan rumah. Sambatan rumah adalah ritual pengangkatan kap atap rumah dengan bergotong royong antar tetangga terdekat secara suka rela. Biasanya sambatan dilaksanakan setelah pilar-pilar rumah telah tegak berdiri, setelah rangka kap atap rumah jadi, barulah ritual sambatan dilaksanakan. Ritual dimulai dengan doa bersama, setelah selesai berdoa barulah sarapan bersama denga lauk pauk yang khas (ingkung ayam, urab, serta lalapan lainnya). Setelah sarapan sambatan dimulai, seluruh warga (orang yang ikut sambatan) bergotong royong mengangkat kap atap rumah bersama-sama. Setelah kap terpasang, setiap warga mempunyai peran masing-masing, ada yang bertugas memasang genteng, memasang reng, dan lain sebagainya. Namun, tahukah kamu? akhir-akhir ini tradisi sambatan sudah mulai jarang ditemui, karna memang tak semua model rumah bisa dilaksanakan ritual sambatan. Sambatan biasanya hanya dilakukan oleh r...
Wonosobo merupakan salah satu kota kecil yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kata Wonosobo sendiri merupakan kata yang diambil dari bahasa jawa, yaitu Wanasaba, yang memiliki arti “tempat berkumpul di hutan”. Memang benar, sejauh mata memandang, kota Wonosobo ini menampilkan pemandangan yang hijau. Kota yang memang sudah terkenal sebagai kota wisata dan tempat warga kota besar menghilangkan penat dari hiruk pikuk kota mereka. Sebagian besar wilayah kota Wonosobo merupakan dataran pegunungan, sehingga tak heran banyak potensi alam dan tradisional yang menjadi potensi wisata daerah ini. Salah satu potensi wisata terkenal yang dimiliki kota dingin ini adalah Pegunungan Tinggi Dieng. Pegunungan tinggi Dieng yang sering disebut dengan Negeri Diatas Awan ini sudah menjadi incaran bagi wisatawan dalam negeri hingga luar negeri. Bukan hanya keindahan alam saja yang disajikan, melainkan ritual-ritual dan tradisi yang masih melekat di daerah ini menjadi agenda tahunan para wisatawan. Salah...
Sebentar lagi bulan Ramadan tiba. Bulan yang dinanti-nanti oleh para muslimin di seluruh dunia. Di Indonesia bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dibanding bulan-bulan yang lainnya. Karena pada bulan ini lah banyak kegiatan keagamaan dan juga kegiatan budaya yang timbul dari akulturasi agama dan budaya setempat. Banyak kegiatan-kegiatan agama yang mengakar sehingga menjadi tradisi yang tidak boleh ditinggalkan oleh segenap masyarakat setempat. Rentetan kegiatan budaya dimulai dari datangnya bulan Ramadan seperti pawai menyambut Ramadan -dalam istilah kami disebut Grebeg Ramadhan- sampai di penghujung Syawal ada tradisi syawalan sampai tradisi weh-wehan (saling memberi). Tradisi ini patut kita jaga dan lestarikan supaya bangsa Indonesia mempunyai identitas diri dihadapan masyarakat dunia. Menunjukkan bangsa Indonesia punya peradaban yang tinggi dibanding negara-negara yang lainnya. Salah satu dari rentetan budaya pada saat datangnya bulan ramadhan adalah budaya mudik lebaran....
Tradisi dandangan adalah festival yang diadakan di Kudus, Jawa Tengah untuk menyambut Bulan Ramadhan. Tradisi ini ditandai dengan berkumpulnya PKL (Pedagang Kaki Lima) di sepanjang Jalan Sunan Kudus, hingga 3 kilometer. Nama Dandangan itu sendiri diambil dari suara tabuhan bedug masjid untuk menyambut Bulan Ramadhan. Barang yang dijual tidak hanya berupa makanan maupun minuman, tetapi juga kerajinan tangan, perabotan rumah tangga, baju, dan lainnya. Dikutip dari situs warisanbudaya.kemendikbud.go.id, awal mula tradisi dandangan adalah tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus setiap menjelang Ramadhan untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan awal puasa. Seiring dengan berkembangnya waktu, momentum ini juga dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan di sekitar masjid.
Khitanan atau sunatan pada zaman dahulu merupakan salah satu hajat dari setiap orang berumah tangga. Dizaman dahulu, pelaksanaan khitanan dilaksanakan sangat meriah. Si anak yang hendak disunat terlebih dahulu ditandu dan diiringi oleh tarian-tarian atau kesenian daerah yang ada di masyarakat setempat. Bagi yang memiliki uang lebih banyak anak naik kuda pilihan ada juga yang menggunakan sepeda unta. Keesokan harinya, setelah subuh atau sekitar jam lima pagi iring-iringan itu berangkat ke sungai dan si anak disuruh berendam terlebih dahulu. Setelah dirasa cukup berendam, si anak kemudian dibawa kembali ke rumah dan dimasukkan ke dalam krobongan (semacam ruang khusus untuk melakukan proses sunat). Di dalam krobongan juru khitan (dukun sunat) telah siap untuk melaksanakan tugasnya. Adapun alat yang digunakan untuk menyunat anak di zaman dahulu masih sangat sederhana dan jauh dari steril. Tanpa obat bius dan tanpa dijahit. Sehingga darah akan cenderung mengucur deras. Tidak jarang anak di...